Internasional: Persahabatan Dua Agama

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 
 

fotoTim relawan kemanusiaan ke- 13 Tzu Chi di Haiti melakukan sebuah perayaan untuk menandai Hari Waisak. Relawan Wan Pei Jyuan (kanan) memimpin relawan lokal untuk memandikan Rupang Buddha.

Port-Au-Prince - Relawan yang bekerja di Haiti merayakan ulang tahun Buddha di sebuah gereja Katolik, yang merupakan simbol persahabatan antara kedua agama. Seiring dengan anggota Tzu Chi di seluruh dunia, 26 anggota tim Baksos Tzu Chi ke- 13 di Haiti juga mengadakan perayaan untuk memperingati Hari Waisak. Mereka menghubungi Pastor Victor Celestino Pizoltty Molina, pendeta dari gereja Alexandro San, yang dengan bijaksana memberikan izin untuk merayakan Hari Waisak di sana.

Berbagi Cita-cita dengan Master Cheng Yen
"Hari ini adalah kesempatan yang sangat istimewa," kata relawan Zhou Bai. "Kami melakukan upacara Hari Waisak di dalam sebuah gereja Katolik. Sekitar 90 persen dari penduduk Haiti beragama Kristen. Kami tidak hanya membagikan materi kepada mereka, tetapi juga kekayaan rohani."

Hampir semua dari 26 anggota mengambil bagian dalam acara tersebut. Mereka melakukan upacara dengan hormat, yang menyentuh batin semua orang yang melihatnya. "Saya berbagi cita-cita yang sama dengan Master Cheng Yen," kata Pastor Victor Celestino, "kita semua menginginkan dunia yang damai. Saya merasa terhormat untuk berpartisipasi dalam upacara Anda. "

foto  foto

Ket : - "Saya berbagi cita-cita yang sama dengan Master Cheng Yen," kata Pastor Victor Celestino Pizoltty              Molina,"kita semua menginginkan dunia yang damai. Saya merasa terhormat untuk berpartisipasi             dalam upacara Anda. " (kiri).
         - sumbangan yang dilakukan oleh 30 orang wanita Haiti. Donasi yang dilakukan oleh 30 wanita Haiti              menjadi pengumpulan dana pertama yang dilakukan penduduk lokal. (kanan)

Cerminan Rasa Kasih Sayang Warga
"Ada 344 orang Haiti yang juga turut mengikuti acara ini. Ketika mereka menghormati Buddha, mereka membersihkan hati mereka dari kecemasan dan kekotoran batin. Pada saat yang sama, 30 orang wanita membawa celengan bambu, mengikuti contoh dari para pendiri Tzu Chi. "Kau datang jauh-jauh untuk membantu kami," kata salah satu dari mereka. "Kami juga harus melakukan sesuatu untuk membantu negara kita sendiri,” sambung temannya."

Walaupun sumbangan mereka kecil, tapi hal ini mencerminkan rasa kasih sayang dari warga suatu negara yang menerima bantuan. Di Haiti, Hari Ibu jatuh pada hari Minggu terakhir di bulan Mei. Selama bekerja, para relawan mengambil kesempatan untuk mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya berbakti. Diberkati dengan cinta dan syukur, Haiti akan memulihkan perdamaian dan kehidupannya. (Sumber: Website Tzu Chi Taiwan, diterjemahkan oleh Riani Purnamasari/He Qi Utara)

  
 
 

Artikel Terkait

Peduli Rumah Sakit Penampungan Covid-19 di Pulau Galang

Peduli Rumah Sakit Penampungan Covid-19 di Pulau Galang

22 Maret 2020 Tzu Chi Batam bersama PMI Kota Batam menyerahkan 6.300 bungkus snack/biskuit, 4.410 sachet kopi instan, 1.900 bungkus teh celup, dan 3 buah dispenser kepada para seniman bangunan yang tengah merampungkan pembangunan penampungan pasienCovid-19 di Pulau Galang, Provinsi Kepri.
Asa Handoko Bersama Tzu Chi

Asa Handoko Bersama Tzu Chi

09 Juli 2009 Setengah tahun yang lalu, Handoko mengalami kecelakaan, kakinya terluka tertabrak mobil. Karenanya ia pun menjadi salah satu pasien penanganan khusus yang ditangani oleh Tzu Chi Pekanbaru. Karena itu, ia pun harus kehilangan salah satu kakinya karena harus diamputasi. Setelah operasi.
Celsi Sudah Bisa Berjalan

Celsi Sudah Bisa Berjalan

22 November 2010 Hari-hari berlalu dengan cepat. Celsi yang semula bertubuh mungil kini telah tumbuh menjadi anak yang ceria dan lincah. Meskipun secara fisik Celsi tak memiliki kesempurnaan seperti anak-anak yang lain, tetapi ia memiliki semangat yang kuat untuk beraktivitas layaknya anak yang normal.
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -