Impian Adalah Dasar Dalam Penulisan
Jurnalis : Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Slamet Mulyono
|
| ||
Rasa penasaran mengisi hati setiap relawan yang hadir pada ruang pelatihan yang berada di lantai satu dari Sekolah Dasar Tzu Chi. Ruangan tersebut dipadati oleh relawan maupuntim DAAI TV yang ingin tahu dengan apa yang akan dibagikan oleh pembicara pada kelas yang bertema “Menulis Kisah Pasien Kasus”. “Selalu menanamkan impian kecil atas setiap tulisan,” ucap Pembicara saat memulai materi yang ingin disampaikannya kepada relawan 3 in 1 khususnya penulis artikel. Pembicara hari ini tidak lain ialah penulis berita yang telah 3 tahun meliput sejarah Tzu Chi yaitu Apriyanto Shixiong. Banyak tanah yang pernah dipijak oleh relawan Tzu Chi Indonesia telah pernah ia kunjungi.
Keterangan :
Apriyanto Shixiong menyatakan bahwa setiap artikel yang baik memiliki dua perangkat, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Agar artikel dapat menjalankan fungsinya, kedua perangkat tersebut harus disertakan dalam proses penulisan artikel pasien.Hardware yang dimaksud disini tidak lain ialah biografi yang pasien. Apriyanto Shixiongmenyatakan bahwa agar dapat membentuk biografi pasien, penulis artikel harus mengetahui berbagai peristiwa penting yang pernah dilalui oleh pasien baik lewat wawancara maupun buku harian pasien. Setelah mendapatkan informasi mengenai peristiwa yang pernah dialami oleh pasien lalu tugas penulis selanjutnya ialah memutuskan bagian mana dari peristiwa hidup pasien kasus yang dapat menjadi sumber inspirasi. Kunci kedua atau software dari penulisan ialah Impian. “Tanpa impian, tanpa jiwa,” kata Apriyanto Shixiong saat menekankan pentingnya bagi penulis untuk menabur impian ke dalam tulisan mereka. Impian yang dimaksud dari Apriyanto Shixiong ialah impian agar artikel yang ditulis dapat menarik untuk dibaca, menyentuh serta memberi pengetahuan kepada sang pembaca. Saat mendengar kata-kata tersebut dari Apriyanto Shixiong, paradigma dari setiap relawan 3 in1 mengenai peran yang diambil oleh penulis mulai terbuka dan berubah. Para relawan sadar bahwa setiap artikel yang dibuat bukan hanya berperan secara dokumentasi melainnya juga merupakan suatu karya yang hidup dan memiliki jiwa yang dapat menginspirasi setiap orang yang membacaranya. |
| ||
Artikel Terkait
Membersihkan Rumah Kita Bersama
12 Oktober 2015 Dalam rangka persiapan Kamp Pelatihan Relawan Biru Putih se-Indonesia yang berlangsung pada 9 - 11 Oktober 2015, relawan Tzu chi pun mengadakan kegiatan bersih-bersih Aula Jing Si. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini (3-4 Oktober 2015) melibatkan 150 relawan komunitas Jakarta dari beberapa wilayah (He Qi).Bersumbangsih Tanpa Pamrih.
08 Juli 2011Bantuan Beras untuk Masyarakat Prasejahtera di Masa Pandemi
08 November 2021Tzu Chi Bandung memberikan bantuan 285 paket beras dan 2.850 pcs masker medis kepada masyarakat prasejahtera dan yang terdampak pandemi Covid-19.