Internasional : Rute Daur Ulang Ding Hua
Jurnalis : Tzu Chi Taiwan, Fotografer : Tzu Chi Taiwan Setiap pagi, siang, dan malam, Ding Hua berkeliling ke toko-toko minuman untuk mengumpulkan kantong plastik yang dibuang. Kegigihannya menggugah banyak pemilik toko untuk mendukungnya. |
| ||
Ketika pemilik toko muncul, Ding mengangkat tas plastik yang panjang dan besar yang sudah dibawanya, lalu bertanya, ”Apa yang akan kamu lakukan dengan kantong plastik yang berisi gelas dan mangkuk buangan? “ “Kami membuangnya,” demikian jawaban pemilik toko. “Oh, dapatkah kamu menyimpannya untuk saya ?” tanya Ding sambil melanjutkan, “Saya adalah relawan daur ulang Tzu Chi dan saya suka mengumpulkannya untuk didaur ulang. Beberapa pemilik toko dengan sigap menyetujui permintaan ini dan berusaha menyediakan ruangan di area tokonya yang terbatas untuk menaruh kantong plastik bekas pakai. Sebagai ungkapan terima kasih atas dukungan mereka, Ding mengunjungi toko–toko tersebut setiap hari untuk mengumpulkan kantong plastik yang sudah tidak diinginkan. Namun ada juga pemilik toko yang tidak peduli pada permintaannya dan tetap membuang kantong plastik sebagai sampah. Ding tidak menyerah, ia menggunakan cara lain untuk menyadarkan mereka. Bahkan kadang-kadang ia bergegas pulang ke rumah dan mengganti bajunya dengan seragam Tzu Chi serta menyematkan kartu pengenal Tzu Chi untuk menyatakan kesungguhannya. Ia juga membeli sumpit ramah lingkungan dan menyerahkan sebagai bingkisan pada pemilik dan karyawan toko-toko tersebut. Karena tergugah oleh ketulusan dan kegigihan usahanya, sebagian besar toko yang dikunjunginya bersedia untuk menyimpan plastik bekas untuknya. Ding memulai pekerjaan daur ulang plastik sebelum ia pensiun. Mungkin orang akan bertanya-tanya bagaimana perempuan ini menyediakan waktu untuk mengumpulkan sampah plastik ini dari banyak toko. Menurut Ding, setiap pagi sebelum ia pergi bekerja, ia mengunjungi toko-toko sepanjang jalan dan meletakkan kantong yang terkumpul di basement kantornya. Pada jam makan siang ia mengunjungi toko-toko di dekat kantornya dan saat pulang kembali mengunjungi toko-toko itu untuk mengumpulkan sampah kantong yang ada. Seringkali, jumlah kantong plastik yang dikumpulkannya melebihi kapasitas yang dapat dibawa dengan motor skuternya. Ding juga mengangkut bobot sampah melebihi batas kekuatan fisiknya. Untuk menumpuk seluruh kantong plastik ke dalam satu kantong yang besar, ia menekan-nekan sekuat mungkin sampai kuku jarinya sakit. Meski ia sering menerima kantong plastik yang bau dan kotor dari toko-toko tersebut, ia tetap sabar dan gigih menjelaskan pada pemilik toko bahwa agar membersihkan kantong itu terlebih dahulu hingga dapat didaur ulang. “Meski pekerjaan tersebut membebankan fisik, saya merasa senang mengerjakannya,” ujar Ding. Kegigihan dan kerja kerasnya memperoleh dukungan dari pemilik toko yang semakin bertambah. Bahkan sebagian mengantarkan kantong plastik tersebut kepadanya. Meski jumlah pemilik toko yang mendukung sudah berkembang jumlahnya, Ding terus mencari lagi. ”Jika saya menemukan toko minuman yang belum terdaftar, saya merasa kurang nyaman sebelum saya mengeceknya untuk mengetahui apakah mereka bersedia turut serta pada usaha daur ulang,” kata Ding. Saat ini Ding sudah pensiun, ia bahkan semakin mendedikasikan hidupnya pada pekerjaan daur ulang. Ia berkata, ia tidak dapat bekerja sendiri, sehingga ia berharap ia dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat bersamanya. | |||