Impian Sianne

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Hadi Pranoto
 

foto
Di temani seorang relawan, Sianne menyalakan kompor barunya. Ketika api menyala ia begitu senang dan bilang akan segera masak.

Sianne Robot bangun lebih awal dari biasanya. Sejak malam tiba ia tak mampu memejamkan mata secara penuh, sebentar-sebentar ia terbangun dan sebentar-sebentar pula ia melihat jam yang tergantung di dinding kamarnya yang lusuh. Beberapa jam lagi Sianne harus menghadiri momen penting sepanjang pengalamannya dan ia harus tiba tepat waktu di Kantor Pekerjaan Umum (PU) Kota Manado untuk menerima seperangkat kompor gas dari Tzu Chi. Karena itulah ia tak kuasa mengatasi kegelisahannya hingga tak mampu membuat dirinya terlelap.

Warung Sianne terletak di ujung lapangan parkir Gedung Percetakan Negara milik pemerintah. Sebelum banjir bandang menerpa Manado, Sianne berjualan nasi kuning dan bubur sayur Manado. Tapi setelah bencana, banyak barang dan perabot miliknya yang hilang ditelan banjir. Semangat kerja Sianne pun runtuh. Sebagai seorang janda yang tinggal seorang diri, kata tak bergairah kerja sebenarnya tabu untuk diucapkan.  Karena sebagaimana ia ketahui hanya dengan bekerja sungguh-sungguhlah salah satu cara untuk mencukupi semua kebutuhan hidupnya. Tapi ketika relawan-relawan Tzu Chi datang di Kelurahan Tikala Ares untuk mengajaknya bekerja bakti membersihkan lingkungan, memberinya dana solidaritas, dan kupon untuk ditukarkan dengan kompor, semangat hidupnya langsung bersemi kembali. Karena itu setelah mandi dan melewatkan makan pagi, Sianne bersama teman-temannya sesama ibu rumah tangga di Lingkungan 2, Tikala Ares segera berjalan kaki menuju kantor PU. Hari itu adalah Sabtu 1 maret 2014, hari yang mengagumkan bagi sebagian warga Manado – sebuah acara yang mereka anggap bukanlah acara biasa, tapi acara bertemunya hati relawan Tzu Chi dengan warga Manado atas kasih Tuhan. Makanya datang lebih awal adalah salah satu cara mereka untuk menghormati relawan yang sudah sedari pagi bekerja sekaligus melihatnya lebih dekat.

foto   foto

Keterangan :

  • Herman shixiong sedang memasangkan selang ke kompor milik Sianne. Ia bersedia mengantar Sianne sampai ke rumahnya bersama beberapa buah gas titipan teman-teman Sianne (kiri).
  • Sianne tinggal di kamar kos yang ia sewa. Sewaktu banjir banyak barang-barang yang rusak. Tapi adanya kegiatan dari Tzu Chi membuat ia bergairah kembali (kanan).

Sesungguhnya kompor gas merupakan barang yang asing bagi Sianne. Sehari-harinya Sianne menggunakan kompor sumbu berbahan bakar minyak tanah. Meski ia sudah lama medambakan kompor gas, tapi pendapatannya yang tak seberapa telah berkali-kali membantai keinginannya. Sampai pada hari itu, saat relawan menyerahkan kompor kepadanya impian Sianne yang telah lama terkubur justru menjadi kenyataan. Sianne pun dengan suka cita membawanya pulang.

foto   foto

Keterangan :

  • Bersama kompor barunya di warung. Ia merasa bersyukur ada Tzu Chi datang ke Manado.  Bukan hanya dia tapi warga yang lain pun merasakan hal yang sama (kiri).
  • Di Kantor Pekerjaan Umum dibagikan 1208 buah kompor kepada warga Kelurahan Tikala Ares, Tikala Kumaraka, dan Banjer (kanan).

Senangnya Sianne
Aroma minyak tanah dan kayu lembab menyeruak di warung Sianne yang berukuran 3 x 2.5 meter persegi. Di warungnya yang sempit oleh perabot rumah tangga, Sianne meletakkan kompornya di atas meja usang nan lapuk. Lalu dengan wajah yang berbinar-binar Sianne meminta Herman relawan yang turut mengantarnya pulang untuk memasangkan kompor. “Tolong pasang ya pak, saya belum tahu caranya,” pinta Sianne. Layaknya seorang murid, selama Herman bekerja menyambung selang ke kompor, Sianne memerhatikannya dengan seksama. Tapi setelah semuanya terpasang ia masih ragu untuk memutar tombol kompor, “Saya takut menyalakannya, bagaimana ini?” tanya Sianne. “So putar saja, semua sudah aman, tidak mungkin meledak,” kata Herman berlogat Manado. Lalu kompor pun menyala. Selama kompor menyala, Sianne kembali bercerita kalau ia memang betul-betul menginginkan kompor gas untuk menunjang usahanya. Ia juga mengatakan kalau dana solidaritas yang Tzu Chi berikan kepadanya hampir sebulan yang lalu telah sangat membantunya, terutama untuk membeli makan dan pakaian. Di depan relawan dan beberapa teman-temannya Sianne mengutarakan tekadnya untuk kembali berjuang menyambung hidup. Dan seperti orang-orang Manado lainnya, Sianne memberi salam kepada Herman dengan kata-kata yang kudus: “Tuhan memberkati, torang semua bersaudara.”

  
 

Artikel Terkait

Ungkapan Syukur Melalui Baksos Manula

Ungkapan Syukur Melalui Baksos Manula

20 November 2014 Sebanyak 108 pasien secara bergantian melakukan pemeriksaan kesehatan didampingi oleh para relawan. “Pelan-pelan jalannya, Nek. Biar saya bantu,” ucap salah satu Tzu Ching dengan lembut.
Paket Sembako untuk Para Warga Korban Abrasi Pantai

Paket Sembako untuk Para Warga Korban Abrasi Pantai

09 Juni 2020

Relawan Tzu Chi Padang memberikan 76 paket bantuan sembako kepada para nelayan yang terkena dampak dari abrasi pantai (30/05/2020). Bantuan berupa paket sembako berupa 5 kg beras, minyak goreng 1 liter, gula 1 kg, dan mie instan 4 buah.

Menghimpun Kebajikan, Meningkatkan Jiwa Kebijaksanaan

Menghimpun Kebajikan, Meningkatkan Jiwa Kebijaksanaan

23 Juni 2023

Komunitas relawan He Qi Cemara yang merupakan bagian dari Tzu Chi Medan mengadakan pelatihan relawan Abu Putih III. Pelatihan ini diisi rangkaian sesi yang mempersiapkan para relawan terjun di tengah masyarakat untuk menghimpun kebajikan serta meningkatkan jiwa kebijaksanaan.

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -