Jalan Bodhisatwa Dunia Tzu Chi

Jurnalis : Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Supardi, Adi Tan (Tzu Chi Batam)
Relawan mengemas topik serius seperti Tata Karma dalam drama komedi agar dapat dengan muda diserap dan diingat peserta.

Jalan Bodhisatwa Dunia yang dibentangkan oleh Master Cheng Yen dan relawan Tzu Chi mengizinkan setiap insan walau berbeda agama, status sosial, etnis, dan latar belakang dapat bersama-sama bersumbangsih. Untuk lebih mengenal Jalan Bodhisatwa Tzu Chi, Tim Pelatihan mengkoordinir Pelatihan Abu-Putih (AP) Ke-3 di Ruang Berkah & Kebijaksaan, Aula Jing Si Batam, 28 Mei 2023.

Bertemakan “Menyatu Hati dan Menghimpun Kekuatan untuk Menjaga Kedamaian Dunia”, materi Pelatihan AP kali ini terbagi menjadi 4 topik utama : Keindahan Budaya Humanis Tzu Chi; Keteguhan Hati dan Tekad Merealisasikan Harapan Master Dalam Misi Kesehatan; Mengabadikan Keindahan Melalui Kebenaran dan Kebajikan; dan terakhir Pembabaran Dharma Tanpa Suara.

Talkshow Misi Kesehatan
Setelah menyaksikan materi Tata Krama Tzu Chi dalam bentuk pesentasi dan drama, materi dari Misi Kesehatan Tzu Chi, tepatnya Anggota TIMA (Tzu Chi International Medical Association), dalam bentuk talkshow juga digelar. Talkshow ini dimoderatori oleh Nelly, Relawan Komite Tzu Chi Batam, dan menghadirkan tiga anggota TIMA sebagai narasumber, yakni drg. Juanna Soehardy, MARS; dr. Adam Herman M.Med(OM), SpOK; dan dr. Hendry Hartono. Sebagai seorang dokter tentunya sangat sulit bagi mereka untuk menyisihkan waktu  menjadi relawan Tzu Chi, namun ketiga narasumber tersebut selalu menemukan cara untuk bersumbangsih bagi masyarakat luas melalui Tzu Chi.

Dokter Hendry Hartono (kiri dua) membagikan kesannya saat mengikuti Camp Pengusaha Tzu Chi di Taiwan.

Sejak tahun 2008, drg. Juanna sudah mulai terlibat dalam baksos kecil di luar pulau Batam dan baksos operasi massal TIMA Indonesia di Kota Batam. Beliau juga merupakan salah satu saksi sejarah terbentuknya TIMA Tzu Chi Batam pada 2014. Sebagai salah satu dari dua dokter yang telah dilantik sebagai relawan Komite Tzu Chi Batam, ia sangat suka mengikuti kegiatan Tzu Chi yang berbau kesenian, seperti drama musikal SBSA (Sutra Bakti Seorang Anak), pertunjukkan Genta dan Genderang dan tentunya Isyarat Tangan.

Walau bergabung dalam Tzu Chi tidak seawal dua narasumber lainnya, relawan Tzu Chi Batam sudah tidak asing lagi dengan dr. Adam. Walau awalnya mengenal Tzu Chi karena kesalahpahaman, ia mengira mengikuti baksos pengobatan di Jakarta, mana tahu teman sejawatnya mengajaknya untuk mengikuti acara pelatihan dan pelantikan TIMA. Mulai dari sana, ia mengenal Tzu Chi dan rutin mengikuti baksos pengobatan Tzu Chi. Satu hal yang ia kagumi tentang Tzu Chi ialah semangat gotong-royong yang dimiliki relawan Tzu Chi.

Narasumber anggota TIMA berikutnya ialah dr. Hendry. Ia merupakan dokter kedua yang dilantik menjadi anggota TIMA Tzu Chi di Kota Batam. Hal yang membuatnya kaget di Tzu Chi ialah pengusaha-pengusaha besar Kota Batam kalau di Tzu Chi semuanya diperlakukan merata, sama-sama harus mengangkat kursi. Ini juga mendorongnya untuk mengikuti Kamp Pengusaha di Taiwan.

Peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk mengenal sejarah dan makna di balik gedung Aula Jing Si.

Saat mengikuti Kamp Pengusaha, ia sangat kagum dengan silent mentor (guru tanpa suara), sebuah program edukasi di mana mahasiswa-mahasiswi kedokteran universitas Tzu Chi mengotopsi tubuh pasien yang didonasikan untuk perkembangan ilmu kedokteran. Sebelum para mahasiswa dapat mengetahui riwayat penyakit pasien lewat otopsi, mereka terlebih dahulu perlu mengetahui riwayat hidup pasien tersebut dengan bertemu langsung dengan keluarga pasien.

Setelah selesai otopsi, para mahasiswa sendiri yang akan menjahit kembali dan membersihkan tubuh guru tanpa suara mereka tersebut. Program tersebut secara tak langsung mengajarkan para calon dokter, menyelamatkan nyawa bukan sekedar profesi dengan prospek penghasilan tinggi, melainkan sebuah tanggung jawab dan misi mulia yang dapat mengubah nasib satu keluarga. Menyadari beban tanggung jawab yang perlu mereka emban, tentunya memotivasi para murid untuk terus mengasah pengetahuan dan ketrampilan mereka. Dokter Hendry pun kemudian menyekolahkan putrinya di Universitas Kedokteran Tzu Chi di Taiwan.

“Kenapa Tzu Chi University? Pertama karena universitas ini punya Tzu Chi. Tzu Chi ada lingkungan sangat baik; punya misi sosial yang sangat tinggi; punya universalitas yang luas sehingga bisa menolong orang tanpa memandang apapun, di belahan bumi manapun; dan ada program khas, yaitu silent mentor.” Jawab dr. Hendry.

“Lingkungan dan komunitas ini dapat mendidik anak saya menjadi seorang pribadi yang lebih lembut, yang lebih menyayangi makhluk hidup dan menghargai kehidupan”, ia menambahkan.

Bun Hiong selaku Koordinator Pelatihan perlu memastikan kelancaran seluruh acara.

Setelah dua materi berikutnya dibawakan, pelatihan yang berlangsung dari pukul 08.35 - 15.10 pun diakhiri dengan sharing peserta, pesan cinta kasih dari Ketua He Qi Batam, menyaksikan ceramah Master Cheng Yen serta memberikan penghormatan.

“Setiap pelatihan harapannya supaya mereka (peserta) semakin memahami dan mempraktikkan materi yang dibawakan oleh setiap pembicara.” Tutur Bun Hiong, Koordinator Pelatihan AP.

“Kegiatan sebagus apapun yang kita rancang dan kita buat kalau tidak sehati tujuannya tidak akan tercapai. Semoga dengan pelatihan kali ini, kita dapat semakin kompak, semakin menyatu lagi. Dengan adanya kesatuan, kegiatan sebesar apapun bisa kita lakukan bersama-sama.” Pesan cinta kasih Dukman, Ketua He Qi Batam.

Dukman, Ketua He Qi Batam, berharap relawan dapat bersatu hati dalam menjalani Misi Tzu Chi.

Lewat pelatihan kali ini, 159 insan (Batam: 112, Selatpanjang: 28, Tg. Balai Karimun: 10 dan Tg. Pinang: 9) kembali dibekali dengan ilmu berharga yang dapat diamalkan dalam kehidupan nyata.

Mengutip kalimat penutup dari Joice, pembawa acara pelatihan, “Hidup adalah sandiwara dan kita adalah penulis, sutradara sekaligus peran utamanya.” Walau setiap mahluk hidup memiliki ending yang sama, yaitu kematian, namun dalam kehidupan ini, sebagai manusia setiap kita memiliki kebebasan kehendak untuk memilih alur cerita yang berbeda-beda. Bersama Tzu Chi kita dapat mengisi naskah kehidupan dengan aktfitas-aktifitas positif, menjalin jodoh baik dengan segenap makhluk dan mendatangkan perdamaian di dunia.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Merasakan Kehangatan Kasih Sayang di Dunia

Merasakan Kehangatan Kasih Sayang di Dunia

28 Mei 2019
Minggu, 26 Mei 2019, Pukul 15.00 relawan Tzu Chi mengadakan acara Pemberian Bantuan dan Pelatihan Relawan Abu Putih yang diakhiri dengan kegiatan Berbuka Puasa Bersama.
Barisan Pencatat Sejarah Tzu Chi Indonesia

Barisan Pencatat Sejarah Tzu Chi Indonesia

04 Juli 2014
Dalam penerapannya, relawan Zhen Shan Mei mempunyai peran yang tidak kalah penting karena menjadi sumber informasi bagi mereka yang tidak ikut serta dalam satu kegiatan, termasuk sumber informasi bagi Master Cheng Yen.
Memanfaatkan Waktu Dengan Sebaik-baiknya

Memanfaatkan Waktu Dengan Sebaik-baiknya

10 Oktober 2019

Hari Minggu 22 September bertempat di Kantor Penghubung Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, sebanyak 59 relawan telah berkumpul untuk mengikuti Pelatihan Relawan Abu Putih.

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -