Harmoni Tzu Chi Indonesia

Jurnalis : Willy, Fotografer : Willy

Sejak Jumat hingga Minggu, 16 – 18 Oktober 2015, sebanyak 64 relawan dan pengusaha asal Singapura mengunjungi Tzu Chi Indonesia untuk mendalami perjalanan misi Tzu Chi di Nusantara.

“Wah,” Soh Siew Kheng terkejut ketika menyadari bahwa dia harus menyusuri gang dengan lebar kurang dari satu meter di wilayah Pademangan Barat, Jakarta Utara pada Sabtu, 17 Oktober 2015. “Ini bukan sesuatu yang biasa kita temui di Singapura,” ceritanya di sela-sela kunjungan. Soh Siew Kheng merupakan salah satu dari 64 orang yang terdiri dari relawan Tzu Chi dan pengusaha asal Singapura yang melakukan kunjungan ke Indonesia selama tiga hari sejak Jumat hingga Minggu, 16 – 18 Oktober 2015.

Selama tiga hari, rombongan pengusaha dan relawan asal Singapura bersama relawan Tzu Chi Indonesia mengunjungi beberapa tempat: Tzu Chi Center, Kelurahan Pademangan Barat, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, dan Pondok Pesantren Nurul Iman.

Menurut Ketua Tzu Chi Singapura, Low Swee Seh, kunjungan ini bertujuan untuk mengajak para pengusaha Singapura untuk belajar mengenai penerapan misi Tzu Chi di Indonesia. “Serta mengajak mereka untuk melihat bahwa ada masyarakat yang masih membutuhkan sehingga sekembalinya ke Singapura, mereka dapat memberikan kontribusi ke masyarakat,” pungkas Low Swee Seh.

Rombongan asal Singapura ini berkesempatan mengunjungi beberapa tempat seperti Tzu Chi Center, Kelurahan Pademangan Barat, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, dan Pondok Pesantren Nurul Iman.

Evelyn (depan-kanan) belajar menghargai berkah dalam kunjungan ini.

Dia juga mengajak para pengusaha yang ikut dalam kunjungan ini untuk bersama-sama bersumbangsih di Tzu Chi. “Ketika mereka sudah melihat adanya masyarakat yang kesusahan, para pengusaha ini dapat membantunya,” pungkasnya.

Usaha Low Swee Seh tak sia-sia. Putri Soh Siew Kheng, Evelyn menuturkan bahwa kunjungan ke Tzu Chi Indonesia membuka matanya akan dunia yang baru, masyarakat yang masih hidup berkekurangan. “Di Singapura, kita tidak memiliki sebuah kesempatan untuk melihat perubahan yang signifikan layaknya yang dilakukan oleh Tzu Chi Indonesia dengan meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan begitu pesat dari sebelumnya,” ujar wanita yang juga akrab disapa Shu Li itu.

Bagi Evelyn, kunjungan ini juga memberikan pelajaran tersendiri. “Saya melihat para relawan begitu mensyukuri segala sesuatu yang mereka miliki. Mereka selalu berusaha tidak menyisakan makanan. Ini mengherankan, padahal mereka berasal dari ekonomi yang baik,” ujarnya.

Selama kunjungan ini, dia menyadari bahwa memang itulah filosofi yang selalu dibawa oleh insan Tzu Chi yaitu menghargai berkah. “Ketika di Singapura, kadang jika makanannya tidak saya sukai, saya buang begitu saja. Tapi kini, saya akan lebih menghargai segala sesuatu dalam hidup seperti makanan dan juga akan lebih menghargai orang-orang tanpa memandang latar belakangnya,” tambah Evelyn.

Evelyn berharap Tzu Chi Indonesia dapat berkembang lebih besar lagi sehingga dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas. “Indonesia itu begitu luas, sehingga dibutuhkan lebih banyak lagi orang yang berbuat baik bagi sesama. Kunjungan ini menunjukkan bahwa usaha kecil jika dilakukan bersama-sama akan memberikan dampak yang luar biasa,” pungkasnya.

Ketua Tzu Chi Singapura, Low Swee Seh bersama Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma (kanan) dan Komisaris DAAI TV, Mansjur Tandiono (kiri). Low Swee Seh berharap kunjungan ini dapat menginspirasi para pengusaha Singapura untuk berbuat baik bagi sesama.

Sok Hong Chaw, pengusaha pengembangan properti di Singapura (kiri) tersentuh dengan dedikasi para pengusaha yang bersumbangsih di Tzu Chi Indonesia.

Kesan serupa dirasakan oleh Sok Hong Chaw, seorang pengusaha pengembangan property di Singapura. “Saya sangat tersentuh,” ujar Sok Hong Chaw. Menurutnya, para pengusaha di Indonesia tak hanya mengeluarkan uang belaka untuk membantu sesama. “Banyak orang yang sangat kaya ingin melakukan kegiatan amal, tetapi tidak dapat berkembang sebaik ini,” ceritanya.

Lebih lanjut, menurutnya, kunci utama dari kegiatan amal Tzu Chi adalah kesungguhan hati untuk berbuat bajik. “Mereka menggunakan hati untuk mengelola misi amal ini dalam satu tim yang bersatu padu. Ini tidak dapat dilakukan oleh satu orang, juga bukan hanya dengan mempunyai uang maka semua beres. Mereka dapat berhasil karena menggunakan hati, dengan hati yang penuh cinta kasih,” tambahnya.

Seperti Evelyn, Sok Hong Chaw berharap bahwa bibit cinta kasih Tzu Chi dapat tersebar ke seluruh penjuru. “Kita bekerja di masyarakat, kita menggunakannya bagi masyarakat dengan cinta kasih dari lubuk hati. Sehingga bibit kebajikan ini terus berputar hingga masa yang akan datang,” tutupnya.


Artikel Terkait

Harmoni Tzu Chi Indonesia

Harmoni Tzu Chi Indonesia

20 Oktober 2015 Selama tiga hari, rombongan pengusaha dan relawan asal Singapura bersama relawan Tzu Chi Indonesia mengunjungi beberapa tempat: Tzu Chi Center, Kelurahan Pademangan Barat, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, dan Pondok Pesantren Nurul Iman.
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -