Inspirasi Anak Bantaran
Jurnalis : Willy, Teddy Lianto, Fotografer : Willy, Halim Ong (He Qi Barat)Wakil Wali Kota Jakarta Barat, Yuliadi (tengah) bersama CEO DAAI TV, Hong Tjhin (kiri) memetik terong dari lahan kebun di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.
Berubah memang tidak mudah. Tetapi tanpa perubahan tidak ada langkah maju. Inilah yang dialami oleh Nur Priyanto, seorang anak yang mengalami relokasi dari bantaran Kali Angke (sekarang Kali Angke Tzu Chi) ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng pada tahun 2003. Perubahan lingkungan membuat Nur sedih dan bingung. Namun kini, sebelas tahun kemudian, Nur telah mendapat gelar insinyur teknik sipil dari Universitas Indonesia. Bahkan, murid angkatan pertama Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi itu telah bekerja di perusahaan developer besar di Indonesia. “Kalian memang anak-anak yang berasal dari bantaran Kali Angke, tapi buktikan kalian tidak kalah dari anak-anak lain yang statusnya lebih dari kalian,” ujar Nur mengingat kembali pesan guru-guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.
Hal itu dibagikan Nur dalam silaturahmi antara Yayasan Buddha Tzu Chi, pengelola Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, dan guru serta alumni Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi pada tanggal 16 Agustus 2014. Kegiatan ini dilakukan sebagai peringatan ulang tahun kesebelas Perumahan dan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng sekaligus hari jadi DAAI TV yang ketujuh. Turut hadir dalam acara ini Wakil Wali Kota Jakarta Barat, M. Yuliadi beserta jajarannya, CEO DAAI TV, Hong Tjhin dan Ratnawati Boestami selaku Kepala pengelola Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Selain kegiatan silaturahmi, peringatan ini juga diisi dengan kegiatan kerja bakti bersama membersihkan rusun dan karnaval dari siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.
Tarian isyarat tangan yang dibawakan oleh siswi kelas 6 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng bertemakan rasa terima kasih terhadap bimbingan dari para guru.
Acara dimulai dengan penampilan tarian isyarat tangan dari siswa kelas enam yang bertemakan ungkapan terima kasih. Tara, Fadilah, Febriani, Alfonsa, dan Pradiyah mengaku senang bisa mmembawakan tarian tersebut pada kegiatan ini. “Rasa terima kasih kepada guru-guru yang sudah membimbing kita,” pukas Tara saat ditanya mengenai arti tarian isyarat tangan tersebut.
Yuliadi saat ditemui seusai membuka karnaval siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng mengungkapkan bahwa dengan perubahan tempat tinggal warga bantaran Kali Angke ke Rusun Cinta Kasih Tzu Chi membantu meningkatkan akses warga terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang layak. Yuliadi yang dulu juga membantu relokasi warga bantaran Kali Angke itu berharap tahun depan seluruh sampah di Perumahan Cinta Kasih Cengkareng dapat diolah sendiri. “Kita harapkan di tahun-tahun yang akan datang, masalah lingkungan ini bisa dikelola lebih bagus. Kalau bisa tahun depan itu tidak ada lagi sampah yang keluar, jadi dikelola semua di sini,” ujarnya.
Oman yang berhasil menjadi salah atlet atletik nasional menceritakan pengalamannya sejak direlokasi.
Mereka Anak Bantaran Kali Angke
Selain Nur, beberapa alumni juga membagikan kisah hidup pasca relokasi, di antaranya Oman, Umi, dan Marisa. Oman merupakan Atlet Atletik yang meraih juara empat dari di Kejurnas. Selain itu Oman juga mewakili UNJ di Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas) dan berhasil meraih 5 medali emas dan 4 medali perunggu.
Umi merupakan peraih beasiswa dari Sampoerna Foundation. “Saya bukan anak siapa-siapa, saya bukan anak presiden atau orang penting, tapi saya bisa loh seperti teman-teman saya di luar sana,” ujarnya. Umi mengaku semua keberhasilan itu diraih berkat dukungan dari guru-guru di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Bahkan, baginya guru-guru sudah seperti keluarganya sendiri. Tidak berbeda dari Umi, Marisa merupakan peraih beasiswa penuh di program studi Sastra China di Universitas Al-Azhar Indonesia mengungkapkan keberhasilan yang diraih merupakan berkat semangat yang ditanamkan guru di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.
Umi (kiri) dan Marisa (kanan) berterima kasih atas bimbingan guru-guru di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi sehingga keduanya berhasil meraih beasiswa dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Nur saat ditemui langsung mengatakan harapan agar warga rusun dapat menjadi lebih baik. Meskipun masih dalam proses, pria kelahiran Jakarta itu optimis, warga rusun dapat mendapatkan kehidupan yang semakin baik dari hari ke hari. Selain itu, Nur juga berpesan kepada anak-anak di Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng agar terus menggali potensi mereka. “Jangan takut, percaya pada diri sendiri, dan terus berjuang,” pesan Nur yang genap berusia 23 tahun pada 12 Oktober mendatang.
Nur, insinyur teknik sipil UI berpesan kepada anak-anak rusun agar jangan menyerah dan terus berjuang.