Pada penyuluhan ini dr. Monalisa Silaen menyampaikan materi bahaya rokok dan minuman keras.
“Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri”.
(Kata Perenungan Master ChengYen)
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Seiring dengan perkembangan zaman, masalah remaja pun bertambah seperti masalah pergaulan bebas, tawuran, memakai narkoba, merokok, meminum minuman alkohol, dan masih banyak lainnya. Meningkatkan pengetahuan remaja melalui penyuluhan kesehatan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan dalam memberikan pemahaman dan pembinaan kepada para siswa tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan diri.
Relawan Tzu Chi di Xie Li Kalimantan Timur 1 memberikan penyuluhan kesehatan remaja untuk siswa SMP Eka Tjipta Foundation 01 Kongbeng, Kamis (31/8/23). Bahaya rokok dan minuman keras menjadi materi penyuluhan. Hal ini terkait dengan kenakalan remaja saat ini yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar terhadap sesuatu hal. Seperti selalu ingin mencoba untuk merokok ataupun minum minuman keras demi terlihat keren di kalangan remaja seusianya, sehingga apabila mereka tidak mendapatkan informasi dan edukasi yang benar, maka akan berdampak negatif pula terhadap kesehatan diri para remaja tersebut.
Suasana penyuluhan yang dikemas santai dan serius.
Dalam materinya, dr. Monalisa Silaen menyampaikan secara detail bahaya merokok dan minum minuman keras. Dalam rokok dan minuman keras terdapat banyak bahan kimia berbahaya bagi kesehatan, apalagi jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
“Merokok dan minum minuman keras itu membuat anak-anak mengalami gejala kurang fokus atau sulit dalam memahami pelajaran karena akan mengalami penurunan daya tangkap, kurang aktif, akan mengalami kecemasan hingga menyebabkan anak tersebut mengalami depresi,” jelasnya di hadapan siswa.
“Dan jika kebiasaan negatif (merokok dan minum minuman keras) tersebut dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu panjang, tidak menutup kemungkinan memicu sejumlah penyakit bahkan hingga kematian,” sambungnya.
“Dok, kenapa merokok dapat menyebabkan kematian? Bukankah semua manusia suatu saat pasti mati juga?” tanya Hendri disertai tawa seluruh temannya, termasuk relawan dan dokter. Dokter Mona segera menjawab pertanyaan ini. “Memang, setiap manusia itu pasti akan meninggal, tetapi dengan tidak merokok itu setidaknya bisa lebih mengurangi risiko agar tidak terserang penyakit yang diakibatkan oleh rokok. Dalam kata lain dapat sedikit memperpanjang hidup setiap manusia,” ucapnya.
Sesi tanya jawab dimanfaatkan siswa untuk lebih tahu bahaya rokok dan minuman keras.
Di ujung acara, Julivianni, salah satu relawan yang sejak awal memandu penyuluhan ini berbagi pengalaman hidupnya. “Ayah saya pernah terserang penyakit serius akibat mengonsumsi rokok secara berlebihan dalam jangka waktu yang panjang, sehingga hal tersebut mengharuskan ayah saya masuk ke dalam ruang ICU. Beruntung Tuhan masih memberi kesempatan ayah saya untuk hidup. Sejak saat itu ayah saya pun tersadar dan akhirnya beliau mau mengubah pola hidupnya dengan tidak mengkonsumsi rokok lagi,” ujarnya.
Penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada siswa dan siswi bahwa merokok dan minum minuman keras itu akan merugikan diri sendiri dan keluarga di rumah.
Editor: Khusnul Khotimah