Inspirasi Bagi sesama

Jurnalis : Tony Honkley (Tzu Chi Medan), Fotografer : Shu Tjeng, Ing Pao (Tzu Chi Medan)

fotoDengan penuh rasa hormat dan syukur relawan memberikan kupon beras kepada warga yang membutuhkan.

 

Menjalankan ibadah puasa dan teriknya sinar matahari tidak menjadi penghalang bagi Rabiatul Husna Nasution (16), anak asuh Tzu Chi Medan, yang mengikuti kegiatan pembagian kupon beras cinta kasih di beberapa desa di daerah Batang Kuis, Medan, pada tanggal 21 Agustus 2011. “Saya melihat seorang nenek, yang telah berumur, kulitnya kemerah-merahan serta hitam dan sedikit terkelupas.

 

 

 

Ia tinggal di rumah yang sangat memprihatikan dan terbuat dari tepas. Ternyata masih banyak orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kita harus lebih bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas apa yang telah diberikan-Nya,” tutur Rabiatul.

Ada 6 desa yang menjadi target pembagian kupon kali ini: Desa Bintang Meriah, Desa Baru, Desa Mesjid, Desa Tanjung Sari, Desa Batang Kuis Pekan, dan Desa Paya Gambar. Kupon yang terbagi diperkirakan mencapai 1.650 kupon. Enam puluh satu relawan yang  datang dibagi menjadi beberapa kelompok dan dibantu oleh masing-masing Kepala Dusun (Kadus) untuk terjun langsung menyurvei lokasi.

Untuk lokasi yang jauh, relawan dibonceng dengan sepeda motor oleh masing-masing Kadus menuju rumah para warga. Sedangkan untuk daerah yang terjangkau, Kadus didampingi oleh empat sampai lima orang relawan, berjalan kaki menuju rumah warga.

foto  foto

Keterangan :

  • Kegiatan ini juga diikuti oleh 13 orang anggota Tzu Ching (relawan muda-mudi Tzu Chi). Melihat langsung kehidupan warga yang menderita semakin mengasah kepekaan hati mereka terhadap sesama. (kiri)
  • Dengan melihat langsung kehidupan warga maka beras yang akan dibagikan akan lebih mengena dan tepat sasaran untuk mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan.(kanan)

Waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB dan mulai tampak relawan telah kembali ke titik kumpul. Walau dibasahi oleh keringat yang bercucuran, wajah para relawan menunjukkan kepuasan tersendiri, seperti yang dialami oleh seorang relawan wanita yang bernama A Thing. “Saya melihat ada warga yang sampai menangis menerima bantuan tersebut dan saya juga ikut menangis di dalam hati,” ungkapnya haru.

Kegiatan ini juga diikuti oleh 13 orang Tzu Ching (relawan muda-mudi Tzu Chi). Albert Kosasih, salah satunya, berpendapat bahwa sakit di tubuh tidaklah sesakit penyakit batin, yakni harus tinggal sendirian tanpa ditemani oleh sanak keluarga. Sungguh pemandangan yang sungguh pilu ketika ia melihat kondisi orangtua yang tinggal sendirian, sakit-sakitan dan kondisi ekonominya juga cukup memprihatinkan.

Melihat banyaknya pelajaran yang diperoleh oleh para relawan, sebenarnya bukan kita yang memberi, tetapi sebenarnya justru kitalah yang diberi pelajaran yang begitu berharga untuk disimpan dan dirasakan oleh semua relawan, karena setiap orang dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. Seperti yang tersirat dalam perenungan Master Cheng Yen, “Memberi dan melayani jauh lebih berharga dan membahagiakan daripada diberi dan dilayani.”

  
 

Artikel Terkait

Menghimpun Hati dalam Doa Waisak Bersama 2024

Menghimpun Hati dalam Doa Waisak Bersama 2024

30 Mei 2024

Tzu Chi Palembang menyelenggarakan Doa Bersama Waisak di Sekolah Kusuma Bangsa untuk mengajak wong Palembang semakin damai dan berbahagia.

Program Bedah Rumah Tzu Chi di Sukabumi Dimulai

Program Bedah Rumah Tzu Chi di Sukabumi Dimulai

08 Januari 2024
Tzu Chi Indonesia mulai menjalankan program bedah rumah di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Ada tiga unit rumah yang mulai dibangun kembali.  
Mengenal Lebih Dekat Tuberkulosis

Mengenal Lebih Dekat Tuberkulosis

27 Juni 2024

Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Kutai Timur bekerja sama dengan relawan Xie Li Kalimantan Timur 2 menggelar sosialisasi tuberkulosis atau TBC pada Rabu (19/6/24).

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -