HUT DAAI TV Indonesia Ke-8: Sewindu Bersama DAAI TV, Televisi Cinta Kasih

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

Compassion in Action

Mansjur Tandiono, Komisaris DAAI TV Indonesia memberikan potongan tumpeng kepada Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi, dalam acara perayaan ulang tahun DAAI TV yang ke-8, pada 25 Agustus 2015 lalu.

 

Delapan tahun sudah DAAI TV Indonesia mengudara, berkontribusi dalam masyarakat dengan menyiarkan program-program unggulan yang menginspirasi masyarakat ke arah yang lebih baik. Memaknai usia yang setiap tahunnya selalu bertambah, CEO DAAI TV Hong Tjhin mengucapkan terima kasih pada semua orang yang ada di balik layar DAAI TV. Ia berharap tayangan DAAI TV dapat diterima oleh masyarakat dan sebaliknya, masyarakat bisa memberikan kontribusi untuk DAAI TV melalui kritik dan saran, “sehingga DAAI TV selalu eksis mengudara dengan kualitas tayangan yang lebih baik lagi,” ucap Hong Tjhin dalam perayaan ulang tahun DAAI TV, 25 Agustus 2015 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Perayaan ulang tahun yang dirayakan dalam nuansa sederhana dengan pemotongan tumpeng ini merupakan syukuran sekaligus puncak acara ulang tahun yang digelar oleh DAAI TV. Sebelumnya, dalam rangka menyambut hari ulang tahunnya yang ke-8, DAAI TV telah menggelar serangkaian kegiatan dengan mengangkat tema “Compassion in Action”. Rangkaian kegiatan HUT DAAI TV ini dibuka dengan kegiatan donor darah yang dilaksanakan pada 1 Juli 2015. Tidak hanya itu, DAAI juga menggelar aksi pengumpulan buku yang akan disalurkan ke desa-desa di pedalaman Nusantara, salah satunya adalah Taman Baca Multatuli di Lebak, Banten. Selain itu, pada 2 Agustus 2015, staf DAAI TV  juga melakukan kunjungan ke Panti Werdha Budi Mulia III, Ciracas, Jakarta Timur. Melanjutkan rangkaian kegiatan menyambut ulang tahun, pada 22 Agustus 2015 lalu, DAAI TV melakukan kegiatan bersih-bersih Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara.

Compassion in Action

Hong Tjhin, CEO DAAI TV Indonesia mengucapkan terima kasih kepada insan di balik layar DAAI TV dan masyarakat karena semua dukungan yang diberikan untuk DAAI TV.

 

Hong Tjhin menuturkan bahwa rangkaian kegiatan tersebut merupakan perwujudan dari compassion in action yang selama ini telah dihadirkan di layar kaca DAAI TV. “Kami sebagai televisi cinta kasih tentunya ingin menghadirkan program-program yang bisa menginspirasi cinta kasih para pemirsa. Tapi, kami sebagai staf, karyawan yang di belakang layar, sudah selayaknya melakukan hal yang sama,” ucapnya. “Karena kalau kita sudah benar-benar terjun langsung, rasanya itu beda. Jadi bukan hanya diucapkan tapi juga dirasakan secara nyata dan diwujudkan dalam compassion in action,” tambahnya. Serangkaian kegiatan yang merupakan perwujudan dari “Compassion in Action” tersebut diharapkan dapat dijadikan refleksi dan pembelajaran untuk memberikan hal yang lebih dari sekedar baik.

Delapan Tahun Mengudara

Sewindu berlalu bersama DAAI TV memberikan kesan tersendiri bagi mereka, insan di balik layar kaca televisi cinta kasih ini. Paulus Florianus, Manajer Program DAAI TV mengungkapkan hal tersebut. “Setiap orang punya misi sendiri termasuk saya,” ucapnya memulai cerita. “Saya juga pernah bekerja di media luar yang menerapkan prinsip jurnalisme: bad news is a good news,” sambungnya yang merasa berbeda saat bergabung di DAAI TV yang menerapkan prinsip good news is a good news. “Saya bisa bekerja secara profesional di sini dan bisa memberikan informasi yang positif untuk masyarakat. Sesuai dengan misi saya,” jelasnya.

Compassion in Action

Paulus Florianus, (ketiga dari kanan) turut menyanyikan lagu ulang tahun dalam perayaan HUT DAAI TV. Manajer Program DAAI TV ini merasa senang telah bergabung menjadi salah satu karyawan DAAI TV.

 

Ia pribadi merasakan bahwa berkarya di DAAI TV tidak hanya mendapatkan bayaran, namun lebih dari itu. “Ada semacam spiritual growth,” katanya tersenyum. “Ada hal-hal positif yang merubah sikap dan tingkah laku saya. Bahkan keluarga juga senang karena nilai positif dari Tzu Chi dan DAAI TV terbawa dalam keseharian saya,” cerita karyawan yang telah bergabung sejak tahun 2005 (saat itu DAAI TV sedang melakukan perekrutan karyawan pertama kali).

Nilai positif yang ia rasakan, pastinya ingin ia bagikan kepada masyarakat melalui tayangan-tayangan DAAI TV. Namun dalam masa perubahan zaman yang semakin maju, keinginan masyarakat juga semakin bervariasi. “Kebanyakan masyarakat lebih menyukai program hiburan daripada program-program edukasi,” katanya. Ia sebagai Manajer Program, dalam hal ini merasa tertantang untuk tetap mempertahankan pakem DAAI TV sebagai televisi cinta kasih yang menginspirasi masyarakat melalui informasi-informasi sarat edukasi. “Kami harus pintar-pintar membuat program yang berisi hal yang disukai pemirsa berupa muatan hiburan yang juga mengedukasi. Ini adalah tantangan kami ke depannya,” ucapnya.

Compassion in Action

Sumboko (tengah), Department Head AV-art merasa bangga karena sejak awal kelahirannya, DAAI TV tidak terpengaruh dengan carut marut dunia penyiaran yang menurutnya sudah sangat parah.

Apa yang dirasakan Paulus, tidak jauh berbeda dengan Sapto Agus yang juga bergabung sejak tahun 2005. Sapto Agus, Department Head program DAAI Refleksi merasa bahwa DAAI adalah tempat ideal baginya. “Dulu saya pikir DAAI TV ini seperti televisi lainnya yang tunduk pada selera pasar. Ternyata setelah saya masuk, DAAI TV ini berbeda,” ucapnya. Ia sendiri menganggap DAAI TV sudah bagaikan institusi pendidikan yang memberikan pengaruh positif dan masif bagi pemirsanya.

Compassion in Action

Para karyawan DAAI TV bernyanyi bersama dalam syukuran HUT DAAI ke-8.

Senada dengan hal tersebut, Sumboko, Department Head AV-art merasa bangga karena sejak awal kelahirannya, DAAI TV tidak terpengaruh dengan carut marut dunia penyiaran yang menurutnya sudah sangat parah. “Kami yakin bahwa DAAI TV selalu berpegang pada satu hal bahwa apa yang disiarkan harus bisa dipertanggungjawabkan terhadap kemajuan masyarakat,” ucap Sumboko. “Dari sanalah DAAI TV bisa menjadi sumber inspirasi masyarakat yang akhirnya turut menyebar cinta kasih maupun menjadi relawan atau donatur DAAI TV dan Tzu Chi,” jelasnya.

Hong Tjhin sendiri merasa bahwa tantangan perubahan zaman tidak akan merubah pakem DAAI TV sebagai televisi cinta kasih. Sebaliknya, dengan perubahan zaman DAAI bisa dijadikan salah satu acuan untuk mempertahankan kualitas tayangan yang mempertahankan nilai-nilai luhur yang baik dari budi pekerti dan moralitas. “Seperti bakti kepada orang tua, berbuat baik, menjaga cara bertutur, saling menghormati, toleransi, dan juga tentunya cinta kasih kepada sesama dan juga kepada bumi. Itulah yang akan selalu dipertahankan di DAAI TV,” tegas Hong Tjhin.