Hidup Bersahaja Tanpa Lupa Berbuat Kebajikan
Jurnalis : Natalina Thomas (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lukman, Pieter Chang (Tzu Chi Medan) * Mujianto mewakili Master membagikan angpao. | Bertempat di Restoran Ria, Medan, Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Perwakilan Medan mengadakan Acara Pemberkahan Akhir Tahun 2008, Kamis (22/1) malam. Acara Pemberkahan Akhir Tahun yang merupakan salah satu ajang Tzu Chi untuk berterima kasih kepada para relawan dan donatur yang telah bersumbangsih selama tahun 2008, juga hari berkumpulnya sesama keluarga besar Tzu Chi, kali ini dihadiri oleh sekitar 1.200 orang donatur dan 170 relawan. |
Tahun baru telah tiba, Tzu Chi sangat berharap melalui acara ini dapat terkumpul niat kebajikan semua orang, semoga batin umat manusia dapat dijernihkan, masyarakat aman sejahtera dan dunia terbebas dari bencana. Dengan tema ”Giat mempraktikkan ajaran dan semangat Tzu Chi dengan bersumbangsih dalam masyarakat”, insan Tzu Chi diminta agar lebih rajin mengembangkan diri di jalan Bodhisattva dan mengajak lebih banyak orang berbuat kebajikan, bersumbangsih tanpa mengeluh dan tanpa penyesalan. Acara diawali dengan penayangan kiprah relawan Tzu Chi Medan selama setahun ini di dalam masyarakat, dengan disertai alunan lagu “Sutra Amitharta”, seluruh relawan yang terlibat dalam setiap kegiatan Tzu Chi naik ke atas pentas sesuai urutan tayangan di layar. “Mereka semua patut diberi ucapan terima kasih dan tepuk tangan sebanyak-banyaknya karena sudah menjalankan misi-misi Tzu Chi dengan baik. Tzu Chi tidak memandang suku dan agama, dan semoga semakin banyak orang yang mau menjadi relawan Tzu Chi. Harapan saya adalah Tzu Chi semakin berkembang dalam menjalankan misi-misinya,” kata Teti (38 tahun), salah satu donatur yang hadir. Para relawan senior tampil menghibur dengan memperagakan lagu Da di he feng (Suasana Batin yang Harmonis), sedangkan relawan junior memperagakan lagu Li zan (Puja Penuh Hormat). Seluruh hadirin terpaku dalam suasana khidmat menyaksikan aksi para relawan muda ini memperagakan Li zan. Master Cheng Yen menekankan, kehidupan bersahaja merupakan hal pokok yang perlu diperhatikan oleh setiap orang. Setiap individu dalam masyarakat harus taat hukum dan bertindak sesuai kewajiban diri. Relawan Tzu Chi menerapkan pedoman “Batin tenteram dan hidup bersahaja adalah orang yang paling kaya” dalam tindakan nyata, menjalani kehidupan bersahaja dengan berlandaskan semangat “pengendalian akan keinginan berlebihan, tahan susah dan rajin berusaha, hidup hemat tanpa pemborosan, serta berani menghadapi kesulitan”. Ket : - Hadirin membanjiri ruang kegiatan. (kiri) Semangat Hidup Membara Banyak orang mengatakan, jika seseorang menderita cacat karena tertimpa musibah, tentu akan sangat susah untuk bangkit kembali seperti sediakala. Tetapi tidak demikian dengan diri Se En, seorang wanita muda yang dapat bangkit kembali dengan semangat hidup membara dan telah berubah dari seorang yang pernah menerima bantuan dari orang lain, menjadi seorang yang bisa membantu orang lain, sebagai seorang relawan Tzu Chi. Se En semula adalah menerima bantuan pengobatan dari Tzu Chi, saat ia menderita luka bakar serius akibat kompor meledak, April 2006 lalu. Ia menjalani beberapa kali operasi pencangkokan kulit untuk memulihkan kondisinya. “Menjelang operasi tahap kedua, saya mengalami depresi berat, saya tidak memiliki semangat hidup karena lipatan lutut sepasang kaki saya lengket dan tidak bisa diluruskan. Walaupun dipaksakan, juga tidak bisa lurus, apalagi berjalan, saya hanya terbaring di ranjang saja dan tidur juga dalam keadaan terlungkup,” ujarnya. Namun setelah menonton sekeping DVD tentang kisah hidup Xie Kun Shan (tokoh drama Da Ai TV berjudul Di balik Sebuah Cobaan) yang diberikan relawan Tzu Chi, Se En belajar bangkit kembali dan bertekad setelah sembuh akan ikut berkegiatan Tzu Chi. Sekarang Se En bisa menghibur orang yang menderita bersama dengan relawan Tzu Chi lainnya. Ket : - Relawan tampil di atas pentas dalam lagu penutup Sutra Amitharta. (kiri) Pembagian Angpao Master Cheng Yen Mujianto (54 tahun) mewakili Tzu Chi Medan mengucapkan rasa syukur dan banyak terima kasih kepada para donatur dan para relawan Tzu Chi atas semua partisipasi dan dukungannya dalam setiap misi-misi Tzu Chi selama ini, khususnya dalam tahun 2008 ini, sehingga Tzu Chi Medan semakin berkembang besar. “Dalam krisis global saat ini, kita harus lebih giat lagi dalam bersosial. Kegiatan sosial menjadi tugas dan pekerjaan rumah kita,” katanya. Semoga setiap orang mau menjalankan pola hidup hemat dan bersahaja, namun tidak lupa untuk tetap berbuat kebajikan setiap harinya. | |
Artikel Terkait
Suntikan Kebahagiaan dari Kawan Lama
09 Februari 2017Suara Kasih: Bersama-sama Menyelami Sutra
03 Agustus 2012 Selama 20 tahun ini, para guru sungguh memiliki hati Bodhisatwa dan hati orang tua. Selama 20 tahun ini, mereka menggarap petak demi petak ladang batin para murid serta mendampingi para murid dengan segenap hati dan berbagai metode.Welas Asih Terhadap Lingkungan Sekitar
30 Agustus 2018Didasari atas kepedulian terhadap lingkungan tersebut para relawan dengan semangat memilah sampah sesuai dengan kategorinya. Sampah plastik, kertas, botol kaca, serta metal dengan teliti dipisahkan untuk proses selanjutnya.