Internasional: Sumbangsih Raja Tekstil

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 
 

fotoSebuah distribusi bantuan musim dingin skala besar diadakan di Fuding, Tiongkok. Kawasan itu dilanda topan Saomai. Relawan Tzu Chi, Huang Huade (kiri) berinteraksi dengan penduduk.

Huang Huade menggunakan waktunya untuk bermain golf setiap hari dalam seminggu sampai ia memberikan misi bantuan ke Tiongkok; saat-saat itu mengubah hidupnya dan meyakinkannya bahwa untuk membantu orang lain memang lebih penting daripada menyenangkan dirinya sendiri. Dia telah menjadi pelopor dalam pembuatan pakaian dari bahan daur ulang.

.

Pecandu Golf Sejati
Huang Huade adalah ketua Texma International, sebuah perusahaan tekstil besar dengan pabrik-pabrik di Filipina, Indonesia, Kamboja, dan Shenzhen yang berpusat di kota-kota besar seperti Taipei, Shanghai, Hongkong, dan Vietnam. Dia dulu pecandu golf. "Dia bermain golf setiap hari," kata Li Shi, istrinya, "hanya ada tujuh hari dalam seminggu, tetapi ia bermain sampai delapan kali. Kebanyakan orang bermain 18 hole, tetapi ia akan bermain 36 atau 54. Dia melakukan semuanya."  Suatu malam ketika dia pulang, dia mendapati istrinya tiba-tiba tidak ada. "Saya sangat cemas dan bertanya-tanya apakah saya harus menelepon polisi," katanya, "saya tidak tahu apa yang terjadi. Ketidakbahagiaan berubah menjadi kegugupan dan akhirnya aku menyadari bahwa sebelumnya dia selalu menunggu saya. Saya dipenuhi dengan rasa malu yang mendalam." Malam itu, istrinya, seorang relawan Tzu Chi, menghadiri pesta teh yang diselenggarakan oleh seorang teman. “Saya benar-benar ingin ambil bagian karena ada orang-orang berbagi pengalaman mereka di Tzu Chi," kata Huang Huade. "Aku pergi ke sana setelah bekerja untuk mendengarkan sharing.Saya begitu asyik dan senang sampai saya lupa waktu."

Bencana yang membuat Huang Huade berpartisipasi dalam misi kemanusiaan pertama yang diselenggarakan oleh yayasan Buddha Tzu Chi di Tiongkok, yaitu pada banjir terburuk abad ini di bulan Mei dan Juni 1991 yang melanda wilayah Timur dan Barat yang menghancurkan puluhan juta rumah. Untuk mengatasi keadaan darurat, yayasan Buddha Tzu Chi melakukan kegiatan penggalangan dana. Master Cheng Yen menyumbangkan setengah dari US $ 30.000 dari Penghargaan Magsaysay yang diterimanya. Melalui kantornya di Shanghai, Huang Huade memberikan bantuan dalam bentuk pakaian dan selimut. "Setelah Anda menyentuh hati orang lain, mereka akan berkeinginan melakukan hal yang sama juga," katanya, "ketika Anda mengunjungi sebuah desa dan masyarakat setempat menerima Anda dengan tangan kasar mereka dan melihat ke dalam mata Anda, sangat menyentuh. Master Cheng Yen mengatakan bahwa prestasi Anda tidak didasarkan pada seberapa sukses bisnis Anda atau berapa banyak yang anda peroleh, tetapi pada berapa banyak yang dapat Anda lakukan untuk membantu orang lain. Jika Anda melakukannya untuk diri sendiri, itu tidak berarti apa-apa. Jika Anda melakukannya dengan langsung memberikan dan tanpa meminta apapun sebagai imbalan maka Anda akan bebas dari penderitaan dan memperoleh kekayaan spiritual."

Mencurahkan Waktu untuk Tzu Chi
Setelah pengalaman yang mendalam, Huang Huade tidak lagi pergi dan bermain di klub golf dan mulai mencurahkan waktu secara teratur untuk Yayasan Buddha Tzu Chi. Dia mengunjungi Hualien dan bertemu Master Cheng Yen. "Aku mengatakan kepada beliau (Master Cheng Yen) bahwa aku tidak suka membaca buku atau belajar maka tak ada gunanya bagi saya untuk mempelajari Sutra. Kemudian, beliau mengatakan kepada saya untuk tidak membaca, tetapi melakukannya,” kata Huang Huade. Setiap Senin pagi, Ia mengadakan rapat dengan karyawan di Texma untuk mengucapkan terima kasih atas kerja keras mereka dan memberitahu mereka tentang apa yang dilakukan Yayasan Buddha Tzu Chi. "Anda semua telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik sehingga saya bisa menjadi relawan di luar tanpa khawatir tentang perusahaan," kata Huang pada mereka, "kita seharusnya tidak menggunakan minyak bumi dan harus menggunakan barang-barang daur ulang sebagai gantinya. Jadi apa yang bisa kita lakukan di perusahaan? Kita bisa berpikir jangka panjang, memberikan kepada masyarakat dan tidak merugikan bumi. Produk kita akan membantu melestarikan bumi dan melestarikan sumber daya alamnya."
Untuk mencapai tujuan ini, Huang Huade yang merupakan salah satu pendiri Da Ai Technology Company, menggunakan bahan daur ulang untuk membuat produk yang berguna dan ramah lingkungan. Ini sejalan dengan misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. Salah satu produk yang dibantu Huang dalam proses pembuatannya adalah sebuah selimut yang terbuat dari botol plastik daur ulang yang sering digunakan Yayasan Buddha Tzu Chi untuk bantuan korban bencana alam.

Dengan pengalaman lebih dari satu dekade, Huang Huade sekarang menjadi relawan senior. Ia mengikuti nasihat Master Cheng Yen untuk  “Just Do It” (Lakukan saja). Melalui kegiatan amal, ia telah memperoleh pencerahan spiritual dan kebahagiaan dan mengetahui bahwa bisnis tidak harus berorientasi pada keuntungan, melainkan dapat melayani dengan tujuan yang lebih tinggi— kebaikan yang lebih besar untuk kemanusiaan. "Kami berharap pada akhirnya untuk membawa sebagian dari produk ramah lingkungan ke pasar internasional untuk konsumen di seluruh dunia, kemudian semua orang akan mengakui logo Tzu Chi sebagai merek yang ramah lingkungan. Ini adalah misi kami." (Sumber: www.tzuchi.org, diterjemahkan oleh Riani Purnamasari/He Qi Utara)
  
 
 

Artikel Terkait

Menjalin Cinta Kasih di Desa Rumpin

Menjalin Cinta Kasih di Desa Rumpin

04 April 2016
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan bakti sosial kesehatan berupa pengobatan umum, khitanan dan pengobatan gigi untuk masyarakat yang berada di Kelurahan Leuwibatu, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada tanggal 27 Maret 2016. Warga sangat antusias mengikuti baksos ini dan menyambut  dengan sukacita.
Menginspirasi dan Menjalin Persahabatan

Menginspirasi dan Menjalin Persahabatan

03 Juni 2016
Kamis, 02 Juni 2016 Yayasan Buddha Tzu Chi menerima kunjungan 25 orang pastur dari Paroki Yakobus, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kunjungan ini merupakan audiensi dalam rangka program tahunan pastor Paroki Yakobus, Kelapa Gading.
Entrepreneur Day 2017: Berkarya dan Berdonasi

Entrepreneur Day 2017: Berkarya dan Berdonasi

28 April 2017

Puncak acara Entrepreneur day 2017, TK Tzu Chi Indonesia berlangsung meriah pada 28 April 2017 di aula lt.5, Sekolah Tzu Chi Indonesia. Dalam acara ini pula, diadakan pelelangan secara langsung 9 karya terpilih dari siswa-siswa TK Tzu Chi Indonesia.

Giat menanam kebajikan akan menghapus malapetaka. Menyucikan hati sendiri akan mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -