Ingat Sofian? Ia Kini Membuka Kursus Komputer Bagi Tunanetra

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

doc tzu chi indonesia

Sofian Sukmana memotong tumpeng untuk meresmikan kursus komputer yang dinamakan Bimbel Lentera di lantai 1 Blok B2, Rusun Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng. Raut gembira terlihat di wajah setiap relawan.

Satu persatu mimpi Sofian Sukmana (28), telah terwujud. Setelah berhasil menamatkan pendidikan Strata 1-nya di salah satu Universitas Swasta di Jakarta Selatan beberapa tahun lalu, hari ini (18/1/18) ia kembali memberi kejutan dengan membuka sebuah kursus komputer bagi penderita tunanetra. Pemotongan tumpeng menjadi tanda dibukanya kursus komputer tersebut.

Kursus komputer yang dinamainya Bimbel Lentera itu terletak di lantai 1 Blok B2, Rusun Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng. “Lentera itu artinya penerang, harapannya semoga bisa membantu menjadi penerang dari kegelapan yang dirasakan teman-teman tunanetra,” ucap Sofian bahagia.

Cita-cita Sofian untuk membuka sebuah kursus bagi penderita difabel sebenarnya sudah lumayan lama. Benih keinginannya itu sudah tumbuh sejak ia belajar di Mitra Netra, tahun 2007 hingga 2009 lalu. “Di sana saya belajar komputer, mengenal banyak teman yang mempunyai keterbatasan, saling memotivasi, dan menginspirasi,” ucap penderita fibrous dysplasia (tumor di belakang mata) di mata kanan itu.

Jarak Bukan Penghalang

Tinggal di Cengkareng, Jakarta Barat dan menjalani kursus di Lebak Bulus, Jakarta selatan cukup membuat Sofian kewalahan. Namun karena ia tidak bisa menemukan lokasi kursus untuk tunanetra yang lebih dekat dari rumahnya, Sofian tetap semangat pulang pergi menuntut ilmu di sana. “Kegigihan Sofian sangat patut untuk dicontoh,” kata Lulu Jong, relawan Tzu Chi yang mendampingi Sofian.

doc tzu chi indonesia

Sofian dan Lulu menjemput Herdiansyah (bertopi) untuk mengikuti peresmian Bimbel Lentera. Herdiansyah yang tinggal di Blok A Rusun Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng ini adalah satu dari empat murid Sofian.

doc tzu chi indonesia

Sofian dan Herdiansyah menjajal program komputer “berbicara” yang telah disiapkan untuk proses belajar. Program komputer “berbicara” itu tentu memudahkan para tunanetra untuk mengoperasikan perangkat komputer.

“Dulu kalau mau pergi (kursus) itu harus menyiapkan waktu 3 jam,” kata ayah satu anak ini, “Naik angkutan dari rusun, naik transjakarta dari Cengkareng sampai Lebak Bulus, dan naik angkutan lagi sampai ke dekat Mitra Netra, setelah itu baru jalan kaki sampai lokasinya.”

Jauh memang bukan halangan bagi Sofian untuk menggapai cita-citanya. Lulu ingat ketika pertama kali ia mendampingi Sofian menjalani operasi di Taiwan, Sofian mengatakan bahwa ia sangat ingin bisa melihat dan sekolah. Maka ketika bisa kembali melihat – hingga penglihatannya semakin hari kembali menurun, Sofian tak mau menyia-nyiakan kesempatannya untuk menyerap ilmu lebih banyak. “Bagi saya memang jauh tidak masalah,” katanya. “Tapi bagaimana dengan teman-teman tunanetra lainnya?” lanjut Sofian.

Langkah Awal Berbagi Ilmu

Dengan harapan bisa memfasilitasi teman-teman tunanetra yang terhalang oleh jarak, Sofian membuka Bimbel Lentera. Ada satu unit komputer yang bisa “berbicara” di sana, nantinya set komputer itu akan bertambah seiring bertambahnya murid. “Sekarang baru ada 4 murid. Ada dari rusun, Jelambar, dan Tangerang,” kata Sofian. “Buka kursusnya juga setiap hari, satu setengah sampai dua jam setiap pertemuan,” tambahnya.

doc tzu chi indonesia

Relawan Tzu Chi, staf yayasan, dan staf pengelola Rusun Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng berfoto bersama di akhir kegiatan. Mereka berdoa semoga kursus komputer yang akan dikelola oleh Sofian bisa memberikan manfaat bagi para tunanetra.

Program komputer “berbicara” itu tentu memudahkan para tunanetra untuk mengoperasikan perangkat komputer. “Jadi kami tidak perlu bekerja dengan mouse (tetikus –red) karena kami tidak bisa melihat. Kami hanya perlu mendengar dan menghafal perintah-perintah dari keyboard. Setiap tombol di keyboard bisa mengeluarkan suara,” jelasnya.

Satu siswanya, Herdiansyah, yang adalah seorang tunanetra dan teman SMP-nya dulu, kini juga bergabung untuk belajar. Herdiansyah yang kerap mengurung diri di rumahnya itu merasa termotivasi oleh Sofian dan bersedia belajar lagi. “Kalau Sofian bisa, saya juga bisa,” katanya. Walaupun sempat ragu, namun Sofian berhasil meyakinkan sulung dari 4 bersaudara itu. “Sofian juga pengen temen-temen Sofian yang tunanetra bisa sukses dan mandiri di masa depan,” imbuh Sofian.

Dibukanya Bimbel Lentera ini juga mendapat dukungan penuh dari pihak Yayasan Buddha Tzu Chi dan Pengelola Rusun Cinta Kasih Cengkareng. “Saya turut berbahagia melihat Sofian bisa berusaha sedemikian keras. Semoga Sofian tetap bersemangat dan benar-benar bisa bermanfaat bagi sesama,” ucap Ratnawaty Boestami, Kepala Pengelola Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. “Semoga Sofian juga bisa memotivasi dan berbagi inspirasi bagi teman-teman tunanetra untuk bisa mandiri,” tambah Lulu.

Editor: Yuliati

Artikel Terkait

Ingat Sofian? Ia Kini Membuka Kursus Komputer Bagi Tunanetra

Ingat Sofian? Ia Kini Membuka Kursus Komputer Bagi Tunanetra

18 Januari 2018

Satu persatu mimpi Sofian Sukmana (28), telah terwujud. Setelah berhasil menamatkan pendidikan Strata 1-nya di salah satu Universitas Swasta di Jakarta Selatan beberapa tahun lalu, hari ini (18/1/18) ia kembali memberi kejutan dengan membuka sebuah kursus komputer bagi penderita tunanetra.

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -