Hati Buddha, Tekad Guru

Jurnalis : Budi Suparwongso (He Qi Utara), Fotografer : Budi Suparwongso (He Qi Utara)
 
 

fotoSalah satu relawan, Lulu Shijie, berbagi semangat dengan para relawan lainnya dengan tema “Hati Buddha dan Tekad Master”.

Pagi hari yang cerah dan sejuk di sepanjang jalan menuju Gedung ITC lantai 6 tempat di mana kantor yayasan Buddha Tzu Chi berada. Sesampainya di sana pada pukul 7 pagi tampak beberapa relawan sedang asyik mempersiapkan perlengkapan untuk acara pelatihan calon komite. Satu demi satu calon komite tahun 2011 dan para Komite Tzu Chi berdatangan mengisi daftar hadir. Total ada 28 Calon Komite dan 22 Komite yang mengisi daftar hadir pada pelatihan tanggal 30 Oktober 2011 ini.

 

Hari itu terasa kental dengan semangat aspirasi luhur Tzu Chi yaitu, status semua makhluk hidup adalah setara, dan setiap orang memiliki benih Buddha. Keseluruhan acara dipandu oleh Erni Shijie dan seperti biasa acara Tzu Chi selalu diawali dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen dan diikuti dengan menyanyikan Mars Tzu Chi. Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan Ikrar Pelantikan Komite dan 10 Sila Tzu Chi.

Bagian inti yang pertama pada pelatihan ini adalah Tata Krama Praktisi Buddhis yang dibawakan oleh Siu Ce Shijie. Tentu saja yang dimaksud dengan Tata Krama di sini adalah tata cara penghormatan umat Buddha ala Tzu Chi. Pada bagian kedua, Hendry Shixiong  membantu menerjemahkan petunjuk dari  Siu Ce Shijie yang bertemakan “Melantunkan Sutra Lotus”. Kita yang sudah bertemu ajaran Buddha hendaknya tidak lagi menciptakan karma buruk sehingga bisa terhindar dari 3 (tiga) alam rendah dan supaya bisa terlahir kembali di alam manusia.

foto  foto

Keterangan :

  • Minggu, 30 Oktober 2011, diadakan pelatihan bagi calon Komite yang akan dilantik. (kiri)
  • Sebanyak 28 relawan calon komite ini akan dilantik menjadi komite di Hualien, Taiwan. (kanan)

Setelah itu sesi selanjutnya dibawakan oleh Lulu Shijie dengan tema “Hati Buddha dan Tekad Master”. Kita datang ke Tzu Chi agar kebijaksanaan kita bisa muncul seperti  pepatah yang mengatakan “Hati Buddha welas asih, batin yang jernih”. Mari kita belajar menyadari kebenaran yang diajarkan Sang Buddha. Tekad guru adalah menciptakan Boshisatwa di dalam masyarakat dan menjalankan ajaran Bodhisatwa di dunia. Bodhisatwa adalah orang yang sudah tersadarkan dirinya kemudian ikut menyadarkan orang lain. Master Cheng Yen sendiri mau meningkatkan welas asih maka kita harus memberi ketenangan dan ikut menghilangkan penderitaan di masyarakat. Bila sudah bisa memberi tanpa pamrih dan mewujudkan keharmonisan barulah manusia bisa bersatu. Inilah tujuan Master Cheng Yen. “Jangan menjadi murid hanya dekat dengan saya, tapi dekatlah dengan hati saya,” demikian kata Master Cheng Yen.

Rupang Buddha yang mirip Master Cheng Yen juga akan dipasang di Aula Jing Si supaya Buddha selalu dekat dengan kita. Latar belakang rupang Buddha terbuat dari mozaik yang menunjukkan persisnya letak posisi bintang-bintang di langit pada saat pertama kali Tzu Chi didirikan pada tanggal 24 Maret 1966.

Zaman Buddha dulu tidak ada rupang, tidak ada gambaran pasti bagaimana wujud rupa Sang Buddha. Rupang Buddha yang umum di Zaman sekarang membentuk mata Buddha yang welas asih, kupingnya panjang, berjubah emas. Kalau rupang Buddha di Tzu Chi berbeda bentuknya, di Tzu Chi melambangkan hakikat Kebuddhaan, sangat dekat dengan manusia. Master Cheng Yen ingin agar kita semua dekat dengan Sang Buddha. Karena di Bumi ada kehidupan, maka Buddha datang untuk membimbing manusia. Sulit untuk terlahir sebagai manusia maka kita harus bersyukur. Kalau umur kita sudah 60 tahun maka rata-rata kita sudah tidur sebanyak 20 tahun dengan asumsi kita tidur selama 8 jam sehari. Kalau kita tidur lebih sedikit berarti kita lebih beruntung (karena bisa berbuat kebajikan lebih banyak).

foto  foto

Keterangan :

  • Huang Wen Qin Shixiong yang berasal dari Taiwan menyampaikan sharingnya selama menjadi relawan.(kiri)
  • Pada akhir acara, beberapa relawan menyampaikan sharingnya, salah satunya Mutiara Shijie yang berasal dari Batam. (kanan)

Bersumbangsih Sepenuh Hati
Banyak penderitaan di sekitar kita. Apakah ada yang ikut survei Kasus?  Sejak awal  Huang Wen Qin Shixiong sudah dibawa oleh pembimbingnya untuk ikut survei kasus. Memang kotor, tetapi Master Cheng Yen mangatakan bahwa harus pergi sendiri, jika tidak berani survei berarti tidak boleh jadi komite. Master Cheng Yen tidak pernah mau menerima sumbangan yang tidak diperlukan. Hal itu merupakan wujud teladan dan keteguhan Master Cheng Yen untuk bersikap mandiri.

Tzu Chi selalu bersumbangsih ke tempat-tempat bencana. Seiring dengan berjalannya waktu, karakter manusia akan terbentuk. Saat Huang Wen Qin Shixiong pertama kali mendengar Master Cheng Yen berkata Duo Yong Xin (lebih sepenuh hati), ia pun menangis. Bertekad itu mudah tapi memegang teguh itu yang sulit. Banyak orang menganggap dirinya sudah lulus jika telah dilantik menjadi Komite, padahal bukan itu maksudnya. Melakukan misi harus dengan rendah hati, tulus, dan penuh tata krama. Jadi mempertahankan tekad itu sangat sulit.

Ada pepatah mengatakan, ladang yang ditanami tidak mudah dipenuhi oleh rumput liar. Insan Tzu Chi tidak pernah cuti menanam ladang berkah. Kalau Master Cheng Yen ikut cuti, bagaimana pula tanggung jawab Master kepada Sang Buddha? Bila ada masalah, gunakan saja kata-kata  dan ajaran Master Cheng Yen sebagai renungan bagi diri sendiri. “Saya dulu pernah buat desain kartu untuk komite dan lain-lain, karena masih kurang bijaksana saya buat puluhan desain. Master Cheng Yen  juga banyak kritik tentang desain-desain itu. Kalau Master Cheng Yen bilang bagus, itu belum cukup, harus ada orang lain lagi yang bilang bagus, baru disetujui. Master Cheng Yen orang yang rendah hati. Kadang saya juga terpengaruh oleh  emosi, tetapi teringat oleh kata-kata Master Cheng Yen saya menjadi tidak marah. Berlapang dada, berhati tulus.  Ajaran Buddha harus kita ingat selalu supaya bisa langsung keluar saat diperlukan, jadi kita tidak perlu terlalu risau. Jadi kita di Tzu Chi sama-sama menjalankan misi. Tidak menyesal ikut Tzu Chi,” ucap Huang Wen Qin Shixiong.

Kami ucapkan selamat kepada para relawan yang akan dilantik sebagai komite baru di Taipei, Taiwan. Semoga semangat dan aspirasi luhur Tzu Chi akan selalu bersemi di hati masyarakat dan pada akhirnya akan menyucikan hati seluruh umat manusia, seperti perkataan Master Cheng Yen, “Masalah di dunia tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, dibutuhkan uluran tangan dan kekuatan banyak orang untuk dapat menyelesaikannya.”

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Semangat Tzu Chi

Suara Kasih: Semangat Tzu Chi

16 Oktober 2010
Inilah yang dimaksud dengan sebutir benih tumbuh menjadi tak terhingga berasal dari sebutir benih. Saya berharap kelak setiap orang dapat mengemban misi Tzu Chi dan menyelami ajaran Jing Si.
Menjadi Aliran Jernih, Mencatat Sejarah Tzu Chi

Menjadi Aliran Jernih, Mencatat Sejarah Tzu Chi

21 November 2014

Zhen Shan Mei Camp ke-2 (15 - 16/11) bertemakan, “Di Dalam Keindahan Ada Aku, Anda, dan Dia” yang diselenggarakan di Aula Jing Si telah usai. Namun, semangat untuk mencatat sejarah Tzu Chi dan menjadi aliran jernih masih menyelimuti para peserta kamp. Bagaimana tidak? Dalam kamp ini dihadirkan trainertrainer yang sudah lama berkecimpung dalam perkembangan relawan Zhen Shan Mei di Taiwan. Sebut saja Lai Rui Ling, Dylan Yang, Zhang Yi Hong, Zhuang Hui Zhen, dan Xiao Hui Ru.

Memulihkan Kehidupan Pascalongsor dan Banjir Bandang di Desa Simangulampe

Memulihkan Kehidupan Pascalongsor dan Banjir Bandang di Desa Simangulampe

15 Maret 2024

Komunitas relawan Tzu Chi Asuransi Sinar Mas meluncurkan Humbang Ecoprint bagi warga terdampak longsor dan banjir bandang di Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara.

Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -