Setelah 15 tahun, relawan Tzu Chi Bandung kembali mengunjungi Jembatan Simpay Asih Cikaengan. Dalam kesempatan ini relawan Tzu Chi Bandung, Utoh Zaelani mengajak warga sekitar untuk ikut merawat jembatan.
Berawal dari sebuah iklan salah satu produk di televisi yang mengisahkan perjuangan anak-anak untuk bersekolah yang harus menyeberang derasnya aliran sungai Cikaengan di perbatasan Desa Simpang Kec. Cibalong, Kab. Garut dan Desa Campakasari, Kec. Bojonggambir, Kab. Tasikmalaya. Relawan Tzu Chi Bandung pada 2006 langsung meninjau lokasi tersebut untuk melihat secara langsung anak-anak yang menyeberangi sungai.
Setelah melalui tahap koordinasi, survei oleh relawan dan proses pembangunan, pada 26 Agustus 2007 Tzu Chi Bandung meresmikan Jembatan Simpay Asih Cikaengan. Jembatan ini merupakan jembatan pertama yang dibangun oleh Tzu Chi Indonesia dan pembangunannya dilakukan oleh Tzu Chi Kantor Perwakilan Bandung.
Hamsan Ramdani merupakan Alumi SDN Karyasari Kec. Campaka Kec. Bojonggambir Kab. Tasikmalaya. Dulu ia kerap kali berenang menyerang sungai untuk bersekolah. Ia bersyukur karena Tzu Chi membangun Jembatan Simpay Asih Cikaengan.
Hamsan Ramdani salah satu warga yang dulunya kerap kali menyeberang sungai untuk pergi ke sekolah. Setiap harinya ia harus berenang menyeberangi Sungai Cikaeangan dengan lebar mencapai 100 meter ini. Namun setelah jembatan ini di bangun, ia tidak lagi harus berenang menyeberang sungai.
Tiga tahun setelah pembangunana jembatan Simpay Asih Cikaengan tepatnya pada 9 Juli 2009 Hamsan Ramdani memiliki seorang adik perempuan yang diberinama Putri Cinta Kasih. Kebahagiaan orang tua mereka akan adanya jembatan yang menompang kehidupan warga hingga mengabadikan pada nama putrinya.
“Pembangunan (jembatan) tahun 2007 dan adik saya lahir tahun 2009. Jadi orang tua ambil namanya dari jembatan saking bangganya punya jembatan ini. Dan dengan mengambil nama cinta kasih, adik saya diberi nama Putri Cinta Kasih,” ungkap Hamsan.
“Dulu sebelum ada jembatan mau menyeberang ke sekolah susah. Setelah ada jembatan, mau hujan, mau banjir tetap bisa menyeberang. Dulu kalau menyeberang, suka ke bawa hanyut, pakaian juga hanyut. Alhamdulliah, anak-anak sekarang tidak mengalami hal seperti dulu,” tambah Hamsan.
Jembatan Simpay Asih Cikaengan merupakan jembatan pertama yang dibangun oleh Tzu Chi Indonesia dan pembangunannya dilakukan oleh Tzu Chi Kantor Perwakilan Bandung.
Meski jembatan ini dibangun 15 tahun lalu, namun hingga kini masih berdiri kokoh untuk menopang kehidupan warga. Tidak hanya dari desa ke desa, melainkan menghubungkan dua kabupaten yang bisa meningkatkan taraf kehidupan serta sosial dan ekonomi.
“Setelah ada jembatan ini, berubah sekali. Warga terbantu dengan adanya akses yang baik. Sehingga dapat membantu meningkat penjualan hasil dari kebun. Anak-anak juga dapat menuju sekolah dengan aman dan nyaman tanpa harus menyeberangi sungai lagi,” cerita Ubus Ranur Arifin, Kepala dusun Cimenga, Desa Campaka, Kec. Bojonggambil, Kab. Tasikmalaya.
Dahulu sebelum adanya jembatan, anak-anak harus berenang menyeberangi sungai untuk bisan ke sekolah. Kini anak-anak dapat pergi ke sekolah dengan aman dan nyaman setelah adanya Jembatan Simpay Asih Cikaengan.
Pada 18-19 Oktober 2022, relawan Tzu Chi Bandung meninjau jembatan untuk melihat kondisi terkini. Selain itu, relawan juga sekaligus mengajak warga setempat bersama-sama untuk menjaga jembatan yang dibangun Tzu Chi. Jembatan tersebut bukan hanya untuk mobilitas warga namun, jembatan ini juga menjadi jembatan jalinan jodoh Tzu Chi bersama warga di kedua desa yang berada Kabupaten Garut dan Tasikmalaya tersebut.
“Kita melihat jembatan yang sudah dibangun selama 15 tahun memberikan manfaat yang besar. Dalam kesempatan ini, kita membawa alat untuk sama-sama merawat jembatan bersama warga setempat. Diharapkan juga jangan sampai putus jalinan jodoh dengan Tzu Chi,” ujar Relawan Tzu Chi Bandung, Utoh Jaelani.
Editor: Arimami Suryo A.