Misalnya seperti seorang pria yang berdiri di tengah lubang kotoran. Di depannya adalah mata air yang tenang dengan air yang menakjubkan, bunga lili mengambang di perairan dengan jelas. Keindahan yang membuat siapa saja terkesima. "Betapa indahnya keadaan itu, air mancur yang penuh dengan bunga-bunga indah yang bermekaran!" Kerinduan yang dalam mengisi hatinya. Air mancur itu sebenarnya berada sangat dekat, jika ia mengambil satu langkah, ia dapat pergi ke sana dan menikmati keindahan yang menakjubkan. Namun, ia tetap berada di mana dia berada, penuh kerinduan terhadap air mancur dan kesal dengan kondisinya sekarang. Sebenarnya tidak ada yang menjauhkan dia dari air mancur yang indah dan penuh ketenangan itu, melainkan ia sendiri yang tidak pergi menghampirinya. Hal yang sama terjadi dalam praktek spiritual kita. Kita dipenuhi dengan penderitaan. Pikiran kita tidak pernah tenang, hati kita tidak bahagia, kita tidak dapat menyadari bahwa pada kenyataannya, penderitaan kita disebabkan karena adanya kekotoran batin, ilusi, dan kebutaan kita terhadap kebenaran. Buddha telah memberikan banyak Dharma untuk menyadarkan kita. Karena kita masing-masing memiliki berbagai tingkat pemahaman, Buddha mengajarkan kebenaran dalam banyak hal, sehingga kita dapat mengerti ajaran-Nya, menyucikan hati, dan pikiran kita. Ajaran-ajaran-Dharma-seperti air murni yang dapat membersihkan penderitaan dan kekotoran batin kita. Tetapi saat mendengarkan Dharma, kita sering tidak benar-benar menyerap ke dalam hati. Kita seringkali berkata bahwa kita mengerti, tetapi sebenarnya, kita belum benar-benar paham akan arti dari Dharma yang kita dengar. Dharma yang tidak memasuki hati kita, tidak akan mengubah cara berpikir dan praktek nyata kita. Karena masih terperangkap di dalam ilusi, maka dari itu, kita masih penuh dengan penderitaan yang mengikat hati dan pikiran kita dengan kuat. Kita merasa memiliki banyak penderitaan dan masih terlalu jauh untuk mendapat kedamaian batin dan kebahagiaan, tidak pernah menyadari bahwa semua yang perlu kita lakukan adalah hanya dengan menggunakan air Dharma dan menyucikan hati dan pikiran kita. Segala sesuatu berasal dari pikiran, Buddha menjelaskan, kebahagiaan dan kedamaian dapat menjadi milik kita, jika kita mengambil satu langkah menjauh dari lumpur dan menuju air mancur yang penuh keindahan. Dharma Master Cheng Yen. (Sumber: www.tzuchi.org, diterjemahkan oleh Riani Purnamasari/He Qi Utara) |