Ikrar yang Kuat dan Dipraktikkan

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
 
 

fotoPada tanggal 6 Mei 2012, relawan Tzu Chi mengikuti pendalaman misi Tzu Chi di Kantor Yayasan.

Kata Bodhisatwa berasal dari Bahasa Sanskerta dan dalam Bahasa Mandarin yang disebut “Pusa”. Bodhi berarti tercerahkan, satwa berarti makhluk yang berperasaan. Bodhisatwa berarti makhluk berperasaan yang tercerahkan. Di khalayak umum, banyak orang mengartikan Bodhisatwa ialah makhluk gaib yang terlahir di alam dewa, sehingga banyak orang-orang yang memberikan persembahan dengan pengharapan imbalan tertentu – itu merupakan figur dari Bodhisatwa berwujud rupang (patung).

Bodhisatwa dunia yang sesungguhnya adalah sebuah wujud yang bisa melakukan suatu pekerjaan, bisa berbicara, bisa makan, bisa menelusuri berbagai pelosok untuk menolong orang menderita dan selalu menampilkan diri dimana ada bencana.

Melakukan perbuatan baik secara perlahan tapi pasti, meskipun itu suatu bentuk bantuan kecil, tetapi bantuan kecil yang bila terus diakumulasi dapat membentuk sebuah gunung. Oleh karena itu kita jangan meremehkan perbuatan baik yang kecil. Kebajikan kecil dari semua orang bagaikan tetesan air yang membentuk sungai dan butiran padi yang memenuhi lumbung. Kita hendaknya tak meremehkan hal ini. Selain itu, kita hendaknya senantiasa menjaga hati kita. Ketika timbul sebersit niat baik, segeralah bersumbangsih karena penderitaan di dunia begitu banyak.

Pada awalnya penderitaan di dunia berawal dari kegelapan batin, sebersit kebencian dapat membawa bencana. Dengan menghimpun tetesan berkah dan menumbuhkan cinta kasih, barulah kita dapat merasakan kebahagiaan ketika memberi.

foto    foto

Keterangan :

  • Acara yang dimulai pada pukul  09.00 WIB ini diikuti sebanyak 120 relawan yang mengerti Bahasa Mandarin (kiri).
  • Pendalaman misi ini Live melalui Teleconference dengan insan Tzu Chi di Aula jing Si Hualien, Taiwan (kanan).

Tanggal 6 Mei 2012, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan kegiatan pendalaman misi Tzu Chi yang dihadiri oleh lebih kurang 120 relawan. Dengan topik “Nilai-nilai Ladang Pelatihan Jing Si”. Membahas mengenai Griya Jing Si, sebagai titik awal, murid Jing Si di dunia mewariskan nilai keluarga yang penuh kesederhanaan, mengendalikan diri, dan mengembalikan tata susila, mewujudkan filosofi Master tentang cinta kasih, welas asih, suka cita, keseimbangan batin serta pelestarian lingkungan yang menyucikan dunia mulai dari sumbernya. Di saat yang sama, juga menggabungkannya dengan semangat dan tekad tahun ini semangat masa celengan bambu, butiran padi dapat memenuhi lumbung, tetesan air dapat menjadi sungai untuk disebarkan ke seluruh komunitas, agar orang-orang dapat mengurangi nafsu keinginan, berpuas diri, serta hidup sederhana hingga dapat menciptakan berkah.

Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WIB, dengan melantunkan pelafalan nama Buddha “Pen Se Se Se Cia Mo Ni Fo”. Acara pendalaman misi Tzu Chi kali ini agak berbeda dengan yang biasanya, dikarenakan pada hari ini relawan Tzu Chi Indonesia akan mendengarkan sharing dari dua Shifu (Biksuni di Griya Jing Si), yaitu De Han Shifu dan De Jian Shifu. Mereka menceritakan bagaimana Tzu Chi berjalan pada tahun 1966, dimana saat itu segalanya serba sulit. Tetapi dengan tekad dan semangat dari relawan, Tzu Chi kini dapat memberi manfaat pada dunia dan menyelamatkan sejumlah jiwa di belahan dunia.

foto   foto

Keterangan :

  • Melalui pendalaman yang bertopik “Nilai-nilai Ladang Pelatihan Jing Si” ini, diharapkan setiap relawan dapat terus mengembangkan semangat dan tekad di jalan Tzu Chi (kiri).
  •  Liu Su Mei, Ketua Yayasan Tzu Chi Indonesia berpesan agar relawan Indonesia  dapat menyamakan langkah dengan Tzu Chi Taiwan dan menggalang lebih banyak bodhisatwa (kanan).

Mendengar sharing dari para Shifu, Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia berpesan pada para relawan untuk terus bersemangat dalam melakukan kegiatan Tzu Chi. “Aula Jing Si yang baru ini merupakan rumah untuk insan Tzu Chi, dimana para relawan dapat melakukan kegiatan sosial sekaligus melatih diri, merubah yang buruk menjadi baik. Oleh karena itu, marilah kita bersama menyamakan langkah dengan Tzu Chi Taiwan, menggalang lebih banyak bodhisatwa, supaya lebih banyak orang baik yang membantu melenyapkan penderitaan di dunia,” terang Liu Su Mei.

Mendengar pesan dari Liu Su Mei, Zhang Li, relawan Tzu Chi Bandung juga merasa terharu. ”Mendengar wejangan dari Su Mei Shijie tadi, kita merasa jika kita harus lebih giat untuk menyamakan langkah dengan relawan Tzu Chi Taiwan. Selain itu kita juga harus memiliki ikrar yang kuat dan tidak hanya diomongkan saja tetapi juga dilaksanakan, seperti kata Master Cheng Yen: Percaya, berikrar, lakukan niscaya pasti bisa tercapai,” terang Zhang Li yang datang dengan 8 relawan Tzu Chi Bandung lainnya. Zhang Li juga berharap jika para relawan Tzu Chi Bandung dapat kesempatan lebih banyak untuk ikut turut berpartisipasi dalam kegiatan di Aula Jing Si. Meskipun terkendala masalah jarak, tetapi mereka akan siap siaga jika diperlukan.

  
 

Artikel Terkait

Meneladani Nilai Luhur Master Cheng Yen

Meneladani Nilai Luhur Master Cheng Yen

22 Agustus 2017
Minggu, 13 Agustus 2017, kelas budi pekerti Er Tong Ban Senior (Kelas 5-6 SD) dan Tzu Shao (SMP dan SMA) Tzu Chi Pekanbaru mengadakan pertemuan kedua.
PAT 2019: Mengakar di Jalan Bodhisatwa

PAT 2019: Mengakar di Jalan Bodhisatwa

21 Januari 2020

Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019, sesi 2 di Kota Batam dihadiri oleh sebanyak 1.004 peserta terdiri dari orang tua murid Kelas Budi Pekerti dan penerima bantuan Tzu Chi. Selain menyaksikan kilas balik Tzu Chi dan petunjukan yang dibawakan oleh relawan, pemberkahan kali ini juga mengundang penerima bantuan untuk berbagi kisah mereka.

Pelatihan yang Bermanfaat

Pelatihan yang Bermanfaat

20 April 2016

Kegiatan Pelatihan Relawan Abu Putih tahap II yang diadakan oleh He Qi Barat pada tanggal 10 April 2016 di aula lantai 2 Komplek Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Sebanyak 119 relawan hadir dalam kegiatan ini. Melalui pelatihan ini bersama-sama mendalami, merenung dan mempraktikkan apa yang diperoleh selama pelatihan dalam kehidupan sehari-hari. 

Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -