HUT DAAI TV Ke-8: Cinta Kasih dalam Aksi
Jurnalis : Fammy (He Qi Timur), Fotografer : Fammy (He Qi Timur)Pada Minggu, 2 Agustus 2015, relawan komunitas bersama staf dan sahabat DAAI TV Indonesia melakukan kunjungan kasih ke Panti Werdha Budi Mulia III, Ciracas, Jakarta Timur.
Mengusung tema “Compassion in Action”, pada Minggu, 2 Agustus 2015, relawan komunitas bersama staf dan sahabat DAAI TV Indonesia melakukan kunjungan kasih ke Panti Werdha Budi Mulia III, Ciracas, Jakarta Timur. Menurut Adi Nugraha selaku penanggung jawab kegiatan ini, acara ini diadakan sebagai rangkaian menyambut ulang tahun DAAI TV yang ke-8. “Melihat tayangan-tayangan DAAI yang humanis, kita terinspirasi melihat relawan Tzu Chi yang melaksanakan bakti sosial. Maka, tercetuslah ide untuk melakukan kunjungan kasih di Panti Werdha Budi Mulia III ini,”pungkas pria yang sehari-hari bekerja sebagai juru kamera produksi DAAI TV Indonesia itu.
Pukul 8 pagi, relawan komunitas sudah mulai berada di panti yang kemudian disusul oleh staf DAAI setengah jam kemudian. Sekitar 55 staf DAAI TV Indonesia bersama 22 relawan komunitas juga didampingi oleh 8 tenaga medis TIMA (Tzu Chi International Medical Association). Pasalnya, pada kunjungan kali itu, juga turut diadakan bakti sosial kesehatan umum kepada 146 lansia penghuni panti.
Amalya Reza Oktaviani, reporter DAAI TV (kiri) menuturkan bahwa dia dapat melatih kepekaan diri dalam kunjungan ini.
Kunjungan kasih ke panti ini memang rutin diadakan sebelumnya oleh relawan komunitas He Qi Timur. Menurut koordinator relawan dalam kegiatan ini, Hemming Suryanto, staf dan sahabt DAAI TV yang mengikuti kegiatan ini begitu antusias. “Pada dasarnya kunjungan kasih ini dari Xie Li Jakarta Timur merupakan kegiatan rutin juga jalinan jodoh baik antara kami dan DAAI TV. Apalagi melihat mereka, yang rata-rata masih muda ini mau ikut berbagi kasih bersama para lansia di panti,” pungkasnya.
Selain kunjungan, para relawan dan staf DAAI TV Indonesia juga memberikan pelayanan rutin seperti menggunting rambut, kuku, serta mencukur kumis dan jenggot sembari berbincang dengan para opa dan oma. Tak hanya itu, beberapa rekan DAAI TV Indonesia juga menghibur para opa dan oma dengan menampilkan permainan musik. Tak sedikit opa dan oma yang ikut menyumbangkan suaranya.
“Di sini kami melakukan kegiatan lebih ke pendekatan psikologis seperti, hubungan antara orang tua dan anak. Kita mesti bisa mempraktekkan itu kepada orang tua kita sendiri juga, saling mengasihi, saling menghargai, saling menghormati, selalu bersyukur terhadap sesama, ini yang ditanamkan di dalam bakti sosial kali ini,” jelas Adi Nugraha.
Adi Nugraha, koordinator kegiatan yang sehari-hari bekerja sebagai kamerawan di DAAI TV Indonesia merasa bahagia dapat mencukur rambut sembari berbincang dengan opa dan oma di panti.
Menurut Adi Nugraha, kegiatan semacam ini akan terus dilakukan oleh rekan sesama staf DAAI TV. “Kita akan terus kampanyekan kegiatan-kegiatan semacam ini, seperti yang sudah kita laksanakan sebelumnya, dari Bakti Sosial Kesehatan di Pulau Harapan, sekarang kita lakukan di Panti Werdha ini, kita akan lakukan terus. Tema “Compassion in Action” ini harus terus berjalan sampai kapanpun,” ujar Adi.
Kunjungan kasih ini juga memberikan kesan tersendiri bagi para peserta. Salah satunya Amalya Reza Oktaviani. Menurutnya membantu dan berbagi kasih itu sebenarnya bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja. “Bisa juga dengan memperlakukan para lansia di sini seperti merawat orang tua kita sendiri. Kegiatan ini sangat menginspirasi saya untuk berbuat lebih baik bagi sesama yang membutuhkan,” pungkasnya.
Kunjungan ke panti ini menjadi rangkaian menyambut HUT DAAI TV Indonesia ke-8 dengan mengusung tema “Compassion in Action”.
Lebih lanjut, reporter program Lokalvora itu menceritakan bahwa kunjungan ini juga melatih kepekaan dirinya. “Melatih diri, melatih kepekaan diri, penuh kesabaran, mesti pelan-pelan menjelaskan, membujuk, berbicara dengan hati kepada oma dan opa di sini,” cerita Amalya.
Tak berbeda dari itu, Adi Nugraha juga begitu telaten mencuku rambut para opa dan oma. Biasanya Adi Nugraha memegang kamera sembari mengabadikan momen, kini, di panti alat cukur dan gunting sembari berbincang-bincang dengan opa dan oma.
“Ini adalah pertama kali saya mencukur rambut opa dan oma. Saya merasa bahagia sekali. Terutama saya bisa merasakan sentuhan kasih dengan oma dan opa di sini. Awalnya ragu, tetapi itu mengalir dari dalam hati saja, ada suatu ikatan antara saya dengan oma dan opa itu. Sambil mencukur rambut mereka, saya ajak ngobrol seperti bagaimana perasaan mereka,” cerita Adi.