Inspirasi untuk Sesama

Jurnalis : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoPasien yang dikunjungi merasa bahagia dengan adanya perhatian dan cinta kasih para relawan Tzu Chi.

Para relawan Tzu Chi secara rutin melakukan kunjungan kasih ke rumah-rumah pasein yang menerima bantuan. Meskipun sedang tidak menjalani pengobatan, keberadaan mereka tidak pernah luput dari perhatian para relawan. Dalam kunjungan kasih ini para relawan memberikan bingkisan makanan, selimut, serta berdoa untuk kesembuhan pasien.

Tak hanya itu saja, para relawan pun selalu berinteraksi dengan pasien, seperti memberikan dukungan moril, bercanda ria, dan menampilkan gerakan isyarat tangan (shou yu).

Pada tanggal 14 September 2011, para relawan Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan kasih ke rumah Addie Cahyadi di Jln. Pagarsih, Gg. Pelita I, No. 20, Bandung. Addie merupakan pasien yang menderita fibramotosis (sekelompok jaringan lunak tumor) pada telapak kaki kanannya sehingga harus menjalani amputasi. Addie yang sehari-harinya menggunakan kaki palsu tampak sedang beristirahat di tempat tidurnya pada hari itu. Para relawan pun langsung menghampiri dan bercengkrama dengan Addie.

”Kamu harus kuat, berjuang, kamu ini lagi perang, harus berani melawan,” ujar relawan Tzu Chi, Siluhua Nadia Hudaya menyemangati Addie. Dukungan moril agar semangat dalam menjalani hidup terus terlontar dari mulut para relawan Tzu Chi. ”Lawan penyakitnya, yang sehat ya, terus berdoa,” kata relawan Tzu Chi, Liana dan Henny Wijaya menambahkan.

Setelah itu, kunjungan kasih berlanjut menuju kediaman Tan Siu Li (53), pasien yang mengalami pengapuran pada lututnya di kawasan Jl. Cibadak, Bandung. Kini Tan Siu Li sudah dapat berdiri dan berjalan. Karena pada sebelumnya, dampak dari penyakitnya itu, Tan Siu Li hanya bisa terbaring di tempat tidurnya. ”Aduh saya seneng, segersekarang,” kata Nadia sembari merangkul Tan Siu Li.  ”Iya segar sekarang mah, udah bisa jalan,” jawab Tan Siu Li. Tidak hanya sampai di situ, Tan Siu Li pun menunjukkan kepada relawan bahwa dirinya benar-benar sudah dapat berdiri dan berjalan sendiri. Suasana pun sontak saja berubah menjadi ramai. Dan suasana kegembiraan itu langsung menyelimuti kontrakan Tan Siu Li.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan mengunjungi oma yang sedang sakit, memberikan semangat dan kekuatan untuk cepat pulih dari penyakitnya. (kiri)
  • Kunjungan kasih ini memberikan manfaat yang besar, baik untuk relawan maupun pasien. Dengan kegiatan ini diharapkan pasien dan relawan dapat menjaga kesehatan dengan baik dan dapat memanfaatkan tubuh yang sehat tersebut untuk bersumbangsih. (kanan)

Selesai mengunjungi Tan Siu Li, tidak jauh dari kediamannya para relawan Tzu Chi langsung bergegas menuju kediaman Tan Hong May (63) untuk mengambil sampah daur ulang. Meskipun Tan Hong May bukan relawan Tzu Chi, namun ia mendukung misi Tzu Chi dalam pelestarian lingkungan. Tang Hong May yang merupakan teman dari pasien Tan Siu Li ini rajin mengumpulkan sampah daur ulang untuk disumbangkan ke Tzu Chi. Namun, pada hari itu para relawan Tzu Chi mendapatkan kabar kurang baik. Tang Hong May sedang terbaring sakit karena terkena vertigo yang sudah dirasakannya selama 3 hari. Akan tetapi, seluruh sampah daur ulang itu telah dipersiapkannya dengan rapi. Sembari mengambil sampah daur ulang, para relawan pun memberikan semangat untuk kesembuhan  Tan Hong May.

Sapaan Hangat untuk Relawan Tzu Chi         
Kunjungan kasih masih berlanjut. Kali ini, para relawan menuju kawasan Jl. Jendral Sudirman untuk mengunjungi Tjun Ing (61), pasien yang menderita stroke. Kehadiran para relawan langsung disambut dengan senyuman hangat dari Tjun Ing. Sesekali terlihat Tjung In ingin berbicara langsung dengan para relawan. Namun apa daya, karena penyakitnya itu Tjung In hanya bisa memberikan senyuman ketika relawan mengajaknya berbicara. Dan ketika para relawan berpamitan, Tjung Ing pun mengucapkan Gan En (terima kasih) dengan menggunakan bahasa isyarat tangan. Setelah selesai mengunjungi Tjung Ing, para relawan Tzu Chi menghampiri kediaman Xi Siu Chuen terlebih dahulu untuk mengambil sampah daur ulang yang jaraknya masih berdekatan dengan Tjung Ing. Xi Siu Chuen memang selalu mengumpulkan sampah daur ulang untuk diberikan ke Tzu Chi.

Kemudian, Tang Ie Chen (82), yang tinggal di Gg. Minyak Tanah, Bandung, juga mendapat kunjungan kasih dari para relawan Tzu Chi. Tang Ie Chen yang hidup seorang diri ini begitu hangat menyambut kehadiran para relawan Tzu Chi. Layaknya keluarga, mereka pun hanyut dalam berbagai perbincangan dengan begitu akrab.

foto  foto

Keterangan :

  • Sembari melakukan kunjungan kasih, relawan juga mengambil barang daur ulang yang telah dikumpulkan oleh pasien.(kiri)
  • Tan Siu Li (tengah), menunjukkan kepada relawan bahwa dirinya kini telah dapat berjalan dengan baik. Hal ini membuat para relawan yang mengunjunginya merasa bahagia.(kanan)

Setelah itu, para relawan mengunjungi Sung Hai Cauw (82) yang menderita stroke di kawasan Pasar Andir, Bandung. Akibat penyakitnya itu Sung Hai Cauw mengalami keterbatasan dalam melakukan interaksi. Akan tetapi, dengan keterbatasannya Sung Hai Cauw berusaha menyambut dengan hangat kehadiran para relawan Tzu Chi. Satu persatu relawan dilirik dengan senyuman sembari pelan-pelan mengulurkan tangannya yang lemas. Ternyata Sung Hai Cauw ingin berjabat tangan dengan seluruh relawan yang hadir mengunjunginya.

Para relawan mengakhiri kunjungan kasih pada hari itu dengan menuju pasien yang juga menderita stroke, yaitu Humala Sitorus (56) di Jl. Cihanjuang, Gg. Suamanta, RT 01/RW 10, Cimahi. Bersamaan dengan itu, relawan Tzu Chi pun meminjamkan kursi roda kepada Humala. Sudah dua bulan Humala menderita stroke. Dampaknya, pria yang yang berprofresi sebagai supir taksi ini harus kehilangan pekerjaannya. Ketika para relawan Tzu Chi datang, Humala tampak sedang duduk menikmati udara di teras depan rumah kontrakannya yang ditemani anak dan istrinya. Dengan ramah mereka langsung menyambut kehadiran para relawan.

Humala kini sudah bisa duduk, karena sebelumnya Humala hanya bisa terbaring sehingga sulit melakukan aktivitas. Selama berrbincang dengan Humala, relawan Tzu Chi terus menunjukkan perhatiannya. ”Sering dilatih tangan sama kakinya, digerakkin,” ujar salah satu relawan Tzu Chi, Siluhua Nadia Hudaya. Tidak hanya itu, relawan Tzu Chi pun mengajak Humala untuk menerapkan pola hidup vegetarian. ”Pola makannya dijaga, kalo udah sembuh hati-hati jangan sampe kena stroke lagi, bahaya. Makannya biasakan vegetarian, bagus, selain sehat murah lagi,” tambah Siluhua Nadia Hudaya mengingatkan.

Begitu sulit bagi para pasien untuk menjalani berbagai aktivitas karena penyakit yang dideritanya. Dengan keterbatasannya itu para pasien hanya bisa berdiam diri sembari melawan penyakitnya. Namun, hal-hal seperti itu selalu diingat dan dirasakan oleh para relawan, sehingga mereka dapat menyadari akan pentingnya kesehatan dan bisa mengambil hikmah dari kehidupan ini. Terlepas dari itu, para relawan pun senantiasa membantu melengkapi kekurangan yang dimiliki oleh pasien penerima bantuan. Dan yang paling penting adalah semoga kegiatan kunjungan kasih ini dapat menjadi inpirasi bagi masyarakat luas untuk berbagi terhadap sesama.

 

  
 

Artikel Terkait

Sahabat Kreatif 3 in 1 : Menulis Kisah Inspiratif Pasien Kasus

Sahabat Kreatif 3 in 1 : Menulis Kisah Inspiratif Pasien Kasus

08 Mei 2013 Kita bisa menuangkan nilai-nilai inspirasi ke dalam tulisan sehingga setelah membaca, pembaca akan merasa lebih bersyukur, merasa sadar bahwa kehidupan ini tidak kekal, ataupun nilai-nilai lainnya.
Asah Empati Rajut Silaturahmi

Asah Empati Rajut Silaturahmi

31 Maret 2022

Relawan Tzu Chi Medan komunitas Hu Ai Cemara menggelar ramah tamah antar sesama relawan. Dalam kegiatan yang diikuti oleh 20 relawan ini juga di isi dengan sharing pengalaman dari para relawan.

Belajar Untuk Mengembangkan Diri

Belajar Untuk Mengembangkan Diri

10 Desember 2012 Dalam kegiatan yang diadakan setiap bulan sekali ini, para guru membimbing anak-anak Tzu Shau untuk dapat mengembangkan diri dan belajar untuk bersikap.
Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -