Harus Dimulai Dari Hati

Jurnalis : Jenny (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lukman (Tzu Chi Medan)
 
 

fotoBertempat di Sekolah W.R. Supratman II, siswa-siswi peserta kegiatan pelestarian lingkungan berlatih melakukan pemilahan sampah daur ulang demi satu upaya melestarikan lingkungan hidup dan bumi.

Cuaca yang mendung pada hari Minggu tanggal 20 Maret 2011 tidak membuat para pelajar SMP dan SMA W.R. Supratman II Medan mengurungkan niat mereka melakukan kegiatan pelestarian lingkungan bersama relawan Tzu Chi Medan. Pada pukul 09.00 WIB, ternyata langit menjadi cerah dan membuat semua yang terlibat dalam kegiatan itu bertambah semangatnya.

Relawan Tzu Chi Medan berbaur dengan para pelajar berkumpul di lapangan sekolah untuk mendengarkan pengarahan yang diberikan oleh relawan Tzu Chi lainnya. Sesi pengarahan itu kemudian diakhiri dengan berdoa bersama. Sehari sebelumnya, beberapa relawan Tzu Chi Medan juga telah melakukan sosialisasi kepada para pelajar mengenai Yayasan Buddha Tzu Chi. Mulai dari penjelasan mengenai misi visi Tzu Chi sehingga para pelajar ini menjadi lebih paham dan mengenal yayasan kemanusiaan yang berdiri sejak 45 tahun yang lalu ini.

Dalam sosialisasi itu, yang lebih difokuskan adalah pentingnya pelestarian lingkungan di masa sekarang ini. Banyak pelajar sudah sering mendengar kata “pelestarian lingkungan” tetapi tidak pernah memahaminya dengan baik. Pada saat itulah, relawan menjelaskan lebih lanjut hingga akhirnya dapat membuat semua pelajar yang hadir mengerti pentingnya pelestarian lingkungan demi kelangsungan bumi.

Di akhir acara sosialisasi itu, relawan mengajak para pelajar untuk berdoa bagi saudara-saudara kita yang berada di Jepang yang sekarang sedang tertimpa bencana. Para pelajar pun dengan sukarela memberikan sumbangan. Besarnya jumlah sumbangan yang diberikan tidaklah penting, namun besarnya kasih sayang yang diberikan oleh para pelajar kepada sesama itulah yang paling utama.

foto  foto

Keterangan :

  • Tanpa ragu, para relawan bersama dengan para pelajar mengetuk satu demi satu pintu rumah warga mengajak mereka turut bersumbangsih bagi pelestarian lingkungan. (kiri)
  • Dunia yang lebih bersih dan indah, itulah yang sedang diupayakan oleh para pelajar ini. (kanan)

Pada kegiatan pelestarian lingkungan ini, para pelajar dan relawan dibagi menjadi lima kelompok. Empat kelompok pertama diarahkan ke beberapa perumahan yang ada di sekitar sekolah untuk menggalang sampah daur ulang. Sementara, kelompok terakhir bertugas memilah-milah sampah daur ulang yang telah dibawa dan dikumpulkan empat kelompok lain dari rumah warga maupun sekolah.

Semua anggota empat kelompok pertama menuju ke perumahan dan mengetuk satu demi satu pintu rumah warga. Mereka bertanya, “Apakah di rumah Anda memiliki sampah-sampah daur ulang seperti koran, kardus, kaleng, botol plastik atau kaca?” Tak lupa relawan juga menggunakan kesempatan itu untuk menjelaskan tujuan dari pengumpulan sampah-sampah daur ulang ini. Saat itu dijelaskan, sampah daur ulang yang terkumpul setelah dipilah akan dijual dan dana yang terkumpul digunakan untuk menyokong kegiatan operasional DAAI TV.

Rupanya hampir semua warga di perumahan ini sudah mengenal Tzu Chi lewat DAAI TV. Mereka sendiri mengaku merasakan manfaat setelah menjadi pemirsa DAAI TV yang selalu memberitakan kebenaran, kebajikan, dan keindahan di setiap tayangannya. Apalagi ternyata sebagian besar warga di perumahan ini adalah pemirsa setia drama di DAAI TV. Banyak komentar positif mengenai tayangan drama di DAAI TV yang mengajarkan arti kehidupan yang sesungguhnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Usai memilah sampah daur ulang, para relawan dan pelajar saling berbagi pengalaman tentang apa yang mereka rasakan satu hari itu. (kiri)
  • Seorang ibu dengan hati gembira memberikan sampah daur ulang yang ia miliki kepada relawan yang datang mengetuk pintu rumahnya. (kanan)

Waktu tak terasa berlalu dengan cepat. Dua jam sudah semua relawan dan pelajar mengumpulkan sampah daur ulang. Kini semuanya telah kembali ke titik awal yakni di Sekolah W.R. Supratman II. Saat itu, banyak orang yang bertanya-tanya kenapa barang-barang yang masih terkesan baik sudah dibuang. Inilah pelajaran yang kemudian dipetik oleh para guru dan pelajar sewaktu melakukan pemilahan sampah. Sebab pada saat itu banyak ditemukan buku-buku dengan kualitas sangat baik yang sudah sangat jarang ada di pasaran.

Lelah tetapi bahagia, itulah kesan-kesan yang didapat pada saat dilaksanakannya acara sharing bersama setelah kegiatan pelestarian lingkungan. Banyak pelajar mendapatkan pelajaran positif setelah mengikuti kegiatan tersebut. Sesuatu yang sangat berkesan karena berkat sepasang tangan dan sebuah niat baik dari hati, para pelajar ini juga dapat membuat dunia menjadi lebih indah. Inilah yang seharusnya dilakukan oleh para kawula muda saat ini untuk bumi yang kita cintai bersama.

  
 

Artikel Terkait

Internasional: “Sahabat El Savador”

Internasional: “Sahabat El Savador”

17 November 2011 Tanggal 4 November di Taipei Taiwan, Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi menerima penghargaan “Sahabat Bagi El Savador”. Penghargaan ini mengakui upaya tanpa pamrih dari Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Tzu Chi  dalam membantu korban gempa bumi dan angin topan di El Salvador selama 10 tahun terakhir
Bekal untuk Generasi Sehat dan Cerdas

Bekal untuk Generasi Sehat dan Cerdas

05 Juli 2023

Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas dari unit Sungai Perak Estate di Kutai Barat menggelar penyuluhan kesehatan untuk ibu hamil dan ibu yang memiliki balita agar anak-anaknya tumbuh dan berkembang maksimal pada Jumat, 30 Juni 2023.

Suara Kasih : Pencerahan di Tengah Masyarakat

Suara Kasih : Pencerahan di Tengah Masyarakat

21 Juli 2010
Sesungguhnya, penempelan Kata Perenungan Jing-Si disosialisasikan pertama kalinya oleh insan Tzu Chi di daerah Wenshan, Taipei. Pada tahun 2004 lalu, mereka mulai mensosialisasikan Kata Perenungan Jing-Si.
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -