Ingin Dekat dengan Tuhan

Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Ivana
 
foto

Vivian, salah satu insan Tzu Chi memberikan ucapan selamat datang yang juga merupakan kenang-kenangan dari insan Tzu Chi kepada Christopher.

Kebahagiaan yang luar biasa tidak lagi dapat terucap dari bibir Chandra Setiawan. Pria tengah baya itu hanya tersenyum hangat sambil mendekap erat Christopher Oktaviano Winata, putranya.

Pada Mei 2006 lalu, Christopher divonis menderita leukemia. Mendengar hal ini Chandra pun memutuskan untuk membawa Christopher ke Singapura untuk menjalani pengobatan.

Enam bulan menjalani pengobatan di Singapura ternyata tidak menjamin Christopher dapat terlepas dari pergulatannya melawan kanker darah. Juni 2006, penyakit Christopher kambuh kembali, hingga akhirnya dokter memutuskan agar anak kedua dari pasangan Chandra dan Herni Sutanto ini, harus menjalani transplantasi sumsum tulang belakang.

Mencari donor sumsum bukanlah hal yang mudah. Biasanya para pendonor maupun keluarganya sering mengalami keraguan mengenai efek dari pendonoran sumsum tersebut. ”Mereka takut terjadi sesuatu yang berbahaya. Padahal kenyataannya, pendonoran ini sama dengan mendonorkan darah, tidak ada efek yang berbahaya bagi pendonornya,” tutur Yang Pit Lu, salah satu relawan Tzu Chi.

Tuhan menjawab doa Christopher dan keluarga. Seorang pria berkewarganegaraan Amerika Serikat yang berumur sekitar 40 tahun, ternyata memiliki sumsum yang cocok, yang bisa ditransplantasikan kepada Christopher. “Untuk saat ini, sesuai etika yang ada, kami belum boleh bertemu dan mengetahui siapa nama pendonor sumsum Christopher. Namun setelah dua tahun, apabila pendonor tersebut tidak keberatan, maka kami boleh mengetahui identitasnya,” jelas Chandra.

foto  foto

Ket : - Perjuangan berat Christopher dalam kesembuhannya kini perlahan berganti dengan senyum kebahagiaan
           menatap harapan baru dalam kesembuhannya. (kiri)
         - Dengan penuh kehangatan, para insan Tzu Chi menyambut kedatangan Christopher di Jakarta.
           Keberhasilannya dalam menjalani transplan sumsum merupakan kebahagiaan yang tidak lagi dapat
           diucapkan. (kanan)

Semua indah pada waktunya, hal inilah yang terjadi dalam proses penyembuhan Christopher melawan leukemia. Tepat di hari ulang tahun Christopher, 17 Oktober 2007, pendonor sumsum untuknya menjalani operasi pengambilan sumsum, dan pada tanggal 19 Oktober 2007 sumsum tersebut ditransplantasikan pada tubuh mungil Christopher.

”Tidak ada kata lagi yang bisa saya ucapkan. Saya bersyukur keadaan Christopher sekarang ini sudah mulai membaik. Kata dokter tubuhnya sudah menerima dengan baik donor sumsum yang diterimanya. Kalau saya ingat kemarin, sungguh tidak tega melihatnya berjuang melawan penyakit itu,” tutur Chandra, yang setia menemani Christopher selama 40 hari dalam ruang isolasi pascaoperasi.

Orang yang paling menderita adalah orang yang menderita penyakit. Karena dengan penyakit seseorang bisa kehilangan semua yang dimilikinya. Dan ini juga dialami oleh keluarga Christopher. Semenjak Christopher menjalani pengobatan, lebih kurang 250.000 dolar Singapura yang dikeluarkan Chandra untuk biaya pengobatan putra tunggalnya.

”Kalau dalam mata uang rupiah itu sekitar 1 milyar, 600 juta rupiah. Bahkan keluarganya memutuskan untuk menggadaikan rumah mereka di Cibubur untuk pengobatan Christopher,” jelas Vivian, salah satu relawan yang terus memantau kondisi mereka.

foto  foto

Ket : - Untuk mengabadikan kebahagiaan dan harapan baru, keluarga Christopher meminta insan Tzu Chi berfoto
           dengan mereka.(kiri)
         - Boneka bernama 'bao bao' yang diberikan seorang romo kepada Christopher menjadi teman setianya dalam
           perjuangannya. Bocah berumur 7 tahun ini kini memiliki cita-cita tulus untuk menjadi seorang Romo, karena
           dirinya merasa bahagia apabila bisa dekat dengan Tuhan. (kanan)

Biaya yang mereka butuhkan memang tidaklah murah. Beruntung, di Kandang Kerbau Hospital atau lebih sering disebut dengan KK Women’s & Children Hospital, orangtua Christopher yang tengah membutuhkan biaya tambahan diperkenalkan kepada Tzu Chi Singapura melalui Children Cancer Foundation (CCF). Karena Christopher berkewarganegaraan Indonesia, maka akhirnya kasus ini dirujuk kepada Tzu Chi Indonesia.

Setelah mengadakan survei, akhirnya Tzu Chi Indonesia memutuskan untuk membantu. Ini merupakan bantuan pertama Tzu Chi terhadap pasien leukemia. ”Untuk mendapatkan sumsum yang tepat serta pendonor yang bersedia bukanlah hal yang mudah. Dan kami tidak ingin melihat perjalanan panjang ini berhenti di tengah jalan, maka kami memutuskan untuk membantu kekurangan biaya pengobatannya,” tegas Yang Pit Lu.

Setelah melewati perjuangan yang cukup panjang, akhirnya Rabu, 23 April 2008, insan Tzu Chi dapat menyambut kedatangan Christopher ke Indonesia dengan harapan baru. Meskipun masih harus menjalani kontrol setiap dua bulan sekali, keadaan Christopher kini semakin membaik.

Sambil memeluk bonekanya yang bernama ’bao bao’ Christopher menuturkan senang bisa sembuh kembali. Ia juga bilang bahwa suatu saat nanti ia ingin menjadi romo yang dekat dengan Tuhan, karena selama ia sakit Tuhan selalu setia menemani perjuangannya.

 

Artikel Terkait

Untaian Cinta Kasih Universal

Untaian Cinta Kasih Universal

12 Desember 2013 Tanpa  memandang perbedaan  bangsa  dan  Negara,  relawan   Tzu Chi  sedunia  menunjukkan   rasa  prihatinnya   kepada  para  korban. Tak terkecuali  relawan  Tzu  Chi  Indonesia.
Semangat Muda Menyelamatkan Dunia

Semangat Muda Menyelamatkan Dunia

13 Juni 2016

Minggu, 12 Juni 2016, Tzu Ching Binus mengadakan Waves (We Are Vegetarian and Earth Saviors) untuk membersihkan beberapa ruas jalan di wilayah kelurahan Palmerah, Jakarta Barat. dan berkreasi menggunakan barang-barang bekas.

Syukur, Penghargaan, dan Cinta Kasih dalam Iklan

Syukur, Penghargaan, dan Cinta Kasih dalam Iklan

03 Maret 2015 Kompetisi ini merupakan kali keempat diadakan setelah sukses dilakukan pada tahun 2007, 2008, dan 2011 lalu. Koordinator acara ini, Ruthsya Stevania menjelaskan bahwa kompetisi ini dilakukan untuk menjaring para anak muda untuk menuangkan kreativitasnya dalam karya iklan layanan masyarakat dengan tema Gratitude, Respect, and Love.
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -