Internasional: Planet Tzu Chi
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
|
| ||
Selain itu Yayasan Buddha Tzu Chi juga mewakili salah satu jiwa murni dari Taiwan yang telah naik ke angkasa. Ia menjelaskan, "Saya berharap, di kemudian hari universitas kami dapat bekerja sama dengan Tzu Chi, dan melalui ilmu pengetahuan memberikan informasi untuk mencegah bencana dan meningkatkan usaha pertolongan yang diperlukan. Ketika ilmu pengetahuan dan kemanusiaan bekerja sama, keduanya menciptakan sebuah kekuatan besar dalam membantu orang. Insan Tzu Chi seperti pelindung yang bersemangat bagi bumi.” Ini adalah pertama kalinya planet di galaksi telah diberi nama untuk sebuah organisasi keagamaan di Taiwan. Sebagai tanggapannya, Master Cheng Yen mengatakan bahwa, lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Sang Buddha sudah menjelaskan kepada kita bahwa dunia kita terus mengalami perubahan. “Memang, dalam alam semesta yang luas ini semuanya berubah dan tidak kekal. Jadi upaya Tzu Chi untuk melindungi lingkungan, dengan cara mengumpulkan dan mendaur ulang botol plastik, serta mengubahnya menjadi pakaian dan menggunakan materi yang ada untuk kedua kalinya adalah bagian dari proses pembaharuan. Saya berharap bahwa setiap insan Tzu Chi dengan bersungguh-sungguh berusaha untuk mengerti bahwa melalui ilmu astronomi kita dapat memahami bumi dan menyadari ikatan bumi dan langit yang sangat erat terkait," jelas Master Cheng Yen. Lin Hung-dagu, Direktur Observatorium Lulin, mengatakan bahwa penemuan planet tersebut merupakan hasil dari pengamatan dan pelacakan orbitnya selama bertahun-tahun. Mereka berada di urutan galaksi secara permanen. Planet ini terletak diantara Mars dan Jupiter, dan ditemukan untuk pertama kalinya pada tanggal 11 Mei 2007 oleh Shih Chia-You, seorang asisten observasi di observatorium di Chungli, Taiwan utara, bersama dengan Ye Quanzhi, seorang mahasiswa dari Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou yang bekerja di observatorium. Planet ini memakan waktu 5.62 tahun untuk mengelilingi matahari dan menjadi planet yang paling dekat dengan bumi, dengan jarak 300 juta kilometer. Mereka memutuskan untuk menamai planet ini dengan planet Tzu Chi dan menyerahkan proposal kepada International Astronomical Union (IAU) untuk persetujuan. IAU pun memberikan persetujuan pada tanggal 26 Juli tahun 2010 dan menerima usulan tersebut. Pada tanggal tersebut, bintang tersebut secara resmi dikenal sebagai Planet Tzu Chi, dan menjadi awal kecerahan di seluruh alam semesta. Kedatangan Topan Fanapi menguji kebijaksanaan Jian dan tim relawan siaga, karena tantangan dalam mempersiapkan datangnya Topan Fanapi sangat besar. Jian mengatakan dengan tegas bahwa mereka akan mencurahkan segala upaya mereka untuk menyelesaikan semua pekerjaan. (Sumber: www.tzuchi.org, diterjemahkan oleh Riani Purnamasari) | |||
Artikel Terkait
Waisak dan Semangat Rela Berkorban
16 Mei 2016Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun sukses menggelar perayaan Hari Waisak di halaman rumah seorang relawan.

Baksos Tzu Chi pertama di Pontianak
10 November 2013 Bakti sosial kesehatan Tzu Chi ke-94 yang memberikan pengobatan katarak dan ptrygium untuk warga tidak mampu di Kalimantan Barat mulai dilaksanakan pada hari Jumat 8 November 2013, di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo.
Bersama Bersihkan Rumah, Bersama Bahagiakan Hati
18 Juni 2018Minggu siang, 10 Juni 2018, relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat 1 membersihkan satu bagian rumah batin Tzu Chi yakni Gan En Lou lantai 7 yang berisikan 30 kamar tidur. Jika ada kegiatan besar, seluruh relawan di penjuru Indonesia menginap di bagian ini.