Internasional: Doa Bersama di Haiti

Jurnalis : Tzu Chi Taiwan, Fotografer : Tzu Chi Taiwan
 
 

fotoBerbagai agama, bangsa, dan negara bergabung dalam kegiatan doa bersama yang diselenggarakan relawan Tzu Chi di Haiti.

Port-au-Prince - Peserta dari berbagai agama dan bangsa menghadiri kegiatan besar yang diselenggarakan oleh Yayasan Tzu Chi pada Paskah hari Sabtu di stadion sepak bola Haiti untuk berdoa bagi para korban yang meninggal dan demi masa depan bangsa. Acara ini dihadiri oleh 1.700 orang. Kegiatan ini merupakan acara keagamaan terbesar di negara itu sejak gempa yang terjadi pada bulan Januari dan menandai berakhirnya fase pertama bantuan dari Tzu Chi untuk negara itu.

Doa di Malam Paskah
Setelah gempa sebesar 7 skala Richter mengguncang negara itu pada tanggal 12 Januari, Tzu Chi meluncurkan kampanye “Help Haiti with Love” untuk menggalang dana bantuan untuk para korban. Kurang lebih empat bulan setelah kampanye dimulai, telah dapat menyediakan 260 ton beras instan, bubuk jagung, beras putih dan mi. Dengan setiap porsi hidangan membutuhkan 0,25 kg bahan, makanan ini dapat disajikan sebanyak 10 juta porsi.

Makanan tersebut telah didistribusikan ke lebih dari 37.000 keluarga di 60 tempat. Selain itu, Tzu Chi juga telah menyumbang hampir 40.000 lembar terpal, 6.000 tenda, 25.000 selimut, rumah sementara hampir sebanyak 300 unit, dan 2.800 peralatan medis.

Sebanyak 1.300 relawan telah datang dalam 11 tim. Mereka datang dari berbagai negara seperti Taiwan, Amerika Serikat dan 6 negara lainnya. Cinta kasih dan sumbangsih mereka telah mengharukan warga Haiti dan Pasukan Perdamaian PBB yang melayani di Haiti, termasuk pasukan Brazil yang berinisiatif mengundang mereka ke Kantor Perwakilan PBB di Port-au-Prince dan menawarkan jasa mereka untuk menjaga ketertiban pada pertemuan doa yang akan diadakan pada malam Paskah.

Selain itu, Tzu Chi International Medical Association (TIMA) mengadakan pengobatan gratis, dan didatangi oleh lebih dari 15.000 warga Haiti. Setelah kepergian staf medis luar negeri,  2 dokter lokal yang berpartisipasi dalam baksos ini memutuskan untuk melanjutkan pelayanan mereka sebagai relawan atas nama Tzu Chi. Para relawan juga menyelenggarakan program bantuan kerja, di mana para warga Haiti membersihkan dan membangun kembali komunitas mereka sendiri dan mereka akan mendapatkan makanan 3 kali sehari.

Sebanyak 3.700 warga berpartisipasi dalam program tersebut. Ada lebih dari 640 korban yang selamat terinspirasi untuk mendaftar dan mengikuti kelas pelatihan menjadi relawan Tzu Chi dan menjadi relawan di masa depan. Dengan berakhirnya bantuan fase pertama, Tzu Chi mengalihkan perhatian kepada bantuan menengah dan bantuan jangka panjang, seperti membangun sekolah dan perumahan permanen.

foto  

Ket : - Yayasan Tzu Chi mengundang semua perwakilan agama yang ada di Haiti, seperti Katolik, Protestan,             Buddha dan Muslim, serta semua warga bangsa yang ada. (kiri).

Acara doa bersama diadakan pada tanggal 3 Maret 2010, sehari sebelum Paskah, hari yang sangat penting bagi umat Kristen. Hari itu menandakan dua momen, yaitu sumbangsih Tzu Chi selama 3 bulan terakhir dan juga bergabung bersama warga Haiti mendoakan mereka yang menjadi korban maupun mereka yang selamat. Yayasan mengundang semua perwakilan agama yang ada di Haiti, seperti Katolik, Protestan, Buddhist dan Muslim, serta semua warga bangsa yang ada. Mereka termasuk pasukan Amerika, Perancis, Polisi Jerman dan pasukan perdamaian PBB dari Yordania dan Brazil.

Yang ikut serta dalam doa adalah para Yesuit, biarawati dari biara Katolik yang berbeda, pendeta Protestan dan pendeta lainnya dari berbagai komunitas agama.

Surat dari Master Cheng Yen
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Haiti. Semua orang berdiri dan menyanyikannya dengan penuh semangat dan bermartabat. Kemudian Ben Constant, penanggung jawab stadion sepak bola, bersama istrinya membacakan surat dari Master Cheng Yen kepada para peserta. Mereka membacakannya dalam bahasa Ingris dan Creole, salah satu dari 2 bahasa resmi selain bahasa Perancis di Haiti. Dalam suratnya, Master Cheng Yen mengungkapkan doa beliau yang tulus kepada masyarakat Haiti, serta harapan beliau untuk masa depan dan mengakhiri penderitaan warga Haiti.

Acara kemudian dilanjutkan oleh seorang gadis muda yang tinggal di tenda dalam stadion yang menyanyikan himne untuk memuji Yesus, dan untuk mengungkapkan rasa terima kasih dari masyarakat untuk cinta kasih dan perhatian yang telah mereka terima selama 3 bulan. Constant dan istrinya, Marie Yveleine Bois-des-Fes, juga telah mengunjungi para relawan dari berbagai tim untuk mengucapkan terima kasih. Mereka pun terharu oleh kontribusi dari para relawan.

Paduan suara gadis lokal menyanyikan lagu terima kasih, diikuti oleh seorang petugas dari pasukan perdamaian Brazil. Letnan Beraud, dan seorang Imam Katolik memimpin peserta berdoa bersama. Lalu petugas itu meletakkan senjatanya dan mengambil microphone dan menyanyikan sebuah lagu dalam bahasa Creole. Letnan Beraud berkata, “Mari kita bersyukur kepada Tuhan karena telah membawa kita ke Haiti dan mengenal dengan Tzu Chi.”

Acara ini mencapai puncaknya ketika relawan Tzu Chi menaiki panggung memberi pertunjukan bahasa isyarat tangan dan lagu Tzu Chi. Mereka mengajak semua peserta bersama memeragakan isyarat tangan salah satu lagu favorit Yayasan Tzu Chi: “Leading the vehicle forward”. Untuk penutupan, setiap perwakilan dari 4 agama bergabung dengan satu suara dalam doa; saling bergandeng tangan, terlepas dari ras, warna kulit atau kebangsaan – sebuah simbol persaudaraan dan berbagi.

Mereka mengekspresikan impian dari Tzu Chi – cinta kasih dan perhatian untuk semua dan umat manusia adalah satu keluarga. Setidaknya dalam satu jam itu, untuk yang hadir dalam acara tersebut mereka dapat melupakan penderitaan yang mereka alami dan berpikir untuk masa depan yang lebih baik, dengan bantuan dan dukungan dari semua orang di seluruh negara. (Sumber: Website Tzu Chi Taiwan tanggal 9 April 2010, diterjemahkan oleh Eric Yudo)

  
 
 

Artikel Terkait

Menyuguhkan Dharma dalam Lukisan

Menyuguhkan Dharma dalam Lukisan

02 Agustus 2012 Pada Minggu, tanggal 29 Juli 2012, jejak sejarah cinta kasih Tzu Chi dimulai di bangunan ini. Untuk mengenal lebih dalam dan lebih dekat Rumah Bersama kita, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei Shijie mengundang 6 komite senior dari Taiwan ke Jakarta untuk berbagi pengalaman dan membabarkan Dharma Master Cheng Yen.
Waisak Tzu Chi 2018: Merayakan Waisak Dalam Kesederhanaan

Waisak Tzu Chi 2018: Merayakan Waisak Dalam Kesederhanaan

14 Mei 2018
Peringatan Hari Waisak, Hari Tzu Chi Internasional, dan Hari Ibu Sedunia di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun berjalan dengan baik dan lancar. Semoga doa yang tulus yang telah dipanjatan oleh setiap orang yang hadir dapat menjadikan dunia bebas dari bencana, masyarakat aman dan damai, serta hati manusia dapat tersucikan.
Minggu Budaya Humanis Sekolah Tzu Chi

Minggu Budaya Humanis Sekolah Tzu Chi

26 Februari 2014 Selama 1 minggu lamanya, para murid Sekolah Tzu Chi mempelajari beberapa Kata Perenungan Master Cheng Yen melalui praktik nyata, salah satunya dengan pelestarian lingkungan.
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -