Internasional: Festival Musim Panas
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
|
| ||
Enam tahun lalu, tanggal 23 Oktober 2004, gempa bumi Chuetsu yang berkekuatan 6,8 skala Richter, melanda Kota Ojiya, Prefektur Niigata. Gempa ini menewaskan 68 orang dan menghancurkan jalur kereta berkecepatan tinggi "Shinkansen" untuk pertama kalinya dalam sejarah Jepang. Relawan Tzu Chi tiba di lokasi untuk menyediakan makanan panas dan paket bantuan, termasuk selimut, untuk meringankan penderitaan warga. Cinta kasih yang terkandung dalam bantuan yang telah sampai pada warga dalam waktu kurang dari satu jam ini tidak pernah dilaupakan oleh warga. Enam tahun kemudian, para relawan diundang kembali oleh warga setempat untuk bergabung dalam festival musim panas. Para relawan yang kebanyakan bermukim di Tokyo, menempuh perjalanan selama empat setengah jam untuk mencapai Ojiya. Ketika mereka tiba, para relawan disambut dengan hangat oleh wakil walikota, Kazama. Beliau menemani para relawan untuk melihat kota yang telah pulih dari bencana. "Bagian ini telah diperbaiki," jelasnya. "Foto ini diambil dari sini, dulu, ini merupakan tanah kosong yang biasa kami gunakan untuk tempat berlindung sementara. Sekarang di sini telah dibangun bangunan berlantai empat," lanjutnya. Penduduk dan para relawan sangat bahagia dapat bertemu satu sama lain lagi setelah absen enam tahun. Tapi kali ini para relawan di sana tidak untuk memberikan bantuan, melainkan untuk ambil bagian dalam festival. Kota ini telah mengadakan malam Festival Musim Panas setiap tahun selama 13 tahun terakhir, kecuali tahun setelah gempa. Tzu Chi adalah organisasi luar pertama yang diundang untuk hadir. Para relawan menyanyikan lagu Jepang dan mempertunjukkan gerakan isyarat tangan kepada para pengunjung. "Ketika masa sulit, kalian membawakan kami selimut, yang telah kita pakai dan simpan. Tentu saja kita berharap bahwa tidak akan ada lagi gempa bumi, tetapi jika sesuatu terjadi, kita akan dapat menggunakan selimut itu lagi,” kata Katsumata, Walikota Ojiya. Relawan Tzu Chi Chen Jinfa mengatakan bahwa dapat melihat semua orang tersenyum, adalah yang paling relawan Tzu Chi harapkan selama enam tahun lalu. Hari itu adalah hari yang hangat, mencerminkan perasaan antara penduduk dan para relawan, sungguh menyenangkan dan menghangatkan. (Sumber: www.tzuchi.org, diterjemahkan oleh Riani Purnamasari/He Qi Utara) | |||
Artikel Terkait

Pemprov Sumatera Utara Terima APD dari Tzu Chi
16 April 2020Mendukung penanggulangan Covid-19 di Sumatera Utara, Rabu, 15 April 2020, Tzu Chi Medan memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) ke Kantor Gubernur Sumatera Utara yang diterima langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi bersama Wakil Gubernur Musa Rajekshah.

Pertemuan Dua Tokoh Agama Berpengaruh di Dunia
20 April 2018Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj bertemu dengan Master Cheng Yen di Taiwan pada Kamis, 19 April 2018. Kedua tokoh agama berpengaruh di dunia ini membahas soal isu kemanusiaan. “Esensi agama adalah kemanusiaan,” kata KH Said Aqil Siroj.