Internasional: Merayakan Rumah Baru

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 
 

fotopenari muda yang tampil di festival lokal Bunun. Lokasi: Desa Cinta Kasih Shanlin, Propinsi Kaoshiung

Penduduk asli  yang tinggal di sebuah desa baru yang dibangun oleh Tzu Chi merayakan budaya tradisional mereka. Lagu dan tarian mereka adalah cara untuk menunjukkan kebangkitan kembali mereka setelah bencana topan Morakot yang menghantam desa mereka.

Topan yang melanda Taiwan Selatan pada tanggal 8 Agustus tahun lalu, menghancurkan dan meluluhlantakkan kehidupan masyarakat yang tinggal di pegunungan, seperti di Desa Bunun Namaxia, Kabupaten Taoyuan, Provinsi Kaohsiung. Yayasan Buddha Tzu Chi membangun komunitas Shanlin Da Ai (Cinta Kasih) di luar Kaohsiung. Dalam kehidupan barunya, mereka bertekad untuk mempertahankan warisan budaya dan adat istiadat mereka. Karena itu, mereka membuat "Ear Shooting" festival di Shanlin pada tanggal 18 Juli 2010 untuk merayakan panen yang baik dan bersyukur kepada para leluhur.

Mempertahankan Budaya Leluhur
Mereka mempersiapkan acara ini secara intensif dengan berlatih terlebih dahulu di lapangan. Salah satu acara hari itu yaitu berdansa yang dilakukan oleh Seni Budaya New Taoyuan yang dipimpin oleh Xie Ming Ju. Setelah topan Morakot, keluarganya berlindung di barak militer selama lebih dari tiga bulan sebelum mereka akhirnya bertemu kembali dengan kenalan mereka.

"Kami datang ke komunitas Da Ai dari pegunungan," kata Xie Ming Ju, "sebagai orang tua di masyarakat, kami ingin generasi masa depan kami belajar dan berbicara bahasa ibu kami." Hal lain yang dipertunjukkan dalam pesta itu yaitu lagu adat yang dinyanyikan oleh Yuan Yuan dan Seni Budaya Troupe. Gurp ini dipimpin oleh Ke Limei, seorang Bunun dan pensiunan guru dari SMP Jiaxian. Dia kehilangan banyak anggota keluarga dan siswa ketika banjir Morakot menghancurkan kota kelahirannya, Namaxia. Sekarang, musik adalah terapi terbaik untuknya. "Orang-orang masih merasa kehilangan dan sedih dengan apa yang terjadi," katanya, "saya percaya bahwa hanya melalui musik dan tarian, melalui suara yang diberikan Tuhan kepada kita, kita dapat memulihkan komunitas kita." 

Pertunjukan Bunun dilakukan bersama orang-orang yang tinggal di dua kabupaten dari Namaxia dan Taoyuan agar mereka dapat bergabung dalam acara ini. Di antara mereka terdapat relawan lanjut usia, Yizhi Zhang, yang menangis ketika melihat pertunjukan perang tradisional. "Kedua kota datang bersama di festival Ear Shooting," katanya, "ini adalah kesempatan bagi kita untuk tahu lebih banyak satu sama lain dan mempertimbangkan kemungkinan berkeluarga ke dalam satu marga di masa depan."

Festival ini diselenggarakan oleh Zhang Ruixiong, mantan direktur Taiwan Televisi, sebuah stasiun TV kabel. Enam tahun yang lalu, ia mengundurkan diri dari jabatannya untuk kembali ke rumahnya di Kota Taoyuan untuk membantu pelestarian budaya dan tradisi penduduk Bunun. "Kita harus melindungi tradisi dan budaya, tidak peduli apa jenis bencana atau tantangan yang kita hadapi," katanya, "kita tidak boleh melupakan siapa kita dan bekerja untuk melestarikan akar kita." Sekitar setengah dari orang muda di komunitas Bunun belum pernah diajarkan memanah, salah satu olahraga tradisional masyarakat mereka, maka Zhang pun melatih mereka secara individu. 

Orang-orang Bunun dipersatukan oleh semangat persaudaraan dan suku mereka. Di mana pun mereka berada, hati mereka menjadi kuat oleh ingatan abadi dari garis keturunan nenek moyang mereka. (Sumber: www.tzuchi.org, diterjemahkan oleh: Riani Purnamasari/He Qi Utara)
  
 
 

Artikel Terkait

Banjir Jakarta: Mengungsi ke Tempat yang Aman

Banjir Jakarta: Mengungsi ke Tempat yang Aman

19 Januari 2013
Melihat hal tersebut, pada hari Kamis, 17 Januari 2013, relawan Tzu Chi memutuskan untuk mengevakuasi warga yang terdiri dari balita, ibu hamil, orang tua, dan yang berkebutuhan khusus ke area kantin di Tzu Chi Center, PIK, agar mereka dapat tinggal dengan aman.
Setiap Insan Melatih Diri

Setiap Insan Melatih Diri

11 September 2013 Master Cheng Yen berharap setiap insan Tzu Chi senantiasa memiliki hati yang penuh welas asih dan bijaksana. Ajaran Jing Si harus diwariskan dan dipraktikkan dengan giat, inilah pelatihan dalam diri masing-masing bagi setiap insan Tzu Chi.
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -