Indahnya Gemerincing Cinta Kasih

Jurnalis : Indrawani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)

Para siswa SMP dan SMA Sekolah Letjend. S. Parman, Medan, menerima celengan bambu Tzu Chi. Pada hari itu, 15 November 2014, relawan Tzu Chi melakukan Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT) sekaligus melakukan penuangan celengan.

Tanggal 15 November 2014 jam 09.30 WIB, sebanyak 216 siswa SMP dan SMA sudah memenuhi aula Sekolah Letjend. S. Parman yang beralamat di jalan Wahidin No. 170, Medan. Suara tawa dan canda memenuhi aula tersebut. Sesekali para siswa akan menggoncang tangan mereka. Lalu terdengarlah suara gemerincing. Ya, masing-masing tangan siswa memegang celengan bambu. Hari ini adalah pertama kali diadakan acara penuangan celengan bambu di sekolah tersebut.

Acara dimulai dengan sharing kasus. Pada kesempatan kali ini ditampilkan 2 buah kasus yaitu kasus Natalio, yaitu seorang pemuda yang mengalami patah kaki akibat kecelakaan dan kasus Sukantonga, seorang bapak yang hidup dalam tumpukan sampah dalam rumahnya sendiri. Kasus-kasus ini sangat menyentuh hati para siswa sehingga mereka bertekad akan terus mengisi celengan agar bisa membantu lebih banyak orang lagi.

Para siswa berbaris rapi menuju tempat scan celengan dan tempat penuangan celengan.

Selain itu juga diajarkan sedikit tentang budaya humanis Tzu Chi kepada para siswa. Para siswa diajarkan cara duduk di kursi tanpa menimbulkan suara. Para siswa sangat antusias sekali. Dalam 2 kali latihan para siswa sudah berhasil duduk tanpa menghasilkan suara apapun. Sungguh hasil yang menggembirakan.

Sebelum acara penuangan celengan dilakukan, diadakan acara tanya jawab. Banyak sekali siswa yang mengajukan pertanyaan. Di antaranya ada yang bertanya tentang kasus yang ditampilkan tadi. Ada juga yang bertanya tentang buku Master Cheng Yen apakah ada dalam bahasa Indonesia? Sepertinya beberapa siswa tertarik untuk membaca buku Master Cheng Yen. Lalu ada yang bertanya bagaimana bila ingin bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Sungguh pertanyaan yang sangat menggembirakan karena hal ini berarti para siswa sudah mulai memahami semangat Tzu Chi.

Dari sharing yang diberikan oleh relawan mengenai pasien yang telah terbantu melalui celengan bambu, perasaan semangat untuk membantu orang lain dari para siswa lebih terpacu.

Lalu dimulailah acara penuangan celengan. Para siswa berbaris rapi menuju tempat scan celengan dan tempat penuangan celengan. Setiap kali terdengar suara gemerincing koin dari celengan yang dituangkan, para siswa berseru dan bertepuk tangan gembira. Mereka tahu itulah bukti cinta kasih mereka. Mereka merasa senang karena koin yang mereka kumpulkan ternyata sangat bermanfaat bagi orang banyak. Semoga ini nantinya bisa menciptakan satu kebiasaan baik dalam diri para murid untuk setiap hari membangkitkan cinta kasih, menolong sesama dengan memasukkan koin ke dalam celengan setiap harinya.

Acara ditutup dengan menyanyikan lagu "Satu Keluarga". Dimana hal ini sangat menyentuh hati relawan karena para siswa menyanyikan dengan penuh semangat dan dengan suara nyanyian yang membahana memenuhi seluruh ruangan.

Foto bersama oleh para siswa.

Semoga suara gemerincing koin cinta kasih dari celengan, mengingatkan para siswa untuk menolong sesama dan niat yang tulus ini akan disebarluaskan oleh para relawan ke semua sekolah dan suara koin akan menggema di relung hati semua siswa di seluruh kota Medan. Seperti yang Master Cheng Yen sampaikan “Jangan anggap remeh perbuatan baik sekecil apapun. Bila terhimpun menjadi satu, akan menjadi bantuan yang nyata yang bermanfaat bagi orang lain.”


Artikel Terkait

Melatih Diri Melakukan Hal Baik

Melatih Diri Melakukan Hal Baik

23 Maret 2015 Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia terus menebarkan kebajikan dengan menyosialisasikan misi amal Tzu Chi dengan celengan bambunya. Jumat, 20 Maret 2015, lima orang relawan Tzu Chi mengunjungi Wisma Asia Bank BCA cabang Slipi Jakarta Barat.
Cinta Kasih Terus Mengalir

Cinta Kasih Terus Mengalir

16 April 2015 “Kita  kompak mau sisihin seribu rupiah  setiap hari ke dalam celengan supaya bisa membantu orang-orang yang sakit.”
Disability, Bukanlah Penghalang Berbuat Kebajikan

Disability, Bukanlah Penghalang Berbuat Kebajikan

09 Februari 2015 Mempunyai fisik yang tidak sempurna, tidak membuat seseorang kehilangan kesempatan untuk berbuat kebajikan. Hal inilah yang tercermin dari kegiatan SMAT yang dilaksanakan oleh Tzu Chi Medan bersama 25 orang berkebutuhan khusus.
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -