Harta Paling Berharga
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy LiantoPascaoperasi, relawan Tzu Chi membantu melepaskan perban mata dan membersihkan mata pasien untuk diperiksa kembali oleh dokter. |
| ||
Relawan Tzu Chi dan tim medis Tzu Chi telah berangkat dari penginapan sejak pukul 6 pagi. Semangat dan tekad para relawan Tzu Chi dan tim medis dalam menyembuhkan kesulitan warga di Padang patut untuk diteladani. Pada jam 8 pagi, para anggota TNI dari Komando Resort Militer (Korem) 032 telah berkumpul untuk mendengarkan sesi pembukaan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-79 ini. Baksos kesehatan ini terselenggara berkat kerjasama yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dengan Korem 032 Wiraparaja, Padang. Pada acara ini Chaidir, selaku Wakil Ketua Tzu Chi Padang memberikan penjelasan secara singkat mengenai sejarah tentang berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi dan visi serta misi Tzu Chi. ”Harta paling berharga bagi setiap orang adalah kesehatan, namun tidak sedikit orang yang terpaksa memilih mengorbankan kesehatan tubuhnya karena jerat kemiskinan,” ujar Chaidir kepada para peserta. Selain itu Chaidir juga menambahkan bila ingin menghapus kemiskinan maka hal yang harus dilakukan ialah menyembuhkan penyakit, dan dari sinilah misi kesehatan Tzu Chi terbentuk. Pada saat menyampaikan pidato di depan mimbar, Komandan Korem 032 Wirapraja Padang Kol. Inf. M. Bambang Taufik ingin mengucapkan terima kasih atas sumbangsih para relawan Tzu Chi dan Tim Medis Tzu Chi dalam baksos kesehatan ini. Selain itu ia juga mengimbau warga Padang agar lebih peduli terhadap masalah kebersihan lingkungan. “Supaya tidak sakit, lingkungan harus bersih,” jelas Bambang.
Keterangan :
Acara pembukaan Baksos Kesehatan Tzu Chi ditutup dengan penampilan lagu “Satu keluarga” yang disertai dengan gerakan isyarat tangan yang dibawakan oleh relawan Tzu Chi Padang, para anggota TNI, dan murid-murid SMA Negeri 1 Padang. Setelah kegiatan selesai, Komandan Korem 032 beserta relawan Tzu Chi berkeliling ke beberapa titik tempat pelaksanaan baksos kesehatan untuk melihat lebih dekat aktivitas para relawan dan tim medis. Pemeriksaan Mata Beberapa menit kemudian Bustami datang dengan didampingi oleh putrinya. Begitu datang, pelindung matanya dilepas dan dibersihkan oleh relawan Tzu Chi dan dibimbing menuju ruang poli mata untuk kontrol ke dokter mata. Setelah dicek oleh dokter, Bustami diberikan obat mata. Bustami pun bercerita bahwa kini matanya lebih jelas meski masih dengan jarak yang dekat. Oleh karena itu, dokter pun memberikan obat mata tambahan dan tablet vitamin untuk matanya.
Keterangan :
Pemeriksaan ulang pasien mata pada hari itu berlangsung dengan cepat. Setelah pemeriksaan mata selesai, para relawan Tzu Chi dan tim medis mulai berpencar ke beberapa titik baksos yang lain. Ada yang ke bagian bedah mayor untuk operasi penyakit hernia dan bibir sumbing atau ke bagian bedah minor untuk penyakit kalenjar getah bening atau Myop, karena pada hari ini semua kegiatan operasi di buka seluruhnya, sedangkan kemarin hanya khusus operasi katarak, hernia, dan bibir sumbing saja. Malu Kalau Kelihatan M. Nur yang bekerja sehari-hari sebagai petani padi dan penjual kelapa ini datang ke RS Dr Reksodiwiryo pada hari ini dengan diantar oleh temannya. Ia tinggal di Simpang Tiga, Kecamatan Lubuk Luang. Jarak antara rumahnya dan rumah sakit membutuhkan waktu 1 jam dengan menggunakan kendaraan umum. Ia menderita penyakit kalenjar getah bening di bagian pundak sebelah kanan. Pada tahun 1988, M. Nur mengetahui kalau di pundaknya timbul sebuah benjolan sebesar biji kacang. Ia pun mencoba berobat ke Jakarta. Di sebuah klinik, ia memeriksakan dirinya dan ternyata dokter mengatakan satu-satunya jalan untuk sembuh adalah dengan cara dioperasi. Berhubung benjolan tersebut tidak terasa sakit maka ia mengabaikan penyakitnya. “Kan nggak sakit, jadi nggak takut,” jelas M. Nur. Karena dibiarkan saja tanpa dirawat, benjolan tersebut tumbuh semakin besar. ”Kalau nggak dibuang, kelihatan teman-teman malu,” ungkap ayah dari 8 anak ini. M. Nur sendiri mengetahui adanya baksos kesehatan ini dari penyuluhan di kantor kecamatan setempat yang mengatakan bahwa ada baksos kesehatan untuk minor, yang mana penyakit kalenjar getah bening termasuk di dalamnya. Oleh karena itu, pada hari Sabtu lalu, tanggal 1 Oktober 2011, M. Nur memeriksakan diri di RS Dr. Reksodiwiryo dan Sabtu itu langsung dilaksanakan operasi pengangkatan kalenjar getah beningnya. Selama lebih kurang sembilan puluh menit lamanya, Nur menjalani operasi dan begitu selesai dirinya mendapatkan beberapa obat untuk luka di pundaknya. Seperti yang diucapkan oleh Chaidir, untuk menghilangkan kemiskinan di dunia maka setiap orang yang sakit harus disembuhkan. Hal ini seperti pesan Master Cheng Yen yang berbunyi, ”Hendaknya setiap orang bisa menyadari berkah yang dimilikinya serta bisa menghargai dan menciptakan kembali berkah tersebut.”
| |||
Artikel Terkait
Paket Cinta Kasih untuk 160 Orang Penyandang Disabilitas dan Warga Kurang Mampu
22 April 2022Sebanyak 160 orang penyandang disabilitas dan warga tidak mampu di Kel. Sesetan, Denpasar Selatan, Bali merasa berbahagia menerima bingkisan beras dari Yayasan Buddha Tzu Chi.
Menjadi Guru yang Humanis
23 Februari 2016Bakti Sosial Berbuah Sukacita
08 September 2022Berbekal kesempatan bersumbangsih bagi masyarakat luas, Tzu Chi Makassar bekerja sama dengan UPT Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan menggelar kegiatan donor darah dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia.