Inspirasi dari Perjalanan Hidup Gan En Hu

Jurnalis : Nuraisyah (Tzu Chi Makassar), Fotografer : Nuraisyah (Tzu Chi Makassar)

doc tzu chi

Relawan Tzu Chi Makassar saat mengunjungi Budi di rumah sakit tahun 2015.

Perjuangan hidup seorang ayah bernama Gusti Made Budi atau kerap dipanggil Pak Budi asal Desa Sumbersari Kecamatan Maramo Kabupaten Konawe Selatan ini pantas menjadi inspirasi. Meski terkena tumor dan sempat membuatnya lumpuh, semangatnya tak tak pernah padam. Ia pun berhasil melawan tumor di tulang belakang dan terus semangat bekerja bagi keluarga.

Budi, seorang petani yang juga mempunyai keahlian memperbaiki alat-alat elektronik ini setiap hari harus menahan terik matahari dan dinginnya hujan saat menggarap ladang milik tetangga. Bekerja setiap hari di ladang membuatnya jarang beristirahat dan mengkomsumsi makanan bergizi. Hingga suatu hari ia merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya.

Mulanya ia hanya berpikir, itu sakit perut biasa. Namun rasa sakit itu terus datang bahkan membuat kakinya bengkak. Dari hasil pemeriksaan, dokter mengatakan ia terkena asam lambung. Karena masih terus merasakan sakit, Ia kemudian dirujuk ke dokter saraf. Namun dokter tak menemukan penyakit yang berat.

Kondisinya tetap tak membaik, bahkan makin parah. Budi bahkan tak mampu lagi berjalan. Ia pun dirujuk ke rumah sakit di Kota Makassar untuk pemeriksaan MRI. Yaitu salah satu bentuk pemeriksaan radiologi yang menggunakan prinsip magnetisasi. Anak laki-lakinya menggendongnya sejak naik pesawat hingga sampai ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, ternyata ia kehabisan kamar. Terpaksa ia harus antri dan harus tinggal selama beberapa hari di Makassar. Di Makassar, Budi bertemu dengan temannya, Jefri. Jefri lah yang kemudian mempertemukan Budi dengan relawan Tzu Chi Makassar. Tzu Chi Makassar memutuskan mengunjungi Budi yang saat itu telah lumpuh.

Budi kemudian dibawa ke Rumah Sakit Grestelina Makassar. Dari hasil pemeriksaan dokter ternyata Budi mengalami penyakit tumor tulang belakang. Ukuran tumornya sekitar 7 sentimeter. Dua minggu kemudian, Budi dioperasi. Namun setelah menjalani operasi, Budi kesulitan untuk bergerak sehingga hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Karena sangat kurang gerak setelah operasi, Budi terserang penyakit baru yaitu terjadi pelubangan pada bagian belakang. Sang anak kembali menghubungi para Relawan Tzu Chi dan membicarakan tentang luka yang dialami ayahnya.

Kini, Budi sudah sembuh dan bisa kembali bekerja. Ia juga ikut menyisihkan dana ke Celengan Bambu agar bisa membantu orang lain yang kesusahan.

Lewat arahan para relawan dan semangat hidup Budi yang besar, serta kesabaran istri dan anaknya merawat Budi, kondisinya pun membaik. Budi perlahan bisa duduk kembali di kursi roda.  Selama tujuh bulan melawan sakit, Budi sedikit demi sedikit mulai berlatih untuk berjalan di bantu anaknya. Karena merasa bosan hanya bisa di kursi roda Budi memutuskan untuk memanfaatkan keahliannya di bidang memperbaiki alat elektronik.

Kini Ia dan anaknya membuka jasa memperbaiki alat-alat elektronik meski hanya duduk di kursi roda. Budi juga akhirnya bisa berjalan lagi. Relawan Tzu Chi Makassar kembali mengunjungi Budi pada Rabu, 29 Maret 2017.

“Akhirnya kami melihat senyum penuh keceriaan itu dan melangkah dengan harapan semangat yang luar biasa dari Sosok Pak Budi," ujar para relawan Tzu Chi Makassar.

Adapun Budi mengaku tak pernah melupakan para relawan Tzu Chi. Budi juga berikrar untuk menyisihkan dana kecil untuk bisa membantu sesama manusia lewat Celengan Bambu.

“Saya berharap semoga jalinan Jodoh saya dengan Yayasan Buddha Tzu Chi tidak berakhir dengan kesembuhan saya. Saya juga berdoa agar Yayasan Tzu Chi tetap jaya dalam membantu sesama. Terima kasih banyak atas bantuan materi dan morilnya,” ujar Budi.



Artikel Terkait

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -