Liu Su Mei Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia melantik anggota TIMA. Pelantikan 63 anggota TIMA Indonesia asal Jakarta ini berharap bisa turut berkontribusi bagi sesama dan memperpanjang barisan TIMA Indonesia.
Walau pandemi Covid-19 belum usai, tidak menyurutkan semangat para tim medis se-Indonesia untuk ikut bersumbangsih dalam barisan Tzu Chi International Medical AssociationI (TIMA) Indonesia.
Bertempat di Xi She Ting, Aula Jing Si, bertepatan dengan perayaan 19 tahun berdirinya TIMA Indonesia, dan bersamaan dengan pelantikan 63 anggota TIMA Indonesia asal Jakarta, 100 anggota TIMA asal Bandung, Medan, Palembang, Pekanbaru, Singkawang, Sukabumi dan Sinarmas, dilaksanakan secara online. Dua momen ini berlangsung sederhana namun memberi kesan mendalam pada Minggu, 28 November 2021.
Dr. Delidanti Saidjan memaknai usia 19 tahun TIMA Indonesia adalah usia yang cukup matang. Selama ini, TIMA Indonesia telah banyak bersumbangsih untuk masyarakat Indonesia hingga pelosok negeri. “Pelantikan 163 anggota TIMA hari ini telah memperpanjang barisan TIMA Indonesia. Pandemi yang sudah terjadi dua tahun ini, membuat TIMA Indonesia menunda kegiatan misi kesehatannya.
“Seperti, sosialisasi harus dilakukan secara online.” ungkap dr. Delidanti. Dr. Delidanti berharap lebih banyak lagi tenaga medis yang mau bergabung menggarap ladang pada Misi Kesehatan Tzu Chi, sehingga dapat membantu (mengobati) lebih banyak orang yang membutuhkan bantuan tenaga medis.
Direktur RSCK, dr. Tonny Christianto memberikan cendera mata kepada anggota TIMA Indonesia yang baru di lantik menjadi anggota TIMA.
TIMA Indonesia sangat berterima kasih tidak hanya kepada dokter namun, juga untuk tenaga medis perawat, analis, farmasi, juga insan Tzu Chi yang bersatu hati, hingga kegiatan bakti sosial kesehatan dapat berlangsung dengan baik.
“Bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan adalah suatu kebahagiaan dan kepuasan batin.” ujar dr. Delidanti yang dilantik menjadi Komite tahun 2019.
Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menyambut baik kontribusi 163 tenaga medis yang bergabung dalam barisan TIMA Indonesia. “Selama masa pandemi Covid-19, dua tahun belakangan ini adalah masa yang paling sulit. Mereka (tim medis) yang bekerja di garda terdepan di bidang kesehatan adalah para medis, termasuk para anggota TIMA yang bekerja dimanapun.” jelas Liu Su Mei.
Lebih lanjut Liu Su Mei berharap semoga pandemi Covid 19 ini lekas berlalu, agar di HUT TIMA Indonesia tahun depan bisa berkumpul di rumah Tzu Chi Center Indonesia di Jakarta, sehingga anggota TIMA dari luar kota dapat berkumpul bersama merayakan HUT TIMA Indonesia bersama-sama.
Lahan Luas Menanam Kebajikan
Awaluddin Tanamas Ketua Pelaksana Harian TIMA Indonesia dalam sambutannya mengatakan sangat bersyukur adanya 163 anggota TIMA Indonesia bersama insan Tzu Chi berkumpul bersama, saling bahu membahu sehingga TIMA Indonesia bisa lebih kuat dan menyebarkan cinta kasih Universal.
Awaluddin Tanamas Ketua Pelaksana Harian TIMA Indonesia dalam sambutannya mengatakan “Selamat bergabung. Ini merupakan suatu jodoh yang baik. Hari ini adalah titik awal dan merupakan suatu perjalanan yang panjang. Kita harus bersatu hati, bergandeng tangan melakukan misi kemanusiaan yang humanis. Kewajiban kita membantu mereka dengan tulus dan tanpa pamrih.” Ujar Awaluddin.
Awaluddin mengatakan pandemi Covid 19 menyadarkan kita bahwa hidup ini tidaklah kekal. “Hari ini kita bersama melakukan kebajikan, haruslah digenggam dengan baik. Kita dapat bersumbangsih dengan sukacita, berpartisipasi dengan rasa syukur, hingga lelah tidak akan terasa.” Ujar Awaluddin.
Lebih lanjut, Awaluddin mengatakan sangat bersyukur dengan adanya insan Tzu Chi berkumpul bersama, saling bahu membahu sehingga TIMA Indonesia bisa lebih kuat dan menyebarkan cinta kasih universal.
Master Cheng Yen selalu berpesan, anggota TIMA haruslah menjadi terang bagi orang lain. Menerangi seluruh pelosok desa, menginspirasikan banyak orang untuk memperhatikan dan saling membantu. Tidak ada hal yang tidak bisa kita lakukan, asalkan kita jalankan dengan niat yang tulus dan tekad yang kuat.
Lebih dekat dengan Guru, Lebih Banyak Mengemban Tanggung Jawab
Dr. Subekti memberikan cenderamata kepada dr. Martin Susanto Sp. BS. Dr. Martin sangat berkesan ketika bertemu dengan Master Cheng Yen sehingga ia menetapkan hatinya untuk bergabung di barisan TIMA Indonesia.
Dr. Martin Susanto Sp. BS salah satu anggota TIMA Indonesia mengutarakan pengalamannya ketika berada di Hualen Taiwan pada tahun 2018. Selama di Hualian, dr. Martin berkesempatan belajar dari para dokter, professor, dan insan Tzu Chi Taiwan.
“Dari sini, saya lebih mengenal TIMA dan Tzu Chi. Saya mendapatkan kesempatan berharga untuk bisa bertemu dengan Master Cheng Yen.” tutur dr. Martin specialis bedah saraf ini.
Selama empat minggu di Hualian, dr. Martin mengikuti sosialisasi TIMA, “Semua menurut saya sangat humanis. Mulai dari seorang pasien masuk ke rumah sakit, disapa dan dibantu relawan Tzu Chi. Para tenaga medis sangat sabar melayani dan menghadapi keluhan pasien. Ini memberikan arti lebih bagi saya.” ungkap dr. Martin.
Bagi dr. Martin bertemu dengan Master Cheng Yen, banyak hal yang dia dapatkan, sehingga dia menetapkan hatinya untuk bergabung di barisan TIMA Indonesia, mengikuti jejak dr. Gunawan Susanto, Sp. BS, bapaknya yang telah terlebih dahulu bergabung.
“Saya bisa berbuat lebih untuk orang lain. Bagaimana kita bisa bermanfaat bagi orang lain. Saya ingin apa yang saya miliki, bisa saya berikan melalui TIMA Indonesia.” ucap dr. Martin specialis bedah saraf di Tzu Chi Hospital.
Liu Su Mei Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama pengurus TIMA Indonesia memotong kue Bersama merayakan HUT TIMA ke 19.
Hal yang sama, juga dirasakan oleh dr. Rusly Harsono MD. MSc, MBA, FAAP, ketika mengikuti sosialisasi TIMA Indonesia pada bulan Oktober 2021, merupakan suatu berkah. “Sebagai seorang medis, kita memilih profesi mulia ini karena merasa terpanggil untuk melayani mereka yang membutuhkan.
“Saya bersama tim saya, melayani anak-anak dan remaja yang membutuhkan perawatan intensif, menghentikan penderitaan mereka dari kesakitan, serta keluarganya dapat menikmati kebahagiaan.” tutur dr. Rusly, seorang dokter intensif atau ICU specialis anak, dan bekerja di California, USA.
Dokter Rusly sangat terkesan atas wejangan Master Cheng Yen, mendorongnya untuk mempelajari kegiatan TIMA Indonesia menjadi tak terbendung. Pada 2019 dr. Rusly mendapat berkah untuk mengikuti acara TIMA di Jati Junction, Kota Medan. Tanpa ragu-ragu, saya mendaftarkan diri menjadi calon anggota TIMA Indonesia. dr. Rusly kembali berjodoh mengikuti sosialisasi TIMA Indonesia sejak 2019 lalu secara online.
Liu Su Mei Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam sambutannya berharap Pelantikan 63 anggota TIMA Indonesia asal Jakarta ini bisa turut berkontribusi bagi sesama dan memperpanjang barisan TIMA Indonesia.
Lain halnya dengan dr. Monalisa Marsaulina Silaen, anggota TIMA asal Kalimantan Timur yang mengenal TIMA Indonesia melalui Sinarmas pada tahun 2015. “Mulai 2015, saya rutin mengikuti kegiatan Tzu Chi, bakti sosial kesehatan umum yang diadakan sekali setiap tahun.
Dari situ, saya mendapat pengalaman menarik dan sangat berkesan, Tzu Chi hadir di daerah pedalaman, masyarakat yang belum pernah mendapatkan pelayanan kesehatan, dan jarang sekali bertemu dengan dokter. Mereka dijemput, diantar, diberi pelayanan kesehatan. Wajah bahagia terpancar dari masyarakat yang mendapatkan pelayanan kesehatan.” kesan dr. Monalisa Marsaulina Silaen.
Editor: Anand Yahya