Indahnya Berbagi Kebajikan dengan Berdonor Darah

Jurnalis : Yogie Prasetyo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun ), Fotografer : Beverly, Joice Mie Li, Sunaryo, Yogie Prasetyo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun )
 

foto
Para dermawan satu per satu berdatangan untuk di periksa sebelum mengalirkan tetesan cinta kasihnya pada tanggal 23 Maret 2014.

Berdana yang sesunggunya adalah ketika memberikan sesuatu kepada orang lain tanpa penyesalan dan kerisauan”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Pagi yang begitu cerah mengiringi para relawan untuk bergegas menuju kantor Yayasan Budha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Dengan penuh semangat, relawan Tzu Chi mempersiapkan apa yang dibutuhkan untuk kegiatan donor darah pada hari itu. Seperti tiga bulan yang lalu, kegiatan ini rutin dilaksanakan. Minggu, 23 Maret 2014, kegiatan donor darah kembali dilaksanakan di kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Relawan yang hadir pada kegiatan ini diantaranya 5 relawan komite, 9 relawan biru putih, 9 relawan abu putih, 8 relawan baru, 10 Tzu Shao, dan 1 Xiao Tai Yang.

Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB. Antusias para dermawan yang ingin mengalirkan cinta kasihnya mulai terlihat ketika petugas PMI datang. Satu per satu para pendonor menuju lantai dua Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, dimana donor darah dilaksanakan. Periksa HB dan pengisian formulir pendaftaran dilakukan setiap dermawan yang ingin ikut bersumbangsih mendonorkan darahnya. Namun tidak semua dermawan bisa menjadi pendonor karena berbagai kendala di antaranya, tensi yang rendah dan berat badan yang tidak mencukupi. Hal ini tidak menjadikan para dermawan berkecil hati, karena justru menjadi sebuah lahan untuk pelatihan diri. Donor darah kali ini berhasil mengumpulkan sebanyak 27 kantong darah. Semoga dengan kantong-kantong darah ini dapat memberikan manfaat bagi sesama yang membutuhkan. Setelah pendonor mengalirkan darahnya, relawan Tzu Chi bagian konsumsi dengan cekatan mengantarkan makanan, minuman dan suplemen kepada para pendonor agar kondisi tubuh setelah berdonor kembali segar dan fit.

foto   foto

Keterangan :

  • Dengan penuh kesungguhan hati, para pendonor mendonorkan darahnya untuk membantu sesama yang membutuhkan (kiri).
  • Disela-sela donor darah berlangsung, relawan memanfaatkan momen ini untuk mensosialisasikan semangat celengan bambu Tzu Chi (kanan).

Ada yang berbeda dengan rutinitas donor darah kali ini. Selagi berdonor, para pendonor diperkenalkan tentang celengan bambu oleh para relawan Tzu Chi. Wajah yang begitu ramah dan berseri selalu tampak pada setiap relawan Tzu Chi yang mensosialisasikan semangat celengan bambu. Tidak sia-sia para relawan memperkenalkan celengan bambu pada kesempatan itu, karena banyak para dermawan dan pendonor yang ikut bersumbangsih dalam celengan bambu ini.

Terasa begitu indah dan bahagia ketika kita dapat memberikan sebagian dari apa yang kita miliki untuk orang lain yang membutuhkan. Begitu pun dengan donor darah kali ini, yang membuktikan bahwa masyarakat di sekitar kita masih banyak yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.  Jadi, ketika kita memberikan sesuatu kepada orang lain harus disertai dengan niat yang tulus ikhlas dan tanpa pamrih.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih : Mendidik dengan Tepat

Suara Kasih : Mendidik dengan Tepat

19 April 2010
Jika setiap hari termotivasi untuk membantu orang lain, niat baik ini pun dapat terakumulasi dalam jangka waktu panjang. Contohnya sebuah Akademi Polisi di Thailand. Setelah mengunjungi Tzu Chi dan memahami semangat celengan bambu, kepala akademi itu pun akhirnya menyiapkan celengan bambu untuk para mahasiswanya.
Membangun Sikap Positif dan Mengasah Keterampilan

Membangun Sikap Positif dan Mengasah Keterampilan

07 November 2018
Pada 3-4 November 2018 diadakan Kamp Budi Pekerti Tzu Shao Ban 2018 di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Kegiatan dengan tema “Aku Datang - Aku Senyum - Aku Bahagia” ini diikuti oleh 104 peserta dari berbagai wilayah dan 117 relawan Tzu Chi.
Menebarkan Cinta Kasih

Menebarkan Cinta Kasih

12 Juli 2011
Adik kecil lainnya bernama Denni Boy. Ia mengalami sedikit masalah dalam berbicara. Sang orang tua tidak menyadari sejak kapan sakit ini berawal. Jika Denni bicara, sulit untuk mengerti apa yang diucapkannya. Ibunya begitu cemas karena jika Denni terus begini maka ia tidak akan bisa bersekolah
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -