Dengan bersimpuh, anak-anak membasuh kaki orang tua mereka dengan perlahan dan menyekanya.
Jangan menunda untuk melakukan kebajikan terutama berbakti kepada orang tua. Membasuh kaki orang tua merupakan salah satu bentuk bakti yang bisa dilakukan seorang anak. Relawan Tzu Chi di Xie Li Bogor mengadakan acara basuh kaki sebagai bagian dari rangkaian acara penuangan koin cinta kasih, di Lippo Plaza Ekalokasari, Minggu 8 Desember 2024.
Sebanyak 60 peserta terdiri dari anak dan orang tua mengikuti acara basuh kaki. Anak-anak duduk bersimpuh kepada orangtua Dipandu Lie Ay Ling, anak-anak mulai membasuh kaki orang tua lalu menyeka dengan handuk. Dengan membasuh kaki orang tua, seorang anak memuliakan derajat orang tua mereka.
Usai mambasuh kaki, anak-anak mempersembahkan teh hangat untuk orang tua mereka. Maknanya adalah anak dapat bersikap baik, penuh kasih dan hormat juga sabar terhadap orang tua. Sebagai ungkapan terima kasih, orang tua menerima tanda kasih berupa mangkuk berisi misoa dan permen, simbol dari sebuah harapan agar keluarga diberkahi kesehatan, umur panjang, kebahagiaan, dan kemakmuran.
Anak-anak menghargai dan mengasihi orang tua dengan sebuah pelukan dan ucapan terima kasih.
Peserta basuh kaki terdiri dari anak-anak yang diberikan bantuan biaya pendidikan oleh Tzu Chi, penerima bantuan Tzu Chi dan kalangan umum. Rasa haru dan tangis mengiringi prosesi basuh kaki ini. Kalimat demi kalimat yang disampaikan menciptakan rasa haru di hati para peserta dan para relawan.
Perasaan bersyukur, sedih bercampur bahagia dirasakan Ibu Zaenabun, orang tua dari Farhan yang merupakan salah satu penerima bantuan Tzu Chi. “Sedih karena saya tidak sempat membasuh kaki ibu dan bapak saya. Terus saya dibasuh kaki oleh Farhan, jadi terharu dan bahagia. Berharap Farhan bisa mencapai masa depan yang sempat tertunda karena penyakitnya.” Tutur Ibu Zaenabun.
Orang tua Farhan bersyukur dengan kondisi anaknya yang membaik setelah pengobatan. Mereka juga merasa terharu dan bahagia dapat mengikuti acara basuh kaki kali ini.
Farhan sendiri merasa bahagia dapat membasuh kaki orang tuanya. “Saat membasuh kaki, saya juga berdoa dan ingin kembali bekerja dan bisa membantu secara ekonomi untuk orang tua,” ungkap Farhan yang kondisinya membaik setelah menjalani pengobatan di bulan September 2024.
“Basuh kaki mengajarkan kita untuk menghargai dan menghormati orang tua. Cara membalas budi dengan membuat orang tua bangga, belajar untuk meraih prestasi tinggi, sayang kepada mereka. Kita harus memuliakan orang tua karena mereka sangat berjasa,” Ujar Ria Meyriana salah satu peserta yang kebetulan mendapatkan bantuan biaya pendidikan dari Tzu Chi.
Penampilan isyarat tangan lagu Shou Qian Shou (Bergandengan Tangan) dan Mu Qin De Shou (Tangan Ibu) yang dibawakan para relawan menambah syahdu acara basuh kaki ini. Syair lagu Shou Qian Shou berkisah tentang kebersamaan, kekeluargaan dan cinta kasih orang tua. Sementara makna dari lagu Tangan Ibu adalah tentang kasih sayang seorang ibu kepada anak tiada tandingannya di dunia ini. Ibu selalu memikirkan anak-anaknya siang malam meskipun mereka tidak bersamanya dan akan selalu menyayangi mereka dengan cara yang tidak akan pernah mereka mengerti.
“Terharu, di sini saya bisa menyampaikan rasa terima kasih kepada ibu saya. Yang kadang sering tidak terucap,” ungkap Defi, putri dari Dewi Sri, relawan Tzu Chi.
Masyarakat yang sudah memiliki celengan bambu dapat menuangkan koin cinta kasihnya di acara ini.
Melalui prosesi basuh kaki, anak-anak hendaknya menanamkan nilai kebajikan dalam diri mereka dan menumbuhkan rasa bakti, bersyukur, menghormati, cinta kasih dan berterima kasih kepada orang tua. Untuk selanjutnya diwujudkan dalam perilaku hidup sehari-hari.
Turut meramaikan suasana, acara kali ini diisi penampilan taiji dari group Bogor Ria, dan persembahan lagu cinta untuk mama yang dibawakan oleh Mitha dan Hedwig, juga pencak silat oleh Iqlima dan Tari Jaipong sumbangsih Humaira salah satu anak asuh bersama teman sanggar tari. Keseluruhan rangkaian acara pada hari itu berlangsung di Lantai 1 Lippo Plaza Ekalokasari Bogor sejak pukul 11.00 hingga 15.00 WIB.
Editor: Khusnul Khotimah