Inspirasi untuk Sesama
Jurnalis : Riani Purnamasari (He Qi Utara), Fotografer : Riani Purnamasari (He Qi Utara) |
| ||
Berjalan tertatih, namun dengan langkah pasti, Nita Oktaviani dan ibunda Eni, datang jauh dari Kota Bogor. Masih di usia sangat muda, 15 tahun, Nita menderita gagal ginjal dan selama 2 tahun telah melakukan cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Siang itu, 11 Desember 2010, tepat pukul 2 siang, Lulu, relawan Tzu Chi di bagian penanganan pasien pengobatan khusus memulai gathering pertama para penerima bantuan cuci darah (gagal ginjal). Nita merupakan salah satu penerima bantuan dengan 30 orang lainnya. Tak semua penerima bantuan datang. Banyak dari mereka yang sedang melakukan cuci darah secara berkala. Saling Berkisah Keterangan :
Beberapa istri mewakili kehadiran dari suaminya yang menderita gagal ginjal. Indahwati yang masih berusia 37 tahun mewakili suaminya Siswanto yang telah berusia 45 tahun pada hari itu. “Sakitnya sejak Mei 2009, dari dulu suami saya menderita penyakit darah tinggi. Ternyata, usut punya usut, suami saya juga ada keturunan diabetes dan akhirnya malah jadi gagal ginjal. Saya benar-benar nggak mampu. Tapi mengurus Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) di Tangerang sangat sulit, dan rumah sakit swasta nggak ada yang menerima SKTM. Akhirnya mesti bolak-balik ke Jakarta. Saya melihat suami saya sakit, sedih sekali, tapi saya terus memberikan dorongan dan terus memperlakukan suami saya seperti tidak sakit. Mungkin berkat itulah, suami saya agak lebih bersemangat dalam hidup,” ujarnya dengan berlinang air mata. Ibunda Eni yang mewakili Nita Oktaviani, bercerita bahwa berkat temannya yang juga penerima bantuan Tzu Chi, akhirnya Nita dapat dibantu untuk cuci darah. “Dulu, Nita 35 kg, sekarang sejak tahun 2007 dibilang dokter di Rumah Sakit Cibinong kena gagal ginjal dan komplikasi paru-paru dan jantung, dia cuma 20 kg. Nita sangat senang bersekolah, pernah waktu dia kelas 5, dia maksa mau sekolah dan akhirnya drop lagi dan masuk ICU. Akhirnya sampai beberapa kali seperti itu, saya pikir, sekolah uda nggak akan bisa, jadi Nita nggak sekolah. Padahal dia seneng sekali kalau sekolah,” ujar Ibunda Eni.
Keterangan :
Master Cheng Yen selalu berkata bahwa ada dua hal yang tak dapat ditunda di dunia ini, pertama berbakti kepada orang tua dan yang kedua, berbuat kebajikan. Itulah yang dilakukan oleh Imam, seorang remaja berusia 16 tahun yang masih bersekolah di SMK jurusan Mesin di Jakarta. “Bapak saya kuli bangunan dan bekerja setiap hari tanpa henti untuk membiayai makan sehari-hari dan biaya sekolah saya. Kakak perempuan saya bekerja juga untuk menafkahi keluarga. Ibu saya masih berumur 40 tahun, kena gagal ginjal sejak Juni 2010 ini. Lalu teman ibu bilang untuk minta bantuan ke Tzu Chi, terus hanya selang sebulan, bulan Juli langsung terima bantuan untuk cuci darah. Dengan SKTM juga terbantu jadi lebih murah cuci darahnya. Waktu bulan Juni itu saya nggak kepikiran untuk lanjutin SMA soalnya biaya cuci darah pasti banyak. Untung dibantu Tzu Chi, jadi saya juga bisa sekolah. Sekarang, ibu lagi luka kakinya dan berdarah terus. Saya dan kakak bergantian jagain dan gantiin perbannya, sebelumnya saya pakaikan refanol dulu di tempat lukanya. Kami sekeluarga tahu bahwa penyakit begini gak akan sembuh, tapi kami berdoa terus, walaupun hasilnya kita sudah tau, yang penting usahanya. Kami berusaha semaksimal terus,” ujar Imam. Banyak kisah yang mengurai air mata atau mengumbar senyum belaka. Motivasi bagi para penderita gagal ginjal dikemukakan relawan Lulu untuk memusatkan pikiran layaknya orang normal biasa. Pusat pikiran dibuat untuk ikhlas menerima keadaan namun tetap positif dalam berperilaku. Karena dengan ikhlaslah, manusia baru menyadari makna hidup sesungguhnya. | |||
Artikel Terkait

Waisak 2024: Doa Bersama Waisak di Medan
29 Mei 2024Relawan Tzu Chi Medan mengadakan Perayaan Tiga Hari Besar (Hari Waisak, Hari Ibu International, dan Hari Tzu Chi Sedunia) di Gedung Tiara Convention Center Medan.

Bersama Tzu Chi, Warga Modernland Menyumbangkan Kehidupan Lewat Donor Darah
12 Februari 2025Kegiatan donor darah di Cluster Premier Residence, Modernland, Tangerang, berlangsung dengan antusiasme tinggi dari warga setempat, meskipun cuaca mendung dan gerimis.
Mengantar Anak-Anak Menuju Gerbang Kehidupan
08 Oktober 2018Kamp ini diikuti oleh 264 anak-anak Qin Zi Ban dari 6 wilayah dari Jakarta dan Tangerang. Mereka mendapatkan pelajaran tentang kemandirian, cinta kasih, dan dasar pendidikan moral untuk menuju gerbang kehidupan kelak ketika dewasa.