Jalan Tanpa Penyesalan

Jurnalis : Cindy Kusuma, Fotografer : Cindy Kusuma, Juliana Santy
 
 

foto
Wen Yu Shijie memberikan sharing yang bertajuk “Jalan Tanpa Penyesalan” pada training komite 1 Juli 2012.

Bisa bergabung dalam barisan komite Tzu Chi merupakan sebuah kebanggaan sendiri bagi para relawan. Tetapi untuk mencapai ke sana, diperlukan pelatihan yang ketat dan komitmen yang besar dari setiap relawan yang sudah bertekad ingin menjadi komite. Tanggung jawab yang diemban setiap relawan komite juga tidaklah ringan, dan dalam pelayanannya di Tzu Chi, pastilah juga tidak jarang menghadapi jatuh bangun.  Namun, dalam menjalani ini semua, setiap relawan komite hendaknya menganggap jalan ini sebagai “jalan tanpa penyesalan”.

Minggu, 1 Juli 2012, sebanyak 86 orang relawan komite dari wilayah Jakarta dan Tangerang berkumpul di Tzu Chi Centre, Tower 2, Pantai Indah Kapuk, untuk mengikuti pelatihan relawan komite. Pada kesempatan yang berharga ini, tiga orang relawan, yaitu Chia Wen Yu, Lynda Suparto, dan Like Hermansyah menggenggam jalinan jodoh yang baik dengan masing-masing membawakan materi dengan topik yang berbeda untuk membagikan pengalaman dan memberi semangat pada shixiong-shijie yang hadir dalam mengemban misi.

Hati Buddha, Tekad Guru
Chia Wen Yu, seorang relawan komite senior yang juga adalah saksi lahirnya Tzu Chi di Indonesia melakukan kilas balik ke 18 tahun yang lalu, di mana Tzu Chi dibangun oleh istri-istri ekspatriat Taiwan, dan menapaki jalan yang tidak mulus dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang pertama. “Saya sangat enjoy berjalan di Tangerang, walaupun jalan di becek-becek, walaupun rumahnya kecil, tetapi benar-benar saya dari kecil sampai besar, kalau tidak ada Tzu Chi, tidak pernah saya melihat kehidupan yang seperti itu. Benar-benar seperti kata Master, ‘menyadari berkah karena melihat penderitaan orang’,” kenang Wen Yu.

foto  foto

Keterangan :

  •  Acara pelatihan dimulai dengan menyanyikan Mars Tzu Chi dan membaca 10 Sila Tzu Chi (kiri).
  • Pada training ini relawan juga mendengarkan sharing dari Lynda Shijie dan Like Shijie (kanan).

Sesi pelatihan kali ini dilanjutkan dengan sharing dari Lynda shijie yang baru saja kembali dari Taiwan untuk mengikuti pelatihan pengurus 4 in 1 sedunia. Pada perjalanan selama sekitar sepekan itu, Lynda bersama beberapa orang shijie mendapatkan kesempatan langka untuk dapat mendampingi Master Cheng Yen. Ketika ditawari kesempatan ini, Lynda tidak ingin menyia-nyiakan jalinan jodoh yang sangat baik ini dan langsung mengiyakannya. Lynda berpesan kepada para relawan komite untuk meneladani semangat Master Cheng Yen yang tiada kenal lelah, “Master dari pagi sampai malam tidak ada istirahatnya, itulah yang benar-benar harus kita pelajari. Shixiong-shijie, Master sudah tua, Master bisa capek, kalau melihat murid-muridnya masih belum bisa menumbuhkan kebijaksanaan, itu akan membuat Master sedih.”

Like Hermansyah Shijie pun membawakan sharing mengenai “Hati Buddha, Tekad Guru”.  Salah satu subtopik yang disampaikan adalah “insan berbakat yang ideal di mata Master” (Shang Ren li xiang de ren cai). Meski semua yang hadir pada hari itu sudah dilantik menjadi komite, tapi rupanya banyak yang masih merasa jauh dari standar tersebut. “Oleh sebab itu, kita semua harus giat dan lebih giat lagi,” ujar Like. Di akhir acara, setiap peserta masing-masing dibagikan angket yang berisikan pertanyaan-pertanyaan dasar seputar Tzu Chi yang bertujuan untuk menyegarkan kembali ingatan tentang Tzu Chi, seperti sejarah Tzu Chi, persyaratan menjadi relawan, dan sebagainya.

foto  foto

Keterangan :

  • Setiap peserta diberikan angket yang berisikan pertanyaan-pertanyaan dasar tentang Tzu Chi. Pertanyaan-pertanyaan dasar dalam angket bertujuan untuk menyegarkan kembali ingatan dan pengetahuan para komite mengenai Tzu Chi (kiri).
  • Di penghujung acara, Sugianto Kusuma selaku wakil ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, membagikan souvenir kepada seluruh peserta (kanan).

Sukacita dalam Dharma
“Penuh sukacita dalam Dharma,” begitulah perasaan Bambang shixiong, salah seorang peserta pada hari itu, setelah mengikuti keseluruhan sesi. “Yang paling berkesan adalah sharing mengenai ‘tidak ada penyesalan’. Semakin ke dalam (terlibat dalam Tzu Chi), semakin menyadari hal ini. Kalaupun ada penyesalan, itupun menyesal kenapa agak terlambat. Kenapa tidak lebih awal mengenal Tzu Chi? Tapi tak masalah, karena saya sudah ada di dalamnya.” Ujar Bambang.

Sulit untuk terlahir sebagai manusia, dan sulit untuk bertemu dengan guru yang bijaksana. Dapat bergabung menjadi relawan komite Tzu Chi adalah jalinan jodoh istimewa yang telah terjalin di kehidupan ini. Hendaknya, jalinan jodoh ini dapat dihargai sebaik-baiknya, sehingga setiap insan dapat menjadi perpanjangan tangan dan kaki Master Cheng Yen dalam menggalang lebih banyak lagi Bodhisatwa dunia. 

  
 

Artikel Terkait

Baksos NTT: Senyum Terukir di Bibirnya

Baksos NTT: Senyum Terukir di Bibirnya

17 April 2012 Masih dalam rangka baksos pembagian bantuan beras cinta kasih di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur tahap ketiga. Pada hari ketiga (12/04/2012)  relawan Tzu Chi dan tim masih tetap bersemangat dalam mengemban tugas menanam benih-benih cinta kasih di Pulau Sumba Timur.
Memaknai Bulan Tujuh

Memaknai Bulan Tujuh

11 Agustus 2016

Yayasan Buddha Tzu Chi kantor perwakilan Makassar memperingati Bulan Tujuh dengan menggelar sebuah upacara yang khidmat. Para relawan dan tamu undangan juga mendengarkan pesan Master Cheng Yen tentang bagaimana seharusnya memaknai bulan 7.  

Membangkitkan Rasa Empati dalam Menyalurkan bantuan

Membangkitkan Rasa Empati dalam Menyalurkan bantuan

11 Mei 2015
Rencananya sebanyak 2.880 paket sembako dan hygiene pack akan dibagikan pada Minggu, 10 Mei 2015.
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -