Internasional: Bantuan Gempa di Qinghai

Jurnalis : Tzu Chi Taiwan, Fotografer : Ying Ching
 
 

fotoPada tanggal 14 April lalu, gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter melanda wilayah Yushu, daerah PemerintahanTibet di Propinsi Qinghai. Pada tahun 1996 Tzu Chi pernah memberikan bantuan di daerah yang sama dan ini merupakan misi pemberian bantuan tersulit yang pernah dilakukan.

Qinghai - Yayasan Budha Tzu Chi berharap dapat memberikan bantuan kepada korban gempa bumi yang melanda sebuah kota di bagian selatan Qinghai, Tiongkok bagian barat. Sebelumnya pada tahun 1996 Tzu Chi pernah memberikan bantuan kepada daerah yang sama dan ini merupakan misi pemberian bantuan tersulit yang pernah ditangani Tzu Chi.

Perjalanan 800 Kilometer
Pada tanggal 14 April lalu, gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter melanda wilayah Yushu, daerah PemerintahanTibet di Propinsi Qinghai.  Gempa ini menelan korban lebih dari 1.700 korban jiwa dan menghancurkan ribuan bangunan. Pemerintah dan tentara bergegas memberikan bantuan ribuan tenda dan pakaian, mempersiapkan makanan dan air bagi penduduk yang tinggal di udara terbuka.

Relawan mengunjungi Yushu pada musim dingin 1995. Pada bulan November, lima badai salju menghantam daerah itu, menewaskan ribuan ternak dan membawa suhu serendah minus 47 derajat Celcius. Lebih dari 60.000 orang berada dalam bahaya kehabisan makanan. Para relawan membentuk tim survei dan pergi ke dataran tinggi Qinghai, 4.500 kilometer di atas permukaan laut, mereka melakukan perjalanan 800 kilometer dalam tujuh hari. 

Setelah melakukan survei, para relawan kembali pada April 1996 untuk memberikan bantuan. Mereka fokus pada empat kota di Yushu yang rusak parah, membawakan “jelai” dataran tinggi yang cukup banyak untuk makan keluarga selama dua bulan(jelai dataran tinggi merupakan makanan pokok penduduk di sana -red).  Selain itu, para relawan juga memberi uang untuk keluarga yang telah kehilangan ternak.

foto  foto

Ket : - Pada tahun 1996, Tzu Chi memberikan bantuan di Yushu Qinghai. Wang Tuan Cheng(kiri), Wakil Ketua              Yayasan Budha Tzu Chi, memberikan makanan traditional Tibet kepada seorang wanita Tibet. (kiri)
          - Tim survei Tzu Chi melakukan perjalanan ke dataran tinggi Qinghai yang berada 4.500 kilometer di atas             permukaan laut, membawa kasih dan bantuan kepada warga disana. (kanan)

Misi Tersulit yang Pernah Dilakukan
Misi ini merupakan misi tersulit yang pernah dilakukan dalam 44 tahun sejarah Tzu Chi, karena cuaca di ketinggian dan daerahnya sangat terpencil. Untuk mengatasi kondisi yang sulit, para relawan harus berlatih keras dan membeli paket oksigen. “Kami berolahraga dan mendaki gunung setiap hari,” kata seorang relawan, Guo Dingrong. “Saya tidak pernah berpikir akan melihat pria yang kuat menjadi tidak berdaya dalam satu hari karena sakit ketinggian. Kami memiliki foto seseorang yang tertidur saat berdiri, ini menandakan betapa sulitnya pendistribusian (bantuan) ke sana,” sambungnya.

Tahun lalu, relawan dari daerah Shanghai kembali ke Yushu untuk mengunjungi warga di sana. “Ketika saya pergi ke suatu tempat, saya selalu berharap kehidupan penduduk di sana dapat mengalami perubahan (lebih baik),” kata Guo, “maka saat saya melihat keadaan Yushu yang serius akibat gempa, sulit bagi saya untuk menerimanya. Saya berharap warga di sana bisa mendapatkan bantuan secepat mungkin.”Karena itu para relawan selalu memantau keadaan di Yushu, dengan harapan bahwa mereka dapat memberikan bantuan ketika waktunya tiba. (Sumber: Website Tzu Chi Taiwan, tanggal 15 April 2010, diterjemahkan oleh: Rosalyn Lora).

  
 
 

Artikel Terkait

Mempertahankan Kebajikan di Dalam Hati

Mempertahankan Kebajikan di Dalam Hati

07 April 2014 Lihatlah, relawan Tzu Chi bagaikan Buddha yang tengah membimbing Bodhisatwa. Berapa jumlah dana yang digalang bukanlah yang utama, yang terpenting adalah sebersit niat mereka.
 “Wati: Malaikat  Tak  Bersayap”

“Wati: Malaikat Tak Bersayap”

04 April 2022
Wati (32), warga Desa Rukun Damai, Bagan Jaya, Elok, Riau merawat tiga orang buah hatinya yang mengalami keterbatasan fisik. Suhariadi (42), (suami Wati) juga mengalami gangguan pendengaran, sehingga sulit berkomunikasi dengan orang lain.
Kesehatan untuk Semua: Manfaat Donor Darah Bagi Donor dan Penerima Donor

Kesehatan untuk Semua: Manfaat Donor Darah Bagi Donor dan Penerima Donor

04 Desember 2024

Relawan komunitas He Qi Pusat dari komunitas Xie Li Selatan mengadakan donor darah di Poins Square Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Kegiatan ini berhasil mengumpulkan 139 kantong darah.

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -