HUT Tzu Chi ke-51: Tetap Menggenggam Ketulusan dalam Berbagi Cinta Kasih

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

doc tzu chi

Sebanyak 125 relawan Tzu Chi Jakarta ikut dalam pembacaan Sutra Bhaisajyaguru untuk memperingati HUT Tzu Chi ke-51 yang dilakukan dilakukan di Fu Hui Ting, Aula Jing Si Lt. 2, PIK, Jakarta Utara pada Kamis 20 April 2017.

Kamis 20 April 2017, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia turut memperingati berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi Taiwan sekaligus lahirnya pendiri Tzu Chi, Master Chen Yen. Bukan dengan perayaan mewah, peringatan Ulang Tahun Tzu Chi ke-51 ini dirayakan penuh khidmat dengan pembacaan Sutra Bhaisajyaguru melalui sambungan langsung dengan Griya Jing Si Taiwan. Ada sebanyak 125 relawan yang ikut dalam pembacaan Sutra yang dilakukan di Fu Hui Ting, Aula Jing Si Lt. 2, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Selain di Jakarta, pembacaan Sutra Bhaisajyaguru untuk memperingati HUT Tzu Chi ke-51 ini juga dilakukan di Kantor Tzu Chi di kota lainnya di Indonesia: Batam, Medan, Tanjung Balai Karimun, dan Pekanbaru.

Ulang tahun Tzu Chi yang jatuh setiap tanggal 24, bulan 3 penanggalan lunar, selalu manjadi momen penting bagi insan Tzu Chi di seluruh dunia. Di Indonesia, momen ini dijadikan pemacu semangat untuk berbuat lebih banyak lagi bagi masyarakat dengan hati yang tulus. “Tulus itu melakukan segala sesuatu dengan cinta kasih dan sepenuh hati,” ucap Chia Wen Yu, relawan komite Tzu Chi yang mengutip pengertian tulus dari Like Hermansyah yang juga seorang relawan Komite Tzu Chi.

Chia Wen Yu mengaku banyak belajar dari Tzu Chi sekaligus relawan Tzu Chi Indonesia. Ia salut terhadap semangat dan pencapaian seluruh relawan. “Banyak relawan Tzu Chi Indonesia yang sama sekali tidak mengerti bahasa Mandarin, tetapi semangat Master Cheng Yen terpatri sangat dalam di hati mereka. Itu yang membuat Master gan en (berterima kasih) terhadap kita,” katanya.

Selain di Jakarta, pembacaan Sutra Bhaisajyaguru untuk memperingati HUT Tzu Chi ke-51 ini juga dilakukan di Kantor Tzu Chi di kota lainnya di Indonesia: Batam, Medan, Tanjung Balai Karimun, dan Pekanbaru juga serentak di berbagai negara.

Chia Wen Yu memberikan sharing usai pembacaan Sutra. Ia mengingatkan relawan untuk selalu menggenggam ketulusan dalam membantu masyarakat sehingga lebih banyak Bodhisatwa yang akan bergabung menjadi barisan Tzu Chi.

Wen Yu pun mengambil contoh dua orang relawan: Like Hermansyah dan Wie Sioeng. Mereka merupakan dua orang relawan yang tidak mengerti bahasa Mandarin namun bisa menjalankan Tzu Chi dengan sepenuh hati. Tentu di luar itu masih banyak lagi relawan-relawan yang mempunyai semangat serupa. Relawan Komite pertama Tzu Chi Indonesia ini pun melanjutkan bahwa, Wie Sioeng membutuhkan waktu tiga sampai empat kali lipat lebih banyak untuk belajar dan mengerti apa yang Master Cheng Yen katakan. “Begitu juga dengan Like Shijie,” lanjut Wen Yu. Namun karena semangat ketulusan membagi cinta kasih sudah terpatri maka kendala pasti bisa diatasi.

Mendengar sharing Chia Wen Yu, Yusdeli Ai Mei, relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Timur sepenuhnya setuju. “Memang kekuatan relawan Tzu Chi ada pada ketulusan,” ucap relawan yang sudah enam tahun aktif menjadi relawan amal dan pendampingan pasien kasus ini. Baginya, ketulusan adalah modal penting untuk bersosialisasi dengan berbagai macam orang, termasuk relawan dan penerima bantuan.

“Kalau kita tidak tulus, kita sendiri yang akan kesulitan,” kata Ai Mei. Ia melanjutkan, “Dalam enam tahun memegang misi amal, saya pastinya selalu belajar karena setiap kasus (penerima bantuan –red) mempunyai keunikan tersendiri. Karena itu, kita harus mendalami setiap kasus dengan hati dan menjadikan ketulusan sebagai dasar untuk membantu orang lain.”

Ucapan Terima Kasih Master Cheng Yen Kepada Murid-muridnya

Usai khidmat membacakan Sutra Bhaisajyaguru. Relawan Tzu Chi mendengar ceramah Master Cheng Yen secara langsung. Melalui ceramahnya, Master Cheng Yen mengungkapkan terima kasih kepada murid-muridnya:

Usai khidmat membacakan Sutra Bhaisajyaguru, relawan Tzu Chi mendengar ceramah Master Cheng Yen secara langsung. Melalui ceramahnya, Master Cheng Yen mengungkapkan terima kasih kepada murid-muridnya.

Hari ini Tzu Chi menginjak usia ke 51, artinya hari ini adalah hari pertama tahun ke-52 bagi Tzu Chi. Selama 51 tahun ini semua pencapaian Tzu Chi adalah berkat kalian (relawan Tzu Chi) semua. Tetes demi tetes cinta kasih Tzu Chi dapat mengalir karena kalian semua.

Empat misi Tzu Chi bisa ada sampai sekarang, berkembang empat-empatnya hingga ke seluruh dunia adalah karena relawan yang ada di seluruh dunia yang terus mengembangkan semangat Tzu Chi dan menjalankan praktik nyata ajaran Buddha di dalam masyarakat.

Praktik ajaran Buddha yang sudah kita jalani ini artinya kita sudah lintas agama, suku, ras, dan sebagainya karena semangat Tzu Chi adalah tidak membeda-bedakan. Jadi saya bersyukur.

Selain itu bulan April ini Tzu Chi dalam suasana bergembira, kebetulan juga relawan baru saja pulang ke Taiwan untuk melakukan laporan. Kala itu relawan Tzu Chi di Taiwan membantu ke Griya Jing Si untuk mempersiapkan ini semua. Jadi suasana ulang tahun Tzu Chi sudah ada sejak awal bulan April ini.

Saya sangat berterima kasih atas kesungguhan hati dan semangat semua orang dalam menggalang dana. Sangat bersyukur atas kesungguhan hati dan semangat setiap orang. Saya berharap kita di Tzu Chi dapat terjun ke masyarakat melihat penderitaan, selain melihat penderitaan kita harus menghimpun berkah dengan tulus bersumbangsih dan berdoa agar masyarakat aman dan tenteram.

Beberapa waktu sebelumnya, tepatnya pada 9 April 2017, Master Cheng Yen pun mengungkapkan hal serupa. Beliau dengan sepenuh hati mengungkapkan terima kasih kepada seluruh muridnya di seluruh belahan dunia.

Bodhisatwa sekalian, mengulas tentang apa yang telah dilakukan Tzu Chi dan orang-orang yang telah dibantu Tzu Chi, saya sungguh sangat bersyukur. Berkat para insan Tzu Chi yang bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih, Tzu Chi baru bisa memperoleh pencapaian seperti ini. Banyak orang yang berkata, “Master Cheng Yen sangat luar biasa.” Sesungguhnya, bukan begitu. Saya tidak pernah meninggalkan Taiwan. Bodhisatwa yang sesungguhnya adalah yang bertindak secara nyata untuk menolong sesama. Banyak di antara kalian yang telah menolong sesama. Tanpa kalian, Tzu Chi tak akan memiliki begitu banyak relawan.

Orang yang saya kenal terbatas. Selain itu, saya sudah lanjut usia dan penglihatan saya tidak baik. Saya tidak bisa langsung mengingat seseorang begitu melihatnya sekarang. Kini daya ingat saya juga memburuk. Namun, saya bisa mengandalkan banyak orang yang bersumbangsih dengan kekuatan mereka. Jadi, kemuliaan bukan berkat segelintir orang, melainkan berkat banyak orang. Ini mencakup kalian semua. Dengan adanya kalian, kekuatan Tzu Chi terus meningkat dan relawan Tzu Chi terus bertambah.

Saya berharap setiap relawan bisa menginspirasi relawan baru. Dengan begitu, jumlah relawan kita akan berlipat ganda. Saya sangat bersyukur pada kalian yang bersumbangsih dengan sepenuh hati dan penuh cinta kasih.

(kutipan Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 April 2017)

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

HUT Tzu Chi ke-51: Tetap Menggenggam Ketulusan dalam Berbagi Cinta Kasih

HUT Tzu Chi ke-51: Tetap Menggenggam Ketulusan dalam Berbagi Cinta Kasih

21 April 2017

Ulang tahun Tzu Chi yang jatuh setiap tanggal 24, bulan 3 penanggalan lunar, selalu manjadi momen penting bagi insan Tzu Chi di seluruh dunia. Di Indonesia, momen ini dijadikan pemacu semangat untuk berbuat lebih banyak lagi bagi masyarakat dengan hati yang tulus.

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -