Ikrar Insan Tzu Chi Indonesia

Jurnalis : Amelia Devina (He Qi Utara), Fotografer : Dimin (He Qi Barat), Kurniawan (He Qi Timur), Rudi Dharmawan (He Qi Barat), Stephen Ang (He Qi Utar
 
 

foto
Secara serempak insan Tzu Chi mengucapkan ikrarnya kepada Master Cheng Yen (pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi) yang menyaksikan prosesi peresmian ini secara live dari Taiwan pukul 7 pagi (pukul 6 pagi waktu Jakarta).

Berguncang, terombang-ambing dalam arus deras dunia fana
Meski tubuh hancur berkeping-keping, tekad tetap membara
Gelombang laut bergelora, gulungan ombak datang menghempas
Tekad sudah terpatri di dalam jiwa, raga pun ikut mewujudkan

 

 

 

Bagaikan pasukan semut yang berjuang menggerakkan Gunung Sumeru, tidak kurang dari dua ribu insan Tzu Chi Indonesia dan luar negeri dengan penuh semangat dan kesatuan hati mengikuti prosesi peresmian Aula Jing Si Indonesia, yang berlokasi di PIK (Pantai Indah Kapuk), Jakarta Utara. Tidak hanya dihadiri oleh relawan Tzu Chi seluruh Indonesia, staf, dan murid Sekolah Tzu Chi; acara peresmian ini juga dimeriahkan oleh sekitar 200 relawan Tzu Chi internasional termasuk Taiwan, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Jepang, Tiongkok, dan Amerika. Titik-titik cinta kasih yang tersebar luas di berbagai belahan dunia berkumpul pada Minggu pagi, 7 Oktober itu untuk memberikan doa dan dukungannya pada relawan Tzu Chi Indonesia.

Bersamaan dengan dikumandangkannya lagu “Xing Yuan” (Jalankan Ikrar), keseluruhan insan Tzu Chi berjalan dari sisi muka Kompleks Tzu Chi Center, menaiki tangga menuju pintu gerbang Aula Jing Si. Seiring dengan berakhirnya lagu, secara serempak insan Tzu Chi mengucapkan ikrarnya kepada Master Cheng Yen (pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi) yang menyaksikan prosesi ini live dari Taiwan pukul 7 pagi (pukul 6 pagi waktu Jakarta). Tzu Chi menyebarluaskan di seluruh Indonesia, selama-lamanya para relawan akan setia berjalan di jalan Tzu Chi, dan selama-lamanya para relawan akan setia berjalan di jalan Bodhisatwa. Setelah tiga ikrar ini diucapkan, Master Cheng Yen pun memberikan berkah dan restunya kepada insan Tzu Chi Indonesia. Seluruh peserta kemudian bersama-sama bergerak, mendorong, dan memasuki pintu gerbang; sebuah prosesi yang merupakan simbol dari kedua kalimat yang terpampang di kedua pilar bagian muka Aula Jing Si: “jutaan teratai bermekaran di dalam hati menciptakan dunia Tzu Chi” dan “mengajak para budiman di seluruh dunia untuk menggarap lahan berkah.”

Inspirasi dari Relawan Tzu Chi Amerika
Lagu “Xing Yuan” sendiri sebenarnya adalah soundtrack dari film animasi mengenai riwayat hidup Mahabiksu Jian Zhen yang diproduksi oleh DAAI TV Taiwan di tahun 2010. Berkisah tentang seorang biksu dari Tiongkok yang pada zaman dinasti Tang diundang untuk menyebarkan ajaran Buddha dan vinaya (sila) ke Jepang. Setelah melewati 5 (lima) kali kegagalan dalam kurun waktu 12 tahun, baru pada pelayaran keenamlah Mahabiksu Jian Zhen berhasil menapakkan kakinya ke negeri Jepang. Walaupun usia beliau menua, kondisi tubuhnya melemah, dan bahkan beliau kemudian tidak lagi dapat melihat; tapi tekadnya untuk pergi ke Jepang tidak pernah sekalipun goyah.

foto  foto

Keterangan :

  • Rasa sukacita menyelimuti seluruh pimpinan dan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia saat memasuki rumah baru pada Minggu, 7 Oktober 2012 di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara (kiri).
  • Para relawan bersama-sama bergerak, mendorong, dan memasuki pintu gerbang; prosesi yang merupakan simbol dari kedua kalimat yang terpampang di kedua pilar bagian muka Aula Jing Si (kanan).

Terinspirasi dari film yang proses produksinya memakan waktu lima tahun ini, di tahun 2011 relawan Tzu Chi Amerika secara kreatif mulai mengajak para relawan dan masyarakat luas untuk mengenal sosok mengagumkan Mahabiksu Jian Zhen lewat pementasan bahasa isyarat tangan dan pemutaran film animasi dari kota ke kota. Banyak dilakukan di auditorium kampus, sampai hari ini pemutaran film dan pementasan lagu telah menjangkau 8 Kantor Penghubung Amerika, termasuk Los Angeles, San Jose, dan California. Pada pelatihan relawan internasional yang berlangsung di Taiwan tahun 2011, relawan Tzu Chi Amerika juga berkesempatan untuk mempersembahkan pementasan ini di depan Master Cheng Yen dan peserta pelatihan dari seluruh dunia. Terhitung sebagai sebuah pencapaian yang sangat berhasil, dengan penuh keuletan para relawan pria dari Amerika berlatih untuk menampilkan suatu pembabaran dharma yang tidak hanya memukau mata, tetapi juga mampu menggerakkan hati setiap orang yang melihatnya!

“Saya rasa penggunaan lagu Xing Yuan sebagai theme song kegiatan peresmian Aula Jing Si mengandung suatu semangat yang sama seperti yang kita lakukan di Amerika. Karena kita sama-sama berada jauh dari Taiwan, maka ini juga adalah tentang bagaimana kita memiliki semangat Tzu Chi di manapun kita berada dan dapat menyebarkan cinta kasih universal ke berbagai tempat,” ujar Shixiong Huang Han Kui, Ketua Tzu Chi Amerika. Mengaku terinspirasi perkembangan pesat insan Tzu Chi di Indonesia, Shixiong Huang percaya bahwa Aula Jing Si Indonesia akan menjadi sebuah magnet kuat. “Saya yakin bahwa dalam waktu dekat akan ada banyak masyarakat setempat yang terinspirasi dari apa yang kita lakukan di Tzu Chi. Saya percaya dengan adanya Aula Jing Si ini barisan Tzu Chi Indonesia akan bertambah semakin besar lagi,” tambah Shixiong Huang. Walaupun insan Tzu Chi di Amerika belum memiliki “rumah sendiri” seperti kita di Indonesia, namun ia bertekad bahwa dimulainya proses pembangunan Aula Jing Si di Amerika akan segera terwujud.

Tekad Teguh Tak Tergoyahkan
Terinspirasi dari apa yang dilakukan oleh relawan di Amerika dan kemudian di Taiwan, insan Tzu Chi Indonesia juga mempersembahkan pementasan bahasa isyarat tangan lagu “Xing Yuan” pada acara peresmian Aula Jing Si yang mengundang khalayak umum. Sekitar dua bulan persiapan dan diikuti oleh 53 relawan pria, seluruh peserta bersatu hati menghayati makna dari lagu “Xing Yuan” dan film animasi Mahabiksu Jian Zhen. Hu Ai (komunitas) Angke bahkan melakukan kegiatan nontonbersama film ini dalam dua sesi acara bedah buku. Karena teks film di DVD hanya tersedia dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris, maka beberapa orang relawan pun berinisiatif membentuk sebuah tim kecil untuk bahu membahu menerjemahkan teks ke dalam bahasa Indonesia. “Saya sangat tersentuh menonton kisah Mahabiksu Jian Zhen. Akan sangat sayang apabila relawan lain menonton tapi tidak mengerti apa maknanya,” demikian Shixiong Suparjo bercerita mengenai motivasinya menginisiasi penerjemahan teks film ini. Ia adalah salah satu pemain dari bahasa isyarat lagu “Xing Yuan”.

foto  foto

Keterangan :

  • "Saya yakin akan ada banyak masyarakat yang terinspirasi dari apa yang kita lakukan di Tzu Chi. Saya percaya dengan adanya Aula Jing Si ini barisan Tzu Chi Indonesia akan bertambah semakin besar lagi,” kata Huang Han Kui, Ketua Tzu Chi Amerika (kiri).
  • Insan Tzu Chi Indonesia juga mempersembahkan pementasan bahasa isyarat tangan lagu “Xing Yuan” pada acara peresmian Aula Jing Si yang mengundang khalayak umum (kanan).

Shixiong Indrawan Paimin juga menuturkan bagaimana ia merasa kekuatan film dan lagu ini tertanam di hati tiap pemainnya. Belum lagi, semua relawan yang ikut dalam pementasan “Xing Yuan” diharuskan untuk bervegetarian selama minimal 108 hari. Shixiong Indrawan yang sudah menjalani pola hidup vegetarian selama dua tahun ini menyampaikan, “Setiap orang menginginkan hasil terbaik dan setiap orang memiliki sebuah tekad yang sama. Karenanya, agar pementasan ini berjalan sukses, kita semua belajar untuk mengecilkan ego masing-masing.” Sama dengan rekan-rekannya, kekuatan tekad juga telah tertanam dalam diri Shixiong Liwan yang dua hari sebelum pentas mengalami kecelakaan sepeda motor. Selain tangannya yang terluka, kedua lututnya juga robek dan harus diperban. Pada gladi resik hari Sabtu (6/10) malam, terlihat masih ada bercak darah di perbannya. Walaupun banyak relawan lain yang mengkhawatirkan keadaan Shixiong Liwan, ia malah sambil tertawa menenangkan mereka, “Ini adalah momen seumur hidup sekali. Walaupun terasa sangat sakit, saya terus berdoa agar ini bisa dilalui. Saya pasti bisa melakukannya.”

Betul ternyata, tekad telah tertanam dalam hati setiap insan Tzu Chi Indonesia. Sama seperti perkataan Master Cheng Yen, “Apabila ada tekad, pasti ada kekuatan. Apabila tidak ada tekad, akan muncul banyak alasan.” Demi suksesnya peresmian Aula Jing Si, persiapan telah dilakukan selama berbulan-bulan. Bahkan selama beberapa minggu, dan terutama beberapa hari terakhir, relawan harus berkutat dengan jadwal yang sangat padat. Namun demikian, karena adanya tekad, semua orang rela bersumbangsih dengan sukacita. Apa yang dikerjakan kali ini untuk rumah keluarga besar Tzu Chi Indonesia barulah permulaan. Meneladani kisah Mahabiksu Jian Zhen dan Master Cheng Yen, semoga setiap insan Tzu Chi teguh memegang dan menjalankan ikrarnya sampai masa tak terhingga.

Teguh tak tergoyahkan dalam masa tak tertingga
Menyeberangi ribuan mil perairan, berjalan melintasi puncak-puncak gunung
Meski berulang kali mengalami rintangan dari masa ke masa, langkah kaki tak pernah terhenti
Bangkitkan tekad, jalankan ikrar!

  
 

Artikel Terkait

Internasional: Festival Musim Panas

Internasional: Festival Musim Panas

16 September 2010 Pada bulan Juli 2010 itu, para relawan kembali ke sebuah kota di Jepang barat yang hancur oleh gempa bumi enam tahun lalu untuk merayakan pemulihan dan bantuan yang telah diberikan selama bencana.
Penghargaan untuk Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Penghargaan untuk Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

24 November 2017
Menyambut Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 November, relawan Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Sumsel 1 memberikan penghargaan untuk para guru di SD Negeri 04, Banyuasin, Palembang. Penghargaan diberikan dalam bentuk bantuan sembako kepada para guru-guru.
Berkah Kebahagiaan Warga Desa Hargotirto

Berkah Kebahagiaan Warga Desa Hargotirto

23 Agustus 2023

Tzu Chi Cabang Sinar Mas mengadakan baksos kesehatan umum dan pembagian beras di SD Negeri Pantaran, Kelurahan Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (19/8/2023).

Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -