Inspirasi Sang Vegetarian (Bagian 1)
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Arimami Suryo A, YuliatiJennifer (kanan) memanfaatkan waktu istirahatnya untuk menjelaskan tentang buku paspor vegetarian kepada teman-temannya yang meminta buku catatan kalender vegetaris.
Alasan orang bervegetaris adalah karena kesehatan. Dengan mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan maka akan menurunkan risiko terkena penyakit berbahaya. Tidak hanya itu, bervegetaris juga dapat mengurangi pemanasan global, karena industri peternakan menjadi salah satu penyebab pemanasan global di bumi dan menyumbang polusi yang cukup banyak khususnya polusi udara. Selain pemanasan global dan polusi yang dihasilkan dalam industri, polusi juga dihasilkan dari proses pembuatan makanan bagi hewan.
Atas dasar inilah banyak orang yang memilih untuk mengubah pola makan vegetaris. Berbeda dengan kebanyakan orang, salah satu Xiao Pu Sha (Bodhisatwa cilik), Jennifer Cendana justru bervegetaris karena rasa kasihan melihat hewan yang dipotong untuk dikonsumsi. Jenni, sapaan akrab Jennifer memang tidak suka daging sejak kecil, sehingga ia pun tidak pernah mengonsumsi daging. Melihat Jennifer yang tidak suka daging membuat orang tuanya memutuskan untuk memberikan vitamin berupa minyak ikan setiap harinya. Tetapi sejak setahun yang lalu Jenni sudah tidak mengonsumsi minyak ikan lagi. “Sekarang diganti dengan madu,” ujar Tina Lee, mama Jenni.
Sejak kecil Jennifer memang sudah tidak suka daging, dan tepatnya setahun lalu ia meninggalkan vitamin yang berasal dari minyak ikan dan bervegetaris.
Menu yang disajikan di rumah pun cukup sederhana,nasi, dua macam sayur yang menjadi santap makan mereka sehari-harinya.
Bagi Jenni, bervegetaris adalah keinginan dirinya sendiri. Tidak ada orang lain yang memaksa untuk tidak makan daging termasuk orang tuanya. Mamanya sendiri sudah bervegetaris sejak 7 tahun lalu. Dari kebiasaan makan bersama mamanya dengan menu cukup sayur dan buah ini secara tidak langsung sudah memengaruhi pola makan Jenni. Terlebih di sekolahnya, Sekolah Tzu Chi Indonesia memang tidak menyediakan makan non vegetaris. “Geli melihat ayam, sapi dipotong. Kasian hewan-hewan jika dipotong,” kata Jenni mengungkapkan alasan memilih vegetaris.
Rakeisha Heidi Liem (kanan) meminta buku paspor vege karena ingin mencoba untuk bervegetaris dan mengisi buku paspor vege.
Meskipun sudah full menjalani vegetaris, namun Jenni tetap mengisi buku paspor vegetarian dari Yayasan Buddha Tzu Chi. Buku paspor vege pun selalu dibawanya, termasuk ke sekolah. Tiap pagi, siang, dan malam ia selalu memberi bintang pada kalender catatan vege miliknya. “Tiap hari dapat tiga bintang,” ujarnya tersipu.
Apa yang dilakukan Jenni ternyata menyita perhatian teman-teman sekelasnya, sehingga mereka pun penasaran dengan buku yang dimilikinya. Jenni dengan antusias dan senang hati bercerita tentang buku paspor tersebut. “Ada yang tanya aku kenapa vege, aku bilang karena kemauan sendiri dan vege itu bikin kita sehat, bumi ikut sehat,” kata bocah sembilan tahun ini. Apa yang diceritakan Jenni pun ternyata menginspirasi teman-temannya, sehingga tiga temannya ingin mengikuti jejak Jenni. “Empat orang (minta buku paspor vege), yang satu mundur,” ujarnya. “Mereka sih minta sendiri paspornya, mereka bilang coba-coba saja,” imbuhnya.
……bersambung Bagian 2