Ingin Bisa Melihat Lagi

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

Relawan Tzu Chi Batam mengunjungi Nanang yang menderita kelainan pada matanya. Ia akan mengikuti baksos kesehatan yang diadakan Tzu Chi tanggal 6-7 Juni 2009 mendatang.

Tidak semua orang tahu, bahwa di belakang tembok yang panjang membentang itu ada sebuah rumah berdiri. Apalagi jalan masuk ke arah rumah berupa jalan kecil di sisi selokan saluran air. Di belakang tembok batako itu, rumah keluarga Nanang berada. Sejak tahun 2003, laki-laki kelahiran Bengkalis 39 tahun lalu itu tinggal bersama istrinya, Isma Siti Apsah (26), perempuan kelahiran Pandeglang (Jawa Barat) dan kedua anak mereka, Anna Habibah (5) dan Maisarah(3).

Jangan pula membayangkan rumah yang mereka tempati terbuat dari dinding bertembok. Dinding rumah mereka hanya terbuat dari kayu yang dilapisi dengan kain ala kadarnya. Lantainya pun hanya dialasi oleh terpal plastik. Status rumah mereka pun tidak jelas. Tanah di mana rumah mereka berdiri bukanlah milik mereka. Hingga saat ini, mereka pun tak tahu siapa sebenarnya pemilik tanah yang selama 6 tahun ini mereka tinggali. Saat Nanang membeli rumah seharga 2 juta rupiah ini, itupun dengan cara dicicil sedikit demi sedikit. Ia sebenarnya telah mengetahui status rumah yang tidak jelas tersebut. "Jika yang punya betul datang, maka kita ya keluar. Tiada niat untuk memiliki dan menuntut," ujar Nanang yang bekerja serabutan ini. Namun tak urung, rumah yang sudah sangat sederhana ini telah lima kali dimasuki oleh pencuri. "Mereka mengambil baju-baju. Rumah jadi berantakan," ujar Isma sedih. Para pencuri biasanya masuk ke rumah mereka pada saat Nanang dan Isma tidak berada di rumah.

foto  foto

Ket : - Di belakang dua sisi tembok panjang ini keluarga Nanang bernaung di rumah sederhananya. (kiri)
         - Menyusuri lorong di sisi tembok rumah ini, relawan Tzu Chi menyusuri menuju rumah Nanang yang hanya
           rumah papan. (kanan)

Tiga tahun lalu, Nanang merasakan sesuatu yang tak biasa di mata kanannya. Awalnya hanya terasa pedih dan merah. "Ada abu. Lama-lama ada putih-putih di bola mata. Kata orang yang tahu, nanti lama-lama tidak bisa melihat," katanya mengulang ucapan orang-orang yang didengarnya dahulu.

Walaupun ia tahu penglihatannya saat bekerja terganggu, ia tidak pernah memeriksakan diri karena ketiadaan biaya. Karena itu, ia pun cukup kesulitan dalam bekerja. Apalagi ia bekerja sebagai tukang bangunan dan kadang menjadi tukang ojek. "Setiap melihat barang seperti ada sampah di pelupuk mata," tuturnya. Beruntung, istrinya yang bekerja di sekolah mengenal Sukmawati (39), relawan Tzu Chi. Berkat Isma, Sukmawati pun mengetahui kondisi Nanang. Sukmawati lalu menganjurkan Nanang untuk ikut serta dalam baksos kesehatan Tzu Chi di Batam. Sukmawati pun sebelumnya tak luput membantu keluarga ini dengan memberikan atap rumah yang terbuat dari seng. "Sejumlah pakaian layak pakai pun pernah diberikan," ujar Isma.

foto  foto

Ket : - Nanang tidak menyangka akan dikunjungi relawan Tzu Chi menjelang operasi matanya. Pada awalnya
           Nanang takut menyambut operasi matanya, namun setelah relawan Tzu Chi datang, rasa takut
           itu hilang. (kiri)
         - Nanang menunjukkan mata kanannya yang akan segera dioperasi kepada relawan Tzu Chi
           Sukmawati Shi jie. (kanan)

Tanggal 4 Juni 2009, 7 relawan Tzu Chi berkunjung ke rumah Nanang. Mereka sedianya akan melihat kondisi Nanang sebelum menjalani operasi di baksos nanti. Senyum ramah Nanang dan keluarga menyambut kedatangan relawan Tzu Chi yang berkunjung. Mereka pun terlibat pembicaraan yang hangat seputar rencana keberangkatan mereka ke RS Budi Kemuliaan Batam, tempat baksos diadakan. Karena Nanang baru menjalani operasi di hari Minggu, maka Nanang pun menuju Batam hari Sabtu. Sebelum pulang, relawan Tzu Chi berpesan kepadanya untuk tetap menjaga kesehatan agar operasi dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Kembali normalnya penglihatan adalah harapan yang kini terus tergiang-ngiang di hati Nanang, semoga harapan itu terwujud adanya melalui baksos kesehatan yang akan segera ia ikuti.

 

Artikel Terkait

Jalinan Jodoh di Hari Juang

Jalinan Jodoh di Hari Juang

29 Desember 2011 Suatu kepedulian yang sangat mulia dari sekelompok insan manusia terhadap nasib masyarakat yang kurang mampu, mewujudkan keindahan selalu diterpakan oleh para insan Tzu Chi.
Suara Kasih: Tidak Melupakan Tekad Awal

Suara Kasih: Tidak Melupakan Tekad Awal

12 Agustus 2013 Kini, simulator bus yang mereka buat sungguh menjadi saksi zaman itu. Terlebih lagi, di simulator bus itu terukir simbol kuda  yang menjadi kode bus tersebut. Ukirannya sangat bagus. Ukiran itu dibuat dari papan bergelombang  yang diambil dari posko daur ulang. Mereka sangat kreatif.
Sebuah Momen Memulihkan Batin

Sebuah Momen Memulihkan Batin

11 Februari 2010
Pemberkahan akhir tahun yang diadakan pada tanggal 6 dan 7 Februari 2010 merupakan salah satu cara untuk mengisi kembali filosofi Jing Si di hati setiap relawan Tzu Chi. Melalui tayangan Pesan Master Cheng Yen yang melukiskan bencana alam di dunia, sumbangsih yang dilakukan Tzu Chi di tahun lalu hingga pementasan drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak dapat dijadikan inspirasi bagi relawan dalam membangkitkan kembali semangat mengasihi dan memberi kepada sesama.
Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -