Jangan Lagi Ada Pandangan yang Keliru (Bag. 1)

Jurnalis : Cindy Kusuma, Metta Wulandari, Fotografer : Anand Yahya, Dimin (He Qi barat), Sugandha (He Qi barat), dan Stephen Ang (He Qi Utara)
 
 

foto
Para relawan Tzu Chi menampilkan pertunjukan isyarat tangan berjudul Bertobat Atas Rintangan Buah Karma (Bertobat Satu per Satu).

Yang Maha Sadar di Alam Semesta berdiri kokoh di pusat ruangan, sementara masyarakat datang satu per satu menempati “Kursi Lotus” yang baru pertama kali dipakai.  Sekitar 1.600 orang berhimpun di Jiang Jing Tang Da Ting (Auditorium Pembabaran Sutra), lantai 4 Aula Jing Si pada hari Minggu pagi tanggal 9 September 2012 guna bersama-sama memanjatkan doa bagi keselamatan dunia.

 

Acara bertajuk “Doa Bersama Bulan Tujuh Lunar Penuh Berkah” ini diselenggarakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Aula Jingsi, Pantai Indah Kapuk, bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk berdoa bagi keselamatan dunia, sekaligus memberi masyarakat pengertian benar mengenai bulan tujuh lunar yang sering disalahpahami sebagai bulan setan. Dalam kesempatan ini, Tzu Chi menitikberatkan pada pesan Master Cheng Yen untuk menghargai semua makhluk dan bervegetarian agar dunia terhindar dari bencana.

Tepat pukul 10 pagi, Gatha Pembukaan (Lu Xiang Zan) membahana di ruangan, menandai mulainya acara doa bersama. Hadirin beranjali menyatukan hati, sementara barisan relawan komite dan Tzu Cheng berbaris, berjalan perlahan menuju ke altar untuk mempersembahkan pelita, buah, dan bunga  bagi Buddha. Setelah prosesi ini, hadirin diajak untuk menyaksikan video-video cuplikan ceramah Master Cheng Yen yang bertajuk “Maudgalyayana menyelamatkan Ibunda”, “Menghormati Kehidupan – Semua Makhluk adalah Setara”, dan sebagainya. Mengajak masyarakat untuk menyadari bahwa kita hendaknya menghargai semua makhluk dan menyayangi mereka dengan bervegetarian, serta menjalani bulan tujuh dengan penuh rasa syukur.

Dharma Melalui lagu
Seperti apa yang dikatakan oleh Master Cheng Yen, terdapat dua hal yang tidak dapat ditunda yaitu berbuat baik dan berbakti pada orang tua. Kata-kata Master ini begitu singkat dan jelas namun sangat sulit untuk dilakukan, terlebih di zaman yang segalanya sudah berbaur dengan kecanggihan teknologi. Pada sesi berikutnya, insan Tzu Chi ingin kembali mengingatkan pada seluruh hadirin tentang betapa pentingnya berbakti kepada orang tua melalui peragaan isyarat tangan lagu ‘Membalas Budi Orang Tua’.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi yang bertugas menyambut relawan lainnya dan tamu undangan yang hadir dalam acara Bulan 7 Penuh Berkah yang dilaksanakan di Aula Jing Si Lt. 4, PIK, Jakarta Utara (kiri).
  • Murid-murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng turut berpartisipasi dengan mempersembahkan isyarat tangan “Membalas Budi Orang Tua” (kanan).

Kurang lebih 30 murid yang berasal dari Sekolah Cinta Kasih telah bersiap di panggung saat lagu mulai diputar, gerakan demi gerakan begitu lincah dibawakan tanpa ada kesalahan. Beberapa menit berlalu, para hadirin memberikan tepukan tangan yang begitu meriah hingga membahana di seluruh ruangan. Pertunjukan telah berlalu, namun bagi para murid yang membawakan isyarat tangan ini ternyata menganggap isyarat tangan ini bukanlah sekedar lagu yang hanya akan berlalu apabila pertunjukkan telah usai.

Felicia Stephany misalnya, murid kelas 2 SMA Cinta Kasih Tzu Chi ini adalah satu diantara murid-murid lain yang ikut dalam pementasan isyarat tangan ‘Membalas Budi Orang Tua’ yang ditampilkan dalam acara Bulan Tujuh Penuh Berkah yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. Baginya, belajar dan mempraktikkan isyarat tangan sendiri bukanlah sesuatu yang baru karena ia dan teman-temannya telah lama mengenal isyarat tangan ini.

Membawakan isyarat tangan lagu ini merupakan suatu kebanggaan bagi Felicia, karena arti yang disiratkan dalam lagu begitu besar dan isi lagu ini merupakan suatu hal yang sangat ingin dia wujudkan dalam kehidupan nyata. “Dari lagu ini saya ingin sekali untuk membalas budi orang tua, walaupun saya belum bisa membalas budi pada orang tua. Tapi nanti saya pasti akan berusaha sebisa mungkin untuk membalas budi mereka,” ujar Felicia.

foto  foto

Keterangan :

  • Tepat pukul 10 pagi, Gatha Pembukaan (Lu Xiang Zan) membahana di ruangan, menandai mulainya acara doa bersama. Hadirin beranjali menyatukan hati, sementara barisan relawan komite dan Tzu Cheng berbaris, berjalan perlahan menuju ke altar untuk mempersembahkan pelita, buah, dan bunga bagi Buddha (kiri).
  • Sekitar 1.600 orang berhimpun di Jiang Jing Tang Da Ting (Auditorium Pembabaran Sutra), lantai 4 Aula Jing Si pada hari Minggu pagi tanggal 9 September 2012 guna bersama-sama memanjatkan doa bagi keselamatan dunia (kanan).

Bagi dirinya, sosok ibu dalam hidupnya adalah lebih dari pahlawan super yang banyak ditayangkan di tayangan televisi. “Bagi saya, mama itu pahlawan! Mama itu seperti sosok super hero, lebih dari super hero. Dan cuma mama, orang yang benar-benar rela berkorban,” tegasnya. “Saya sayang sama mama, saya benar-benar pengen berbakti dan membalas budi mama dengan cara apapun, saya akan membuat mama bangga karna saya,” ucapnya sambil menyeka air mata haru.

Dirinya juga menambahkan pesan pada teman-teman sebayanya untuk selalu mengingat jasa besar orang tua dan untuk membalas budi mereka. “Buat temen-temen, orang tua adalah segalanya, kita tidak boleh lupain orang tua. Mumpung masih ada waktu, kita harus bisa membalas budi oarng tua. Dengan cara apa pun itu, semua hal baik harus kita lakukan setiap saat,” pesannya.

Satu lagi penampilan isyarat tangan yang dibawakan oleh relawan dari gabungan 4 He Qi. Barisan relawan begitu khidmat dalam menyampaikan pesan yang ada dalam lagu ‘Bertobat Satu Per Satu’. Dengan gerakan yang begitu apik dan irama yang syahdu, lagu ini begitu menyentuh hati setiap hadirin yang datang.

Bersambung ke Bag. 2 

 

 
 

Artikel Terkait

Menulis Kisah Pasien Tzu Chi

Menulis Kisah Pasien Tzu Chi

27 Februari 2012 Disetiap penghujung akhir bulan, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan kegiatan gathering 3 In 1. Kali ini gathering yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2012 di Jing si Books and Café Pluit ini mengambil tema “Menulis Kisah Pasien Tzu Chi” dengan menghadirkan dua pembicara sekaligus.
Jalan Bodhisatwa di Hati Kami

Jalan Bodhisatwa di Hati Kami

07 Juli 2011
Tiba-tiba suara merdu dari Amelia Shijie sebagai MC acara memanggil kami untuk segera berbaris memasuki ruangan acara pada pukul 08.10 WIB. Sungguh beruntung, saya mendapat tempat duduk di depan baris ketiga sehingga bisa menyimak acara training dengan baik.
Say Yes To Donor Darah

Say Yes To Donor Darah

07 Maret 2011 Menyadari besarnya manfaat donor darah, komunitas relawan Tzu Chi He Qi Barat rutin mengadakan kegiatan donor darah setiap 3 bulan sekali, seperti pada Sabtu, tanggal 19 Februari 2011 lalu. Di ruang sekretariat He Qi Barat ini, dari sekitar 92 orang yang mendaftar terkumpul 72 kantong darah.
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -