Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma dan Franky O. Widjaja memotong tumpeng dan kue ulang sebagai wujud syukur di hari ulang tahun Tzu Chi Indonesia ke-30 tahun, Minggu, 17 September 2023.
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-30, Minggu 17 September 2023. Perayaan yang meriah dibuat sedemikian rupa sebagai media untuk bernostalgia dan mengenang berbagai kisah hangat yang terjadi selama puluhan tahun ke belakang. Tak lupa, berbagai doa dan harapan akan tercapainya masa depan yang lebih baik pun terucap agar pencapaian Tzu Chi Indonesia dalam menebarkan cinta kasih tidak hanya berhenti di sini saja.
Menambah kemeriahan acara, pada momen ini berbagai penampilan disuguhkan dari perwakilan badan misi Tzu Chi. Adapula sharing dari para relawan yang telah berkontribusi selama puluhan tahun bersama Tzu Chi. Tak muluk, sharing ini bagaikan pengingat bagi para relawan bahwa bibit cinta kasih ternyata telah ditanamkan dengan sangat dalam dan sudah begitu lama dipupuk sehingga menghasilkan pohon yang rindang. Hal ini diwujudkan dengan berbagai misi yang terus berkembang dari hari ke hari dan juga berbagai bantuan yang terus mengalir untuk masyarakat yang membutuhkan. Namun begitu, tidak hanya rindang ke atas (dalam artian berbuat ke luar saja) tapi juga diharap bisa mengakar ke dalam (mendalami Dharma dan berbagai filosofi Tzu Chi) dengan sangat kuat sehingga tidak mudah goyah diterpa berbagai halangan dan rintangan.
Melalui sambungan daring, Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh relawan yang berkontribusi untuk masyarakat bersama Tzu Chi.
“Shixiong-Shijie sekalian, kita harus bersyukur, tidak boleh sombong atau besar kepala, sebaliknya harus rendah hati. Kita juga harus memikirkan apa yang harus kita lakukan selanjutnya untuk 30 tahun ke depan. Kita harus mewariskan silsilah Dharma, menegakkan akar dan Dharma. Spirit dan arah kita harus benar. Generasi penerus juga harus berani menerima tongkat estafet, menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia, dan membina insan-insan berbakat sebagai fungsionaris. Sistem kita juga harus dioptimalkan dan mengikuti perkembangan zaman. Dengan demikian, barulah Tzu Chi dapat terus berlanjut,” pesan Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Pada kesempatan ini, Liu Su Mei juga mengungkapkan terima kasih kepada seluruh relawan yang terlibat dalam perjalanan Tzu Chi, mulai dari relawan Komite Tzu Chi pertama di Indonesia, Chia Wen Yu yang telah memperkenalkan Tzu Chi kepada Eka Tjipta Widjaja hingga kemudian Franky O. Widjaja memegang tanggung jawab sebagai Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Liu Su Mei pun berterima kasih kepada Sugianto Kusuma yang juga mempunyai jalinan jodoh yang sangat indah bersama Tzu Chi.
“Shixiong Aguan dan Shixiong Franky menjadi teladan dengan saling percaya dan mengasihi, bersatu hati menggerakkan para pengusaha di Indonesia untuk bergabung dengan Tzu Chi sehingga Indonesia menjadi lebih penuh harapan dan lebih banyak orang yang menderita dapat terbantu; mengubah Indonesia serta mewujudkan kerukunan antaragama dan suku bangsa yang saling mengasihi dan menghormati. Saya sangat berterima kasih,” ucap Liu Su Mei.
Chia Wen Yu, relawan senior Tzu Chi bersukacita karena berawal dari satu benih niat baik, kini Tzu Chi Indonesia sudah 30 tahun bersumbangsih bagi masyarakat Indonesia.
Sugianto Kusuma dan Franky O. Widjaja memberikan pesan cinta kasih sekaligus semangat kepada seluruh relawan Tzu Chi yang hadir pada perayaan hari ulang tahun Tzu Chi Indonesia ke-30 tahun.
Sebaliknya, baik Chia Wen Yu, Sugianto Kusuma, dan Franky O. Widjaja pun mengungkapkan terima kasih kepada Liu Su Mei, karena Liu Su Mei bersedia menjalankan tanggung jawab yang demikian beratnya sehingga Tzu Chi Indonesia tetap berjalan sejauh ini. “Pada mula berdirinya Tzu Chi itu, kalau Su Mei Shijie tidak berani mengambil tanggung jawab, tentu tidak ada Tzu Chi Indonesia hari ini. Maka pertama kita semua sangat gan en kepada Su Mei Shijie,” tutur Chia Wen Yu.
Usai turut hanyut dalam kenangan setelah melihat kembali berbagai kisah hangat yang dibagikan para relawan, Sugianto Kusuma merasa Tzu Chi Indonesia harus melaju lebih jauh lagi. Dulu saja, ketika semuanya masih terbatas, relawan bisa melakukan banyak hal. Maka sekarang pun harus lebih bisa. Ia ingin relawan tidak hanya menjadi penonton untuk kisah-kisah semangat di masa lalu, namun juga harus bisa menjadi lakon yang punya semangat dan tekad serupa di masa sekarang dan ke depannya.
“Saya melihat bahwa dunia saat ini kita bisa ‘loncat’, semua sudah serba digital sehingga kita harus sama-sama belajar lagi dengan dunia digital ini seperti apa. Apa yang bisa kita perbuat, apa yang bisa kita manfaatkan agar kita bisa lebih banyak melakukan kebajikan,” tutur Sugianto Kusuma.
Sugianto Kusuma yakin bahwa ke depannya Tzu Chi akan akan lebih berkembang. “Mungkin kita merasa bahwa sejauh ini apa yang kita lakukan ini sudah cukup. Tapi ini baru 30 tahun, baru dewasa, perjalanan kita masih panjang. Maka apa yang masih bisa kita berkembang, mari berkembang sama-sama supaya kita lebih bisa mengajak masyarakat, membangkitkan cinta kasih mereka untuk menjadi relawan atau donatur hingga bisa membantu lebih banyak orang yang membutuhkan,” lengkap Sugianto Kusuma.
Pada perayaan HUT Tzu Chi Indonesia ini, 1.180 tamu undangan yang terdiri dari relawan Tzu Chi dari seluruh kantor di Indonesia, para donatur, dan badan misi hadir dengan penuh sukacita.
CEO DAAI TV Indonesia, Elisa Tsai (depan, tengah) telah bergabung dalam Tzu Chi selama 20 tahun. Elisa merasa sangat terharu pada saat melihat kilas balik perjalanan Tzu Chi Indonesia, yang dipelopori oleh Liu Su Mei, serta kesungguhan hati dan tekad para relawan pemula.
Pada perayaan HUT Tzu Chi ini, 1.180 tamu undangan yang terdiri dari relawan Tzu Chi dari seluruh kantor di Indonesia, para donatur, dan badan misi hadir dengan penuh sukacita. Di antara mereka banyak yang sudah berjalan bersama Tzu Chi dalam waktu yang sangat panjang. Salah satunya adalah CEO DAAI TV Indonesia Elisa Tsai yang telah bergabung dalam Tzu Chi selama 20 tahun.
Elisa merasa sangat terharu pada saat melihat kilas balik perjalanan Tzu Chi Indonesia, yang dipelopori oleh Liu Su Mei, serta kesungguhan hati dan tekad para relawan pemula. Elisa menyampaikan, “Jalan telah dibentangkan oleh Master Cheng Yen dan dan Tzu Chi Indonesia telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi masyarakat, selanjutnya generasi muda Tzu Chi harus dapat meneruskan semangat dari relawan generasi senior. Bagaimana caranya?”. Elisa melanjutkan bahwa dengan belajar Dharma agar dapat membersihkan kekotoran batin manusia. Ia juga mengutip ucapan Master Cheng Yen, bahwa “pikiran adalah pelopor”, sebagai relawan pada saat melakukan kegiatan dan berkontribusi maka akan mendapatkan manfaat pelatihan diri.
Dr. Amelia, Sp.A dari Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi yang merasa terkesan dengan perjalanan 30 tahun Tzu Chi Indonesia.
Peserta lainnya adalah dr. Amelia, Sp.A dari Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi yang merasa terkesan dengan perjalanan 30 tahun Tzu Chi Indonesia. “Jangan menyerah untuk berbuat kebaikan, jika kita memiliki niat untuk berbuat baik, pasti akan ada tempatnya,” ujar dr. Amelia. Ia berpesan kepada generasi muda penerus Tzu Chi agar meneladani ketekunan dari generasi senior Tzu Chi dan menguatkan niat untuk bergabung dan bersumbangsih.
Editor: Arimami Suryo A.