Hati Ibu
Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara)
|
| ||
Seusai mendengar pesan cinta kasih Master Cheng Yen acara dilanjutkan dengan sharing Amelia Shijie yang membawakan tema berupa “Menyayangi, menghormati dan berbakti kepada Ibu”. “Sebandel-bandelnya anak, bagaimanapun seorang ibu pasti akan tetap menyayangi anaknya. Kesalahan-kesalahan anaknya tidak pernah tidak dimaafkan oleh seorang ibu,” demikian ujar Amelia Shijie. Amelia Shijie juga memaparkan tentang hati seorang ibu yang begitu luar biasa. Di mata seorang ibu anak adalah segala-galanya. Ibu adalah seorang yang selalu mencintai, memberi apa saja yang bisa diberikan kepada anak anaknya tanpa pamrih. “Sikap luhur seorang ibu harus kita hormati dan junjung tinggi, lalu dilanjutkan dengan menjadi seorang anak yang penurut. Karena dengan menjadi seorang anak yang menuruti nasihat orang tua itu juga sudah merupakan salah satu wujud bakti seorang anak kepada orang tuanya. Jangan sampai suatu saat timbul rasa penyesalan karena tidak berbakti terhadap orang tua. Oleh karena itu marilah kita menyayangi orang tua kita. Jangan sampai penyesalan itu datang dan kita tidak ada lagi kesempatan untuk berbakti kepada mereka,” sambung Amelia Shijie lugas.
Keterangan :
Pada sesi ini Amelia Shijie juga mengajak hadirin untuk sharing. Para Gan En Hu yang memang sudah cukup berumur dan dewasa sudah paham akan pentingnya berbakti kepada orang tua serta jasa jasa orang tua terhadap anaknya, namun bagaimana dengan anak-anak asuh Tzu Chi? “Dulu saya tidak paham dan selalu membuat orang tua cemas, namun sekarang saya sangat menyayangi kedua orang tua saya. Saya selalu menuruti nasihat mereka dan saya sangat memahami kondisi mereka,” kata Kartika Rahmadanti (16). Ketika ditanya memahami apanya? Ia menjawab, “Memahami kalau kondisi perekonomian orang tua dalam keadaan kesulitan, sehingga tidak akan meminta apapun yang tidak mungkin bisa dipenuhi oleh orang tuanya.” Sunguh luar biasa anak asuh Tzu Chi ini. Seiring berjalannya waktu mereka semakin paham akan arti dari saling menyayangi dengan bisa memahami kondisi orang tua sehingga tidak mau membuat orang tua mereka menjadi cemas. Pada kesempatan ini Amelia Shijie juga mengajak hadirin untuk berani berbagi melalui sharing. Kali ini anak Gan En Hu dari Ardi Sofyan berbagi dalam acara ini. “Ada orang bilang seorang ibu bisa memberi makan serta membesarkan 7 orang anaknya. Memberi pendidikan dan lain sebagainya sampai dewasa. Namun apakah ketujuh anaknya kelak setelah dewasa bisa atau mampu menghidupi ibunya itu? Jawabannya belumlah tentu,” ujarnya. Memang benar apa yang dipaparkan oleh Rudy, putra dari Ardi Sofyan yang menderita sakit gagal ginjal. Kasih ibu tiada batas, setinggi langit sedalam samudra. “Sosok ibu adalah sosok yang patut ditiru. Seperti kata Master Chen Yen, ada dua hal yang tidak bisa ditunda, berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan. Oleh karena itu kita harus menjadi orang yang berbakti kepada orang tua, selanjutnya mencoba belajar berhati seorang ibu. Kalau kita berhati seorang ibu tentunya kita akan menyayangi semua orang yang kita temui dan kita kenal. Dengan berhati ibu kita bisa menyayangi tanpa pamrih dan iklas,” demikian Rudy mengakhiri sharingnya. “Berbakti kepada orang tua tidak perlu berupa hadiah, kado yang terpenting adalah sebuah hati yang mau memberi kedamaian untuk orang tua dengan menuruti serta mendengar semua nasihat mereka. Dengan demikian mereka sudah merasa sangat bahagia dan gembira,”demikian Amelia Shijie mengakhiri sharingnya.
Keterangan :
Selanjutnya para hadirin diajak bersama membawakan lagu isyarat tangan “Satu Keluarga”. Lina Shijie yang selalu mengajari anak-anak asuh dan Gan En Hu lagu isyarat tangan mengajak anak asuh untuk bersama maju ke depan memeragakan lagu isyarat tangan bersama. Syair lagu sudah dihafal oleh seluruh Gan En Hu dan Anak Asuh, begitu juga gerakan isyarat tangan juga sudah banyak yang menghafalnya. Relawan dan Gan En Hu serta anak asuh begitu larut dalam lagu itu, terlihat tangan mereka bergandengan begitu erat penuh kekeluargaan. Senyuman tulus terpancar di raut wajah mereka. Mata mereka memancarkan sinar cinta kasih. Suasana penuh keceriaan menghangatkan ruangan lantai satu Jing Si Books & Café Pluit, Jakarta Utara. Lalu acara dilanjutkan dengan pembagian amplop cinta kasih dari Yayasan Buddha Tzu Chi untuk Gan En Hu serta para anak asuh. Mereka terlihat begitu rapi dan khidmat. Dengan membungkuk 90 derajat relawan menyerahkan amplop cinta kasih, dengan hati yang penuh rasa syukur Gan En Hu dan anak asuh menerima dengan sukacita. Setelah itu doa bersama diiringi lagu cinta dan damai. Suasana pun hening penuh kekhusyukan. Semua berdoa semoga dunia bebas bencana, seluruh mahluk selamat sentosa dijauhi malapetaka, menyayangi menjaga seluruh isi bumi, dunia dipenuhi cinta dan perhatian. Jam dinding menunjukan pukul 11.40 WIB, kegiatan hari ini pun usai sudah. Semoga dengan diterimanya bingkisan cinta kasih ini sedikit banyak akan meringankan penderitaan Gan En Hu yang sedang menjalani pengobatan, serta anak-anak asuh akan semakin giat dalam belajar untuk mengejar cita-cita mereka. Kepada relawan Tzu Chi yang senantiasa bekerja tanpa pamrih, semoga ke depan semangat ini akan terus berkobar dalam kobaran cinta kasih universal. | |||
Artikel Terkait
Donasi Sembako dari PT Berkah Prima Perkasa TBK
22 Oktober 2021“Ayo Memotretâ€
08 Maret 2011 Terinspirasi oleh pelatihan 3 in 1 (menulis, foto, dan video) yang ia dan beberapa muridnya ikuti di He Qi Utara beberapa waktu yang lalu, Herfan Budi Harto, guru mata pelajaran sosiologi dan Heny Tri Wulandari, guru Bahasa Indonesia SMA Cinta Kasih Tzu Chi pun menggagas sebuah kelas ekstrakulikuler jurnalistik.Pelajaran Hidup dari Secangkir Teh
17 Mei 2019Harum teh yang tengah diseduh memenuhi ruangan tea ceremony di Gedung Gan En Lou sepanjang hari itu. Wanginya menenangkan. Para peserta kelas seni meracik teh pun larut dalam kedalaman makna dan filosofi secangkir teh yang tengah dijelaskan oleh Lao Shi Li Liuxiu, salah satu guru yang didatangkan langsung dari Tzu Chi Taiwan.