HUT Tzu Chi ke-25: Sepenuh Hati Memberikan Pelayanan

Jurnalis : Yuliati, Khusnul Khotimah, Fotografer : Yuliati, Metta Wulandari, Anand Yahya


Dalam memperingati dua puluh lima tahun kiprahnya, Tzu Chi mengadakan kegiatan yang bertajuk 25 tahun Perjalanan Cinta Kasih pada tanggal 8 dan 9 September 2018 yang dihadiri ribuan relawan Tzu Chi dan para tamu undangan.

Dalam memperingati dua puluh lima tahun kiprahnya, Tzu Chi mengadakan kegiatan yang bertajuk 25 tahun Perjalanan Cinta Kasih pada tanggal 8 dan 9 September 2018. Acara ini pun dihadiri ribuan relawan Tzu Chi dan para tamu undangan. Bahkan puluhan relawan Tzu Chi mancanegara juga turut memeriahkan acara akbar ini. Ada dari Taiwan, Filipina, Malaysia, dan Singapura.

Tentu setiap insan Tzu Chi berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk para tamu undangan. Seperti yang dilakukan relawan tim penjemputan dan pendampingan tamu luar negeri. Mereka mendampingi relawan luar negeri yang berkesempatan melihat langsung pelaksanaan Misi-misi Tzu Chi di Rusun Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng, Sekolah Tzu Chi Indonesia, dan Pesantren Nurul Iman di Parung, Bogor. Saat ke pesantren, umumnya mereka mengagumi bagaimana semua agama bisa ikut kegiatan di Tzu Chi Indonesia.

Bagi Alwin Scrop Leonardi, relawan Tzu Chi Indonesia yang bertugas di bagian penjemputan dan pendampingan relawan luar negeri, kehadiran relawan Tzu Chi dari luar negeri ini adalah bentuk dukungan sekaligus penghargaan mereka kepada Tzu Chi Indonesia. Untuk menjalankan tugas ini, para relawan berupaya dengan sepenuh hati, dengan ramah, dan bagai keluarga sendiri. Tentu saja ada tantangan yang dihadapi relawan.


Alwin Scrop Leonardi (kanan) menjemput dan mendampingi tamu relawan luar negeri yang menghadiri acara ulang tahun Tzu Chi ke-25.

“Tantangannya adalah bagaimana mengatur relawan Tzu Chi Indonesia sendiri karena juga sangat sibuk, banyak relawan yang merangkap. Misalnya yang bertugas menampilkan isyarat tangan, ada yang bagian pelayanan, ada yang dikonsumsi, bagaimana mereka mengatur waktu mereka untuk mengikuti tim penyambutan ini. Karena tim penyambutan harus benar-benar menyambut dengan ramah, dan cinta kasih sebagai saudara,” kata Alwin.

Bertambahnya usia Tzu Chi Indonesia memiliki arti yang sangat penting bagi Alwin. “Kami (relawan) masih perlu kerja keras. Walaupun banyak yang memuji-muji, tapi pujian itu adalah cambuk bagi kami semua supaya kami berusaha memajukan diri lagi,” pungkasnya.

Tidak hanya relawan tim penjemputan yang sibuk memberikan pelayanan yang terbaik, selama dua minggu menjelang acara, relawan tim dekorasi juga telah mempersiapkan dekorasi lokasi acara sedemikian eloknya. Dekorasi pun tidak hanya difokuskan pada tempat acara di Jiang Jing Tang lantai 4, Aula Jing Si melainkan setiap lantainya juga turut dihias. “Untuk kegiatan 25 tahun ini sangat menyentuh, saya merasa sangat terharu sekali,” ujar Meny Thalib, salah satu relawan yang menjadi tim dekorasi.

Sejak berdirinya rumah batin para insan Tzu Chi, Aula Jing Si di Tzu Chi Center yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara Meny Thalib mulai aktif di bagian dekorasi. Dekor tidak hanya dilakukannya ketika Tzu Chi mengadakan kegiatan saja, tetapi seluruh dekorasi yang terdapat di sudut-sudut ruangan pun ada andil tangannya dalam setiap hiasan.


Relawan tim dekorasi dengan sepenuh hati menghias setiap ruangan dari lantai 1 hingga lantai 4 Aula Jing Si dengan sangat indah.


Sejak berdirinya rumah batin para insan Tzu Chi, Aula Jing Si di Tzu Chi Center, Meny Thalib (kiri) mulai aktif di bagian dekorasi.

Bagian dekor bukan sekadar menyusun bunga-bunga, dedaunan, dan lain-lain. Banyak pembelajaran yang diperoleh Meny. “Di dekor kita belajar menghargai orang lain,” ucapnya. Ia juga berharap makin banyak relawan yang terlibat pada bagian tim dekorasi namun juga tidak meninggalkan Dharma Master Cheng Yen. “Dekor itu seperti guru: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Di bagian dekor kita butuh integritas, sesuai prinsip-prinsip Master Cheng Yen. Berkah kita ya bisa belajar banyak hal seperti interaksi, filosofi,” tandasnya. Maka tak heran jika di dalam dekorasi pun setiap orang bisa mendalami Dharma Master Cheng Yen.

Turut Berpartisipasi

Relawan Tzu Chi luar kota pun turut berpartisipasi dalam dekorasi acara peringatan ulang tahun Tzu Chi Indonesia. “Lantai empat ini ladang berkah dari relawan (Tzu Chi) Batam, mereka sangat luar biasa,” ujar Meny bangga.

Kelima relawan Tzu Chi yang datang dari Batam mengubah wajah lobi lantai 4 menjadi lokasi penuh hiasan Dharma. “Sesuai dengan tema 25 tahun Tzu Chi Indonesia tentang Sutra Makna Tanpa Batas, kami memakai sutra ini. Isi kata-katanya dari ceramah Master Cheng Yen,” ujar salah satu relawan Tzu Chi Batam, Tang Ati Sumarno.

Sebanyak 22 poster Dharma Sutra Makna Tanpa Batas yang terpasang di lobi lantai 4 ini pun dibawa langsung dari Batam. “Seminggu yang lalu kita diminta Su Mei Shijie (Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia-red) lewat sekretariat apakah Batam bisa kontribusi untuk 25 tahun ini di bagian dekorasi, karena bagian ini keterbatasan orang. Dalam waktu singkat kita bahas rancangan isi dan desainnya,” ucap relawan Calon Komite Tzu Chi ini. Poster Sutra Makna Tanpa Batas yang terdiri dari dua bahasa: Mandarin dan Indonesia ini dipasang sisi kanan dan kiri lobi.


Tang Ati Sumarno (kiri) memasang poster dan lighting dengan penuh semangat. Ia berharap poster-poster yang mereka pasang dapat menjalin jodoh baik dengan para tamu undangan yang hadir.

Selama dua hari, relawan Tzu Chi Batam memasang satu per satu poster Sutra Makna Tanpa Batas. Bahkan pemasangan poster pun hingga larut malam. “Kami selesai pasang jam setengah 11 malam. Ada beberapa poster yang belum bisa dicetak sehingga nitip ke relawan yang datang bantu penyambutan yang berangkat malam,” katanya tersenyum. Tidak hanya pemasangan poster dan lighting, namun kelima relawan yang terdiri dari empat shixiong dan satu shijie ini juga mendekorasi hiasan-hiasan lainnya.

Bisa turut bersumbangsih pada bagian dekorasi memberikan sukacita tersendiri bagi Tang Ati Sumarno bersama keempat relawan lainnya. “Kita sangat sukacita karena ini memang ladang berkah buat Batam bisa kontribusi untuk 25 tahun. Selama ini kita datang sebagai tamu undangan, kali ini terlibat dalam dekorasi kami sangat bersyukur dan senang,” aku relawan pengusaha lighting ini.

Sejak awal mengenal Tzu Chi, Tang Ati Sumarno memang sudah seringkali membantu bagian dekorasi. Tidak sekadar menghias ruangan namun juga banyak hal yang dipelajari dari dekorasi. “Selama ini sudah beberapa tahun (mendekorasi) kita sambil bekerja sambil belajar. Untuk dekor di Tzu Chi yang dibutuhkan sebenarnya kita harus mengerti Dharmanya Master Cheng Yen. Apa yang Master Cheng Yen Mau mau kita harus tahu jadi bisa membawa tata karmanya Tzu Chi dalam dekor ini,” ujarnya. “Kita nggak bisa dekor sembarangan, karena dekor ini adalah suatu Dharma yang tidak bersuara. Jadi orang tahu apa yang kita dekor ini menceritakan apa,” lanjutnya.


Sebanyak lima relawan Tzu Chi Batam turut berpartisipasi dalam dekorasi acara peringatan 25 tahun Tzu Chi Indonesia di lobi lantai 4 Aula Jing Si.

Hal ini pun diiyakan Meny Thalib. “Memang nggak bisa sembarangan (dekor) harus sesuai visi misi Master Cheng Yen. Dalam dekor terdapat filosofi Master Cheng Yen, juga ada spiritual. Waktu kita rangkai harus ada kesatuan, keharmonisan, keseimbangan. Simplity is beautiful,” ungkap relawan yang bergabung dengan Tzu Chi sejak 2002 silam.

Bagi Tang Ati Sumarno yang terpenting dalam dekor terdapat teks dan gambar. “Jadi shixiong shijie orang luar (Tzu Chi) yang nggak tahu mereka baca dan lihat bisa mengerti apa yang kita tampilkan,” ucap relawan yang bergabung dengan Tzu Chi sejak 2009 ini.

Melalui poster-poster Sutra Makna Tanpa Batas yang dipajang dalam kegiatan perayaan ulang tahun Tzu Chi yang ke-25 ini, Tang Ati Sumarno berharap bisa menjalin jodoh dengan banyak orang. “Kami berharap sebelum menonton acara, dari tulisan-tulisan ini mereka mengerti apa itu Sutra Makna Tanpa Batas. Utamanya mereka memahami sutra ini dengan sama-sama mendengarkan Dharma Master Cheng Yen. Ini yang membuat kami senang dari berkah ini,” ungkapnya tersenyum. “Apalagi akhir-akhir ini Master Cheng Yen sering mengharapkan murid-muridnya lebih mendalami Dharma,” tukasnya.

Editor: Arimami Suryo A


Artikel Terkait

HUT Tzu Chi ke-25: Tzu Chi Hidup dalam Keragaman Indonesia

HUT Tzu Chi ke-25: Tzu Chi Hidup dalam Keragaman Indonesia

10 September 2018
Lagu-lagu daerah, lagu nusantara, dan lagu-lagu Tzu Chi nan apik dimainkan dengan mendayu diiringi oleh Twilite Orchestra yang dipimpin oleh Adi MS dalam perayaan HUT Tzu Chi Indonesia ke-25, Sabtu dan Minggu (8-9 September 2018). Sepanjang acara, ada 18 buah lagu yang paduannya mengingatkan kekayaan sekaligus keragaman bangsa Indonesia. 
HUT Tzu Chi ke-25: Perjalanan Penuh Rasa Syukur

HUT Tzu Chi ke-25: Perjalanan Penuh Rasa Syukur

09 September 2018
Rasa syukur, bahagia, dan penuh sukacita sangat terasa dalam peringatan 25 Tahun Tzu Chi Indonesia. Kegiatan yang diadakan pada Sabtu, 8 September 2018 ini dihadiri oleh 2.296 orang.
HUT Tzu Chi ke-25: Rasa Sebagai Satu Keluarga

HUT Tzu Chi ke-25: Rasa Sebagai Satu Keluarga

12 September 2018
Rasa satu keluarga ditunjukkan para santriwati Pondok Pesantren Nurul Iman yang ikut memperagakan lagu isyarat tangan Satu Keluarga. Mereka berlatih serius agar dapat menampilkan pertunjukan yang sempurna dalam perayaan HUT Tzu Chi Indonesia ke-25 pada 8 dan 9 September 2018 di Aula Jing Si, PIK, Jakarta Utara.
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -