Hidup Adalah Pilihan

Jurnalis : Hendra Gunawan (He Qi Barat), Fotografer : Hendra Gunawan, Riadi (He Qi Barat)
 
 

fotoDengan penuh kasih sayang relawan Tzu Chi memberi perhatian dan memotivasi semangat anak-anak Panti Asuhan Putra Utama, Cengkareng, Jakarta Barat pada Minggu, 6 Juni 2010.

Minggu, 6 Juni 2010, relawan Tzu Chi berkunjung ke Panti Asuhan Putra Utama di Cengkareng, Jakarta Barat. Ini bukanlah kali pertama relawan Tzu Chi mengunjungi panti ini. Cukup banyak relawan yang terlibat, mulai dari relawan abu putih, biru putih, dan relawan yang baru pertama kali ikut kegiatan Tzu Chi – memakai rompi. Tujuan kunjungan kali ini adalah untuk memberikan motivasi kepada anak–anak panti agar tetap memiliki semangat untuk bersekolah.

Salah satu caranya adalah dengan mengajak mereka menyaksikan film yang mengisahkan perjuangan teman–teman sebaya yang berjuang untuk dapat bersekolah.

Jauh dari Orang Tua
Setibanya di sana, para relawan melakukan briefing terlebih dahulu. Para relawan diminta untuk membantu anak–anak merapikan tempat tidur mereka sebelum berkumpul di aula untuk mengikuti rangkaian acara hari itu. Setelah berkumpul, maka dimulailah acara “Nonton Bareng”. Setelah film selesai diputar, anak–anak diminta untuk sharing tentang apa yang didapat dari film tersebut dan juga latar belakang kehidupan mereka. Dari sharing tersebut maka diketahui jika mereka datang dari berbagai macam latar belakang kehidupan, mulai dari broken home, ditelantarkanoleh orang tuanya, dan ada juga yang tertangkap pada saat razia anak jalanan dan pengemis.

foto  foto

Ket : - Perhatian yang diberikan tidak harus dalam bentuk barang, tapi juga kesediaan kita untuk berinteraksi             dengan mereka. (kiri)
         - Relawan memberikan buku tulis, pulpen, dan makanan untuk menambah motivasi anak-anak agar lebih             giat bersekolah. (kanan)

Menurut Egi, salah satu penghuni panti tersebut, dia menjadi penghuni panti asuhan tersebut karena tertangkap oleh petugas dari Dinas Sosial DKI Jakarta. ”Pada saat itu saya sedang duduk–duduk di dekat lampu merah, seusai aplusan (berganti giliran –red) dengan teman saya menjadi kondektur bus, saya lalu ditangkap oleh petugas dan dibawa kemari,” ungkap Egi dalam sharingnya. Lalu seorang relawan menanyakan tentang latar belakang dan kehidupan orang tuanya. Dia pun menuturkan bahwa orang tuanya adalah seorang pengamen, sehingga dia berusaha mencari tambahan untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari–hari dengan menjadi kondektur angkutan umum. Egi pun mengungkapkan bahwa hari itu adalah hari keempat ia tinggal di panti asuhan ini. “Orang tua saya belum mengetahui (saya di sini). Saya sangat kangen sama orang tua saya.” Relawan Tzu Chi kemudian menghiburnya dengan cara membantunya untuk menghubungi kedua orang tuanya dengan bantuan pengurus panti.

foto  foto

Ket: - Anak-anak juga diajarkan untuk berani mengungkapkan pendapatnya dalam sesi sharing dengan             relawan Tzu Chi. (kiri).
         - Mayoritas anak-anak panti ini berasal dari keluarga yang tidak mampu. Relawan memberi mereka             "semangat untuk mau belajar dan meraih kehidupan yang lebih baik. (kanan)

Kemudian relawan bertanya kembali, “Apakah adik menyesal ada di panti ini?” Dengan tegas Egi menjawab, “Tidak. Saya tidak menyesal karena di sini saya bisa belajar banyak, karena saya sudah putus sekolah sejak kelas 3 SD.” Sebagai penutup acara hari itu, ada seorang relawan yang memberikan sebuah cerita motivasi yang intinya memberikan semangat kepada anak–anak panti untuk tetap bersemangat sekolah. Ia memberikan sebuah pesan dan kata penyemangat.“Hidup itu adalah pilihan, dan pilihan itu adalah apa yang kita lakukan hari ini. Jika ingin menjadi orang yang sukses, maka lakukan hal–hal yang berguna dan jangan bermalas–malasan,” katanya berpesan.

Setelah memberikan cerita motivasi tersebut maka para relawan bersama dengan anak–anak melakukan bahasa isyarat tangan “Satu Keluarga”. Setelah itu relawan memberikan beberapa buah buku tulis, pulpen, dan makanan untuk dinikmati bersama. Sebuah perhatian yang sederhana, namun jika dilakukan dengan ketulusan dan penuh rasa cinta kasih, maka akan menjadi sebuah kenangan indah yang selalu tertanam di dalam sanubari mereka.

  
 
 

Artikel Terkait

Semangat Waisak di Hati Bodhisatwa Cilik

Semangat Waisak di Hati Bodhisatwa Cilik

04 Juni 2012 Meski sudah hampir sebulan berlalu, semangat Waisak di hati insan Tzu Chi belum luntur. Setelah kantor-kantor penghubung Tzu Chi di seluruh Indonesia melaksanakan prosesi pemandian rupang Buddha, kali ini giliran Sekolah Tzu Chi Indonesia mengadakan prosesi yang sama bagi murid-murid.
Mengenal Tzu Chi Lebih Dekat

Mengenal Tzu Chi Lebih Dekat

06 Juni 2014 Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Mulyono beserta 30 anggota dan petinggi Kodam Jaya berkunjung ke Tzu Chi Center, Jakarta Utara. Pukul 11.20 WIB tepat rombongan tiba di Tzu Chi Center dan langsung disambut dengan hangat Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma beserta relawan komite lainnya.
Gempa Jepang : Demi Niat yang Mulia

Gempa Jepang : Demi Niat yang Mulia

07 April 2011 Penggalangan dana bagi korban bencana gempa dan tsunami di Jepang terus berlanjut. Kali ini relawan Tzu Chi Bandung menggalang dana di salah satu factory outlet di Kota Bandung, yaitu Rumah Mode yang berlokasi di Jl. Setiabudhi No. 41.
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -