Jalinan Jodoh Baik BNN dan Yayasan Buddha Tzu Chi
Jurnalis : Willy, Teddy Lianto, Fotografer : Willy, Teddy LiantoMenindaklanjuti akan bahaya narkotika bagi generasi muda, Selasa, 12 Agustus 2014, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta berdiskusi dengan mahasisawa Tzu Chi University of Taiwan.
Jalinan jodoh baik mempertemukan Yayasan Buddha Tzu Chi dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta serta rombongan dari Tzu Chi University of Taiwan pada 12 Agustus 2014 di Tzu Chi Center Gedung DAAI lantai 1, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Acara dimulai pukul 3 siang dan membahas jumlah pecandu narkoba yang peningkatannya kian hari kian mengkhawatirkan. Turut hadir Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei, dan Wakil Rektor Tzu Chi University of Taiwan, Lai Chang Hai serta perwakilan dari Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Tzu Chi School dan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.
Ali Johardi, S.H, Kepala BNNP DKI mengakui selama ini pihaknya menfokuskan diri tindakan preventif (pencegahan) saja sehingga masyarakat yang terlanjur kecanduan menjadi terlupakan. “Menurut data tercatat 4,2 juta orang di Indonesia mengalami kecanduan dan terancam dipenjara. Selama ini, para pecandu hanya dikirim ke lembaga pemasyarakatan tanpa diberdayakan. Mereka adalah orang sakit yang butuh disembuhkan,” tutur Ali yang juga adalah anggota kepolisian itu. Sehingga, BNN mencanangkan tahun ini sebagai “Tahun Penyelamatan Pecandu Narkotika” yang tujuannya memanusiakan para pecandu narkotika. Program ini menawarkan rehabilitasi bagi masyarakat yang terlanjur kecanduan. Rehabilitasi mencakup rehabilitasi medis dan sosial.
Menurut Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi, Liu Su Mei, Pendidikan sejak dini adalah ujung tombak pencegahan penyalahgunaan narkotika.
Tidak sampai di situ, Ali menuturkan harapannya bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Menurutnya, Yayasan Buddha Tzu Chi memiliki peran strategis karena memiliki jaringan dengan instansi dan komunitas di masyarakat. “Yayasan Buddha Tzu Chi itu seperti mercusuar karena dapat berinteraksi dengan pemerintah, swasta, maupun komunitas masyarakat,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Liu Su Mei menegaskan pentingnya pendidikan sebagai unsur penting dalam pemberdayaan masyarakat. “Jika sejak kecil sudah ditanam nilai yang baik maka selanjutnya tidak perlu pencegahan narkotika,” tuturnya. Lebih lanjut, Liu Su Mei, berharap ke depannya jalinan jodoh baik antara Yayasan Tzu Chi dan BNN dapat terus berlanjut. “Jika kita dapat bekerja bersama-sama, maka hasilnya akan luar biasa,” tambahnya.
Wakil Rektor Tzu Chi University of Taiwan, Lai Chang Hai menekankan pentingnya materi dan tenaga untuk sosialisasi bahaya narkotika.
Lai Chang Hai menuturkan dalam sosialisasi dibutuhkan dua hal penting yaitu materi dan tenaga manusia. Lebih lanjut, Lai Chang Hai menjelaskan sebagai organisasi nirlaba, Tzu Chi memiliki media massa yang dapat menyampaikan materi yang baik yaitu DAAI TV. Selain itu, di Tzu Chi University of Taiwan, para kaum muda dan pensiunan dilatih untuk menjadi agen sosialisasi bahaya narkotika di masyarakat. Hal itu yang menjadikan Tzu Chi University dapat berperan di masyarakat meskipun masih tergolong relatif muda.
Yu Chen, Tetap semangat walau terkendala bahasa
Sung Yu Chen, salah satu mahasiswi dari Tzu Chi University of Taiwan menuturkan keprihatinannya terhadap penyalahgunaan narkotika. Menurut anak bungsu dari tiga bersaudara ini, banyak anak muda yang mencoba narkoba hanya untuk kesenangan sesaat. “Mereka tidak tahu bahwa karena kesenangan sesaat, satu kehidupan bisa hancur,” tuturnya.
Yu Chen memberikan kiatnya menghindarkan diri dari penyalahgunaan narkotika yaitu dengan menjaga pergaulan. Selain itu, gadis yang kini genap berusia 23 tahun itu menuturkan kiat lainnya adalah selalu mengingat orang-orang terdekat yang menyayanginya. Menurutnya, dengan cinta kasih dari orang terdekat dapat menjauhkan seseorang dari penyalahgunaan narkotika.
Sun Yu Chen, mahasiswi Fakultas Medical Information, Tzu Chi University of Taiwan tetap semangat berbagi mengenai bahaya narkotika meskipun terkendala perbedaan bahasa.
Dalam kunjungannya ke Jakarta selama seminggu, Sung Yu Chen atau yang akrab dipanggil Yu Chen ini tetap semangat memberikan sharing ke anak-anak sekolah di Jakarta dan Tangerang antara lain di Sekolah Pa Hoa, Sekolah Attisa, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Sekolah Tzu Chi Indonesia, juga Sekolah Ehipassiko. Meskipun terkendala perbedaan bahasa, Yu Chen berusaha menggunakan bahasa tubuh yang lebih universal. “Saya akan berusaha menyelesaikan kendala bahasa dalam kunjungan saya berikutnya,” tutur mahasiswi Fakultas Medical Information itu.
Yu Chen berharap anak-anak sekolah di Indonesia tidak berhubungan dengan narkotika. Lebih lanjut, Yu Chen berpesan agar anak di Indonesia waspada dan tidak terjerumus. “Jangan karena penasaran menjadi terjerumus karena sekali terjerumus akan sulit keluar,” tutupnya.
Kunjungan BNN merajut jalinan jodoh baik dengan Yayasan Buddha Tzu Chi untuk menebar kebajikan di masa yang akan datang.