Ikhlas dari Hati
Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto, Dok. PribadiMayanti Pardede tampak menunjukkan foto dirinya saat belum mengalami kecelakaan. Meski, belum bisa sembuh total, Mayanti tetap bersyukur dapat kembali siuman dari koma panjangnya dan menghirup kembali indahnya dunia. |
| ||
Sopir KWK 03 yang melihat Mayanti ditabrak sepeda motor segera berhenti dan bersama dengan warga sekitar membawanya ke Klinik Pengobatan Sejahtera. Di sana, luka di kepala Mayanti dijahit, namun karena luka sudah sedemikian parah, ia pun dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur. Di rumah sakit ini, lagi-lagi karena keterbatasan fasilitas, Mayanti tak bisa ditangani. Maka di pagi harinya, berbekal rujukan asuransi dari bank kantor Mayanti bekerja, ia segera dirujuk ke Rumah Sakit Harapan Bunda Jakarta. Di rumah sakit ini, pada pukul 12.00 WIB, Mayanti kemudian menjalani operasi. Saat itu, dokter yang mengoperasi sudah memberitahukan pihak keluarga bahwa harapan Mayanti untuk kembali sadar bahkan sembuh sangatlah kecil. “Kalaupun nanti siuman, pasti akan ada kelainan di Mayanti,” ujar M Tobing (ibu dari Mayanti). Enam jam kemudian Mayanti keluar dari ruang operasi dan segera ditempatkan di ruang gawat darurat, tetap dalam kondisi tak sadarkan diri.
Ket : - Berkat Riyana, Mayanti akhirnya berjodoh dengan Tzu Chi. Dari Tzu Chi, Mayanti mendapatkan bantuan pengobatan berupa biaya obat-obatan yang diperlukan.(kiri) Buah dari Memaafkan Meski mendapat perlakuan demikian, M Tobing dan keluarga tidak menaruh dendam ataupun menuntut lebih kepada si pelaku. Mereka bahkan memaafkan si pelaku dan berharap anak mereka Mayanti yang terbaring kritis di ruang gawat darurat dapat segera siuman. Satu bulan di rumah sakit, Mayanti akhirnya siuman dari komanya. Saat pertama kali siuman, yang bisa dilakukan Mayanti hanya bertanya, “Kenapa saya ada di sini?” Berkat doa, dan simpati banyak orang, serta sikap ikhlas untuk memaafkan perbuatan pelaku, Mayanti akhirnya sadar dari koma panjangnya. Dukungan Banyak Pihak
Ket : -Inilah kondisi Mayanti di Rumah Sakit Harapan Bunda Jakarta. Lebih dari 1 Minggu Mayanti tak sadarkan diri di ruang gawat darurat. (kiri) Salah satu dukungan yang hadir berasal dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Menurut Riyana, kakak dari Mayanti dukungan itu datang saat Mayanti membutuhkan dana untuk menebus obat yang diperlukan. Saat itu kondisi Mayanti telah sadar dari komanya, namun untuk memulihkan kondisinya kembali masih banyak obat-obatan yang harus ditebus. Jodoh baik itu berawal saat Riyana bertemu dengan Ike, teman pelayanannya di gereja. Kebetulan Ike ternyata adalah tetangga dari Susilo, seorang relawan Tzu Chi di He Qi Utara. Maka Susilo yang mengetahui keadaan Mayanti segera mengurus segala sesuatunya. Dari mengurus surat-surat yang diperlukan, hingga mendampingi M Tobing di rumah sakit. “Ibu Susilo sangat membantu kami,” kata Riyana. Usai survei dan rapat relawan, Mayanti kemudian diputuskan mendapatkan bantuan dana untuk menebus obat-obatan yang diperlukan. “Sangat bersyukur sekali karena Tzu Chi yang sebelumnya tidak kami kenal sama sekali malah memberikan bantuan,” ucap M Tobing. Tidak hanya itu, M Tobing dan keluarga pun menyadari akibat musibah ini, mereka kini dapat lebih bersyukur dan melihat bahwa saudara itu ada di mana-mana. “Banyak dari mereka yang tidak kami kenal malah membantu kami,” tutur Riyana. Satu hal lain yang sangat membuat mereka kagum adalah sikap tulus atasan Mayani yang merelakan uang tunjangan hari Natalnya untuk membantu Mayanti. Mayanti Saat Ini Meski begitu, M Tobing dan keluarga tetap ikhlas menerima kondisi Mayanti. Apalagi Mayanti pun tidak kehilangan semangat dengan kondisi yang dialaminya. Satu yang masih menjadi harapan Mayanti adalah kembali bekerja seperti dahulu. Hingga bulan Juli ini, Mayanti akan tetap menerima gaji seperti biasa, walau ia tak bekerja di sana. Sebuah kebijakan yang sepatutnya ditiru oleh perusahaan lain. Hingga kini, M Tobing dan keluarga pun tetap berdoa dan berharap semoga Mayanti dapat kembali pulih seperti sedia kala. | |||
Artikel Terkait
Tidak Menyakiti Makhluk Hidup
18 Agustus 2014Untuk mengubah padangan yang keliru tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi terus memberikan pemahaman kepada semua orang untuk memiliki pandangan benar mengenai arti bulan tujuh ini. Salah satunya pada acara Bulan Tujuh Penuh Berkah yang diadakan pada hari Minggu, 17 Agustus 2014. Pada acara ini relawan Tzu Chi mensosialisasikan bahwa persembahan terbaik bukanlah dengan persembahan makanan dari hewan dan membakar uang kertas, namun dengan bervegetarian setulus hati.
Membina Diri untuk Mencintai Lingkungan
25 Februari 2019Sebanyak 29 orang yang berpartisipasi pada kegiatan pelestarian lingkungan. Mereka memilah sampah yang berupa, kertas, plastik, dan kaleng. Relawan dibagi menjadi perkelompok dalam memilah sampah tersebut.
Menjaga Kesehatan Warga Desa Pahokng
16 Oktober 2017Tzu Chi Singkawang menyelenggarakan Bakti Sosial Kesehatan untuk Anak dan Lansia di Desa Pahokng, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Sabtu, 24 September 2017.