Internasional : Membangun Asa di Myanmar

Jurnalis : Lan Jin Fei, Li Cheng Jie, Fotografer : Dokumentasi Tzu Chi
 
 

fotoPasca topan Nargis yang melanda Myanmar pada Mei 2008, Tzu Chi membantu dengan membangun kembali gedung SMP 4 Thingangyun. Setelah satu tahun pembangunan, sekolah pun dapat digunakan kembali, dan pada 6 Maret 2010 resmi diserahkan kepada Pemerintah Myanmar.

Myanmar - Hampir dua tahun lalu Myanmar dilanda angin topan Nargis yang dasyat. Insan Tzu Chi memberi perhatian di negeri yang terluka ini, dan terus mendampingi sampai saat ini.

Membangun Cita-cita
Memahami bahwa pendidikan anak-anak merupakan prioritas utama yang tidak bisa ditunda, Tzu Chi mendirikan proyek harapan yang pertama di Myanmar – SMP 4 Thingangyun. Sekolah ini sudah sejak setahun lalu digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Kamis, 6 Maret 2010 menjadi hari yang istimewa, karena insan Tzu Chi akan resmi menyerahkan sekolah ini kepada Pemerintah Myanmar, agar siswa yang berjumlah hampir seribu orang ini memiliki tempat yang nyaman untuk belajar, menambah pengetahuan, dan membangun cita-cita.

Pada saat pengguntingan pita yang melambangkan pemberkahan, di dalam benak muncul gambar tentang perjalanan bersama sekolah selama ini, persahabatan yang terjalin selama hampir dua tahun ini.

Relawan Tzu Chi Wang Ming De berkata, ”Bangunannya sangat kokoh, melihat pembangunan SMP 4 Thingangyun yang seperti itu sungguh sangat gembira. Proses penyerahan kepada Kementerian Pendidikan juga berjalan sangat lancar.”

Letnan Jendral Min Cui dari Kementerian Pertahanan berkata, ”Melihat pembangunan sekolah yang berlantai tiga ini, para siswa di kemudian hari akan bisa dengan tenang belajar, makanya saya sangat beryukur dan berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi dan Master Cheng Yen.”

foto  foto

Ket : - Acara penyerahan gedung SMP 4 Thingangyun dari pihak Tzu Chi kepada Pemerintah Myanmar. (kiri).
         -Para siswa sedang memeragakan bahasa isyarat tangan, yang merupakan salah satu budaya           kemanusiaan Tzu Chi. (kanan)

Membasuh Ladang Hati
Menyiram air ke atas tugu adalah tradisi pemberkahan di Myanmar. Air ini juga harus membasuhi ladang hati masyarakat, agar di dalam bangunan yang kokoh ini bisa menuntut ilmu pengetahuan, terutama — yang paling gembira— adalah sekelompok tunas-tunas kecil ini.

Bagian sekolah yang mana yang paling disukai? Seorang siswa Thet Aung Kant menjawab, ”(Saya) paling suka halaman di lantai tiga, karena dari sebelah sini (kita) bisa melihat pemandangan yang indah. Dari sebelah sana juga bisa terlihat Menara Emas yang ada di dalam kota.”


SMP 4 Thingangyun yang merupakan sekolah menengah pertama, kemungkinan besar di kemudian hari juga akan ditingkatkan menjadi SMA. Dari dalam bangunan berlantai 3 ini, terdengar suara-suara siswa membaca buku pelajaran. Ini akan menjadi sebuah titik awal dibangunnya mimpi dan harapan anak-anak. (Sumber: www.tzuchi.org, diterjemahkan oleh: Lio Kwong Lin)

  
 
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Bersatu Hati Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan

Suara Kasih: Bersatu Hati Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan

29 Juli 2013 Tujuan utama kita adalah semoga melalui proses akreditasi, para pasien di rumah sakit kita bisa merasa lebih aman dan menerima pelayanan yang lebih baik. Inilah tujuan yang paling penting.
Upacara Pembasuhan Kaki di SMP Marie Joseph

Upacara Pembasuhan Kaki di SMP Marie Joseph

02 April 2018

Pagi itu, Rabu 28 Maret 2018, sebanyak 18 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur, Kelapa Gading hadir di SMP Marie Joseph dalam rangka tri hari suci umat Katolik (Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci). Relawan hadir untuk membantu upacara pembasuhan kaki sesuai undangan Kepala Sekolah SMP Marie Joseph, Lusia Sri Rejeki.

Tzu Ching Camp 2017: Kebaikan Berawal dari Kebahagiaan

Tzu Ching Camp 2017: Kebaikan Berawal dari Kebahagiaan

24 Juli 2017

Tzu Ching Camp 2017 digelar di  Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk Jakarta,  22-23 Juli 2017.  Kegiatan yang diikuti oleh 102 peserta dari Jakarta, Bandung, Tangerang, dan Biak ini akan mendidik serta memberikan pengalaman untuk menjadi generasi muda Tzu Chi.

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -