Indonesia Ladang yang Tepat

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto
 

fotoSaat tiba di Pademangan, relawan Tzu Chi Kuala Lumpur merasa terenyuh melihat kehidupan masyarakat setempat yang masih sangat minim.

Sabtu, 26 Februari 2011, sebanyak 22 pengusaha dari Kuala Lumpur, Malaysia dalam rangka menjalin persahabatan dan mengenal Tzu Chi berkunjung ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Pada dasarnya, sebagian besar peserta rombongan ini telah mengenal Tzu Chi di Malaysia. Bahkan beberapa di antara mereka, sudah ada yang menjadi relawan Tzu Chi di sana.

Agar Makin Kenal Tzu Chi
Menurut Rusli Bin Bakar, Controller Emergency Management Centre di Maskapai Malaysia Airlines yang tergabung dalam rombongan, kunjungan kali ini lebih bertujuan agar para peserta dapat mengenal Tzu Chi lebih mendalam, terutama teman-teman pengusaha yang belum bergabung di Tzu Chi. Kegiatan ini juga sekaligus menggambarkan bahwa cinta kasih Tzu Chi telah tersebar di berbagai penjuru dunia.

Sehari setelah tiba di Jakarta, rombongan diajak menuju Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng, Jakarta Barat. Di sini, secara seksama mereka diberi penjelasan tentang profil Kali Angke hingga berdirinya Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi yang juga dilengkapi sarana rumah sakit dan sekolah. Dalam presentasi kurang lebih 1 jam ini, diperlihatkan bahwa Perumahan Cinta Kasih merupakan sebuah prototipe solusi yang ditawarkan Tzu Chi dalam penanganan masalah pemukiman padat secara bijak dalam membangun lingkungan hidup yang asri di tengah kehidupan perkotaan padat di Indonesia.

foto  foto

Keterangan :

  • Selain melihat sekolah Cinta Kasih, para relawan dan pengusaha dari Kuala Lumpur juga diajak untuk melihat Rumah Sakit Khusus Bedah Tzu Chi yang berada di dalam kompleks yang sama. (kiri)
  • Rusli Bin Bakar yang sudah lama bekerja di sebuah maskapai penerbangan Malaysia, ikut mengunjungi rumah peserta Program Bebenah Kampung di Pademangan. (kanan)

Selesai berkeliling di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, rombongan kemudian menuju kantor Yayasan Buddha Tzu Chi di ITC Mangga Dua. Di sana rombongan juga melihat secara langsung studio DAAI TV dan mendengarkan penjelasan tentang misi visi DAAI TV secara lebih lengkap. Perjalanan berlanjut ke Pademangan untuk melihat Program Bebenah Kampung yang telah dilakukan Tzu Chi di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara.

Lebih lanjut lagi, Rusli juga menilai perilaku saling memberi antara relawan Tzu Chi terhadap masyarakat luas memperlihatkan satu contoh mengagumkan tentang sebuah kerja sama. Pada titik ini proses timbal balik berlangsung yang nantinya diharapkan akan tumbuh masyarakat yang tenteram dan makmur. Selama dua hari di Indonesia Rusli berpendapat, “Relawan Tzu Chi Indonesia telah menghargai dan membantu masyarakat setempat dengan sangat baik.” Karena itu, dia berharap Tzu Chi dapat mempertahankan kemampuannya dalam merangkul masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan etnis. “Tzu Chi adalah suatu organisasi untuk menyumbang pada pembangunan insan, membantu kepada mereka yang kurang mampu. Sehingga diharapkan nanti masyarakat menjadi makmur, aman, dan berakhlak tinggi,” ungkapnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Ng Yee Teck (berkemeja biru) merasa Indonesia adalah ladang yang tepat untuk melatih diri. Ia ikut bersyukur atas kontribusi para relawan Tzu Chi di Indonesia. (kiri)
  • Yopie Shixiong menjelaskan kepada salah satu relawan Kuala Lumpur tentang kondisi rumah di Pademangan sewaktu relawan Tzu Chi pertama kali mengadakan survei. (kanan)

Membangun Manusia Berbudi Luhur
Karena itu Rusli merasa sangat kagum terhadap Tzu Chi, bukan hanya kepada Tzu Chi di Indonesia dan Malaysia, tetapi juga kepada Tzu Chi di seluruh dunia yang selalu mengutamakan budaya kemanusiaan dalam memberikan bantuan maupun pendidikan. Ia pun menyimpulkan bahwa tujuan utama Tzu Chi berada di berbagai belahan dunia ini adalah untuk menjalankan misi kemanusiaan dan membangun manusia yang berbudi pekerti luhur. “Tzu Chi ini bukan menjurus kepada agama, tetapi menjurus kepada pembangunan insan, akhlak budi pekerti sesuai dengan agama masing-masing. Contohnya sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang mayoriti beragama Islam,” jelasnya.

Demikian pula dengan Ng Yee Tec, salah satu relawan Tzu Chi Kuala Lumpur, Malaysia. Ia memberikan komentar bahwa Indonesia adalah ladang yang tepat untuk menanam kebajikan. Menurutnya, kekuatan yang terbesar di dunia ini adalah rasa welas asih. Dengan welas asih seseorang dapat menghimpun kekuatan cinta kasihnya untuk disebarkan ke seluruh penjuru dunia. “Di Indonesia adalah ladang untuk menanam berkah. Relawan Tzu Chi Indonesia memang sungguh baik, mereka sedikit bicara tapi banyak bekerja,” katanya. Menurutnya lagi, “welas asih dan cinta kasih adalah media yang membuat banyak orang merasa terharu dan terinspirasi untuk bergabung di Tzu Chi.”

Dari kunjungan singkat ini, Rusli Bin Bakar menyatakan rasa kagumnya terhadap relawan Tzu Chi yang begitu bersemangat dalam menyambut kedatangan mereka. Ia juga merasa terkesan dengan relawan Tzu Chi Indonesia yang telah menjalankan misi Tzu Chi dengan mantap. Ia berpendapat, bahwa pertemuan ini merupakan sebuah jodoh baik. Karena itu, dia berharap agar insan Tzu Chi dapat terus bersumbangsih kepada masyarakat agar tercipta masyarakat yang sejahtera dan berahklak seperti yang diharapkan oleh Master Cheng Yen.

  
 

Artikel Terkait

Menjaga Kali Ruar Tetap Bersih

Menjaga Kali Ruar Tetap Bersih

04 September 2019

Untuk menjaga kebersihan Kali Ruar tetap terjaga, relawan Tzu Chi bekerja sama Dinas Lingkungan Hidup, dan Nexus Global memasang jaring untuk menahan sampah plastik. Kegiatan ini diadakan pada Sabtu, 31 Agustus 2019 dan melibatkan 82 orang relawan dan masyarakat.

Suara Kasih : Hati yang Penuh  Syukur

Suara Kasih : Hati yang Penuh Syukur

12 Juli 2010
Di stasiun kereta yang ramai, insan Tzu Chi mengadakan pameran untuk mensosialisasikan pelestarian lingkungan, dan pentingnya bervegetarian, demi meredam pemanasan global.
Perhatian Relawan Tzu Chi kepada Para Penerima Bantuan

Perhatian Relawan Tzu Chi kepada Para Penerima Bantuan

30 April 2021

Okari Sabtari (54) merasa sangat senang dikunjungi para relawan Tzu Chi di rumah kontrakannya, di Kamal, Jakarta Barat, Kamis, 29 April 2021. Meski hanya bisa terbaring di kasur karena stroke yang menyebabkan anggota badan bagian bawah lumpuh, suaranya lantang mengutarakan isi hatinya.

Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -