Jalinan Jodoh Pestus Bersama Tzu Chi

Jurnalis : Vinson Theodoric (Tzu Chi Medan), Fotografer : M. Rinaldi (DAAI TV Medan), Ardi Wijaya (Tzu Chi Medan)

Selasa, 11 Juni 2024 Ardi Wijaya (tengah) bersama Angreani dan Siok Leng melakukan survei ke rumah sakit. Selain bertemu dengan istri Pestus, mereka juga bertemu dengan dr. Otman Siregar. Saat itu kondisi Pestus masih tidak sadarkan diri di ICU dan harus segera mendapatkan tindakan medis lanjutan.

Pestus Jurumanto Situmorang beserta keluarganya sungguh bersyukur karena memiliki jalinan jodoh dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Dalam kesehariannya, Pestus bekerja sebagai seorang sopir bus tujuan Medan – Kebanjahe. Sedangkan istrinya, Harta Uli Simbolon sebagai asisten rumah tangga. Pernikahan mereka berdua dikaruniai dua orang anak.

Sudah dua bulan lamanya Pestus tidak bisa mencari nafkah karena beberapa waktu lalu ia mengalami kecelakaan cukup parah hingga kondisinya kritis, 8 Juni 2024 malam. Kecelakaan itu terjadi ketika ia sedang dalam perjalanan bertemu seorang teman untuk membicarakan tawaran pekerjaan tambahan. Saat itu juga Pestus dilarikan ke rumah sakit terdekat di Kebanjahe. Namun karena kondisi Pestus sangat parah, akhirnya rumah sakit merujuknya ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih lengkap, yakni Rumah Sakit Setiabudi, Medan esok harinya.

Berbagai tindakan medis dilakukan oleh Dokter Otman Siregar, Sp.OT (K) yang merupakan pemilik dari Rumah Sakit Setiabudi untuk menyelamatkan nyawa Pestus, tapi setelah melihat biaya pengobatan yang tidak kecil, Harta Uli Simbolon terpaksa meminta dokter dan suster untuk menghentikan tindakan medis tersebut. Ia tak punya biaya cukup untuk pengobatan dan akhirnya pasrah akan keadaan suaminya. Ketika Suster Yusnita mengetahui hal ini, ia pun langsung menghubungi dr. Otman. Dokter melarang Pestus dibawa pulang, karena cederanya bisa menimbulkan akibat yang fatal jika tidak segera mendapatkan penanganan medis.

Melalui dr. Otman yang sudah lebih dulu mengenal Tzu Chi lebih dari 10 tahun lalu, Harta kemudian direkomendasikan untuk mengajukan bantuan pengobatan ke Tzu Chi. Bukan main leganya perasaan Harta karena pagi mengajukan bantuan, sore itu pula ada relawan yang langsung melakukan survei untuk mengetahui kondisi darurat Pestus yang masih tak sadarkan diri di ruang ICU. Harta juga berterima kasih tak henti karena pihak Rumah Sakit Setiabudi menggratiskan biaya rawat sejak sang suami masuk rumah sakit 9 Juni hingga 11 Juni 2024.

Relawan Tzu Chi Medan memberikan pendampingan pada keluarga Pestus untuk tetap sabar dan bersemangat dalam merawat Pestus.

Kondisi darurat itu pula yang melatarbelakangi rapat para relawan untuk memutuskan bantuan bagi Pestus, malam harinya. Bersyukurnya, Tzu Chi Medan menerima permohonan bantuan tersebut hingga pada 12 Juni 2024, tindakan operasi bisa dilakukan untuk Pestus.

Melalui kejadian ini, Ardi Wijaya yang merupakan relawan pemerhati Pestus teringat akan kejadian sebelas tahun lalu, dimana dirinya mengalami kecelakaan lalu lintas yang mengharuskan operasi seperti dengan keadaan Pestus dan kala itu relawan Tzu Chi yang membantu Ardi juga sangat sigap dan cepat memberi penanganan serta keputusan.

“Bagaimana pun setiap manusia pasti ada masalah, kita harus sabar menghadapinya. Saya doakan semoga keluarga Pestus ke depannya itu bisa lebih baik lagi, kepada Pestus pun semoga bisa segera pulih kembali,” ujar Ardi Wijaya.

Menjadi Sumber Inspirasi
Dalam pendampingan, relawan berkali-kali mengunjungi Harta dan Pestus yang masih dalam perawatan medis di rumah sakit. Pekan pertama usai operasi 13 – 16 Juni menjadi hari yang krusial karena Pestus sudah kembali sadarkan diri, semakin hari ingatannya juga semakin membaik, tidur mulai nyenyak, nafsu makan kembali, dan bagian kaki yang dioperasi pun turut membaik.

Relawan Tzu Chi Medan mengunjungi Pestus pada Kamis, 13 Juni 2024. Saat itu Pestus baru saja sadarkan diri dan bisa menghabiskan makanan yang disuguhkan oleh rumah sakit.

Sepekan kemudian 25 Juni 2024, suster yang merawat Pestus menuturkan kepada keluarga dan relawan untuk bersabar karena setidaknya Pestus perlu waktu satu tahun lamanya untuk pemulihan namun demikian ia sudah mulai bisa berjalan menggunakan tongkat saat hendak ke kamar mandi.

Operasi kedua Pestus dilakukan pada 2 Juli 2024 ditangani oleh dr. Felicia Sp. BP-RE. Operasi dimulai pukul 11.00 dan selesai pukul 13.00 yang berjalan dengan lancar. Pada momen itu, relawan Tzu Chi Medan wilayah Petisah langsung menuju ke Rumah Sakit Setiabudi dan bertemu dr. Otman Siregar. Usai semua proses dilakukan, Pestus akhirnya diperbolehkan pulang pada 5 Juli 2024 dan melakukan sisa perawatan dengan rawat jalan.

Dokter Felicia Sp. BP-RE, membuka perban hasil operasi kedua untuk melihat hasil operasi yang sudah membaik.

“Saya juga melihat Yayasan Buddha Tzu Chi ini selalu tidak membeda-bedakan dalam membantu masyarakat. Kalau relawan Tzu Chi melihat layak dibantu, relawan akan sigap dalam membantu,” kata dr. Otman yang pernah terlibat di kegiatan baksos kesehatan Tzu Chi dan pelayanan operasi untuk ortopedi dan bedah plastik di Yayasan harapan jaya di Pematang Siantar. “Semoga bantuan dari Tzu Chi untuk Pak Pestus dan keluarga ini bisa menjadi inspirasi bagi dia untuk membantu sesama di kemudian hari, karena bersumbangsih tidak hanya melalui materi saja tapi bisa melalui tenaga dan waktu,” tutur dr. Otman Siregar.

Mendampingi Hingga Akhir
Jumat, 5 Juli 2024 relawan Tzu Chi Medan wilayah Petisah langsung menuju Rumah Sakit Setiabudi. Pada saat relawan tiba di rumah sakit, dokter dan suster berdatangan untuk membuka perban di kaki Pestus dan melihat perkembangan Pestus setelah menjalani operasi kedua, dimana hasilnya sesuai dengan apa yang diharapakan oleh para dokter dan suster. Pukul 15.00 relawan Tzu Chi Medan wilayah Petisah mendampingi Pestus beserta keluarganya untuk keluar dari rumah sakit Setiabudi serta relawan memberikan sedikit bingkisan kepada Pestus.

Relawan Tzu Chi Medan, memberikan bingkisan serta mendampingi Pestus beserta keluarganya untuk keluar dari Rumah Sakit Setiabudi. Kondisi Pestus semakin membaik dan sudah diperbolehkan pulang pada 5 Juli 2024.

Dengan segala pendampingan yang diberikan kepada suaminya, Harta Uli Simbolon mengucapkan terima kasih kepada Tzu Chi Medan yang sudah membantu suaminya Pestus sehingga terjadinya sebuah mukjizat yang nyata dalam keadaan Pestus yang koma sampai sekarang bisa keluar dari rumah sakit. Tidak lupa Harta juga ingin berdonasi melalui Yayasan Buddha Tzu Chi, “Walaupun tidak banyak tapi cinta kasih ini akan berlanjut terus kepada orang yang membutuhkannya,” ucap Harta.

Pestus juga tak ketinggalan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Ia merasakan memiliki sebuah keluarga yang baru pada saat dirinya tertimpa musibah. “Saya sungguh berterima kasih karena kesungguhan hati relawan menjaga saya di rumah sakit ini. Saya doakan relawan-relawan Tzu Chi Medan ini senantiasa mendapatkan kesehatan agar bisa terus menyebarkan cinta kasih ini,” ujar Pestus.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Aaron yang Kini Sudah Dapat Berkomunikasi dengan Sempurna

Aaron yang Kini Sudah Dapat Berkomunikasi dengan Sempurna

13 Mei 2024

Jie Tju Foeng, Denasari, juga Lie San Ying begitu gembira saat bertemu Aaron, penerima bantuan Tzu Chi berupa biaya implan koklea tahun 2014 dan 2017. Ketiga relawan senior ini sekaligus takjub karena Aaron dapat berkomunikasi dengan sempurna.

Alat Bantu Dengar dari Tzu Chi Bikin Ruby Makin Ceria dan Juga Pintar

Alat Bantu Dengar dari Tzu Chi Bikin Ruby Makin Ceria dan Juga Pintar

08 Mei 2024

Dibanding dua sesi terapi sebelumnya, hari itu Ruby (5) sangat kooperatif. Ia sudah tak lari-larian, sudah tak merebut mainan lagi. Ia duduk tenang mengikuti instruksi terapisnya, Kak Afifah dengan baik.

Bantuan Berkelanjutan untuk Keluarga Hartono

Bantuan Berkelanjutan untuk Keluarga Hartono

07 Juni 2024

Bantuan untuk keluarga Hartono terus berlanjut, dari bantuan biaya transportasi pengobatan, juga alat kesehatan pascaoperasi. Selain itu juga ada bantuan biaya hidup dan pendidikan.

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -