Jangan Takut Periksa Gigi

Jurnalis : Kartini (He Qi Utara), Fotografer : Yusniaty (He Qi Utara)

Dengan adanya pendampingan dari relawan, anak-anak merasa lebih nyaman dan berani untuk memeriksakan giginya.

Canda tawa sekumpulan anak terdengar di Aula Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Muara Angke pada hari Minggu 14 Juni 2015 pagi. Ditemani oleh sejumlah relawan, mereka bernyanyi bersama sambil menunggu antrian pendaftaran dan pemeriksaan gigi gratis yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Pentingnya kesehatan gigi pada anak melatarbelakangi diadakannya baksos kesehatan gigi anak dengan target anak berusia hingga 12 tahun. Meskipun baksos gigi anak merupakan yang pertama kalinya di rusun (rumah susun) ini, kegiatan dapat berjalan dengan lancar berkat dukungan 28 anggota tim medis bersama 60 orang relawan yang bersatu hati menangani 177 orang pasien anak.

Rina, salah satu pasien anak saat ditangani oleh dokter, tidak terlihat sedikitpun rasa tegang atau takut.

Setelah pemeriksaan gigi, drg.Linda Verniati memberikan penyuluhan kepada anak-anak dan orang tua bagaimana cara merawat gigi yang benar.

Bagi kebanyakan orang, pergi ke dokter gigi adalah hal yang sangat menakutkan. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun enggan mengunjungi dokter gigi karena membayangkan proses pencabutan yang menyakitkan, apalagi mendengar suara bor yang membuat ngilu. Namun hal ini tidak berlaku bagi Rina, gadis cilik berusia 3 tahun 6 bulan ini tampak sangat tenang. Tidak ada ketegangan dan ketakutan yang tampak di wajahnya ketika dokter melakukan proses penambalan pada giginya yang berlubang. Dengan rasa penasaran, saya pun berbincang dengan sang nenek, Nek Parmi yang dengan setia menemani cucunya. Ternyata, bagi Rina, menjaga kesehatan gigi merupakan hal yang sangat penting. Ia rajin membersihkan giginya tiga kali sehari, terutama seusai makan. Oleh karena itulah, ketika ada masalah dengan giginya, ia pun dengan tenang duduk di kursi pasien dan mengikuti semua yang dikatakan oleh dokter. Wijaya Leomanto Shixiong selaku koordinator baksos menerangkan bahwa rasa takut pada anak memang merupakan kendala terbesar, sehingga relawan harus menenangkan mereka dengan kasih sayang dan senyuman agar para anak memberanikan diri untuk menjalani pemeriksaan.

Menjaga Kesehatan Gigi Sejak Dini

Tidak banyak orang tua ataupun anak-anak yang mengetahui pentingnya menjaga kesehatan gigi seperti Rina. Usai melakukan pemeriksaan dan pengobatan gigi, para anak beserta orang tua mengikuti kegiatan penyuluhan. "Karena sebetulnya kita butuh gigi kita juga untuk bicara. Kalau giginya maju mundur, terus ngomongnya suka ga jelas juga karena giginya ga rapih," terang drg. Linda Verniati pada sesi penyuluhan. Ia menjelaskan bahwa jenis makanan snack modern seperti biskuit dan permen dapat dengan cepat merusak gigi dibandingkan dengan makanan tradisional seperti umbi-umbian. Pentingnya menyikat gigi juga sangat ditekankan, agar sisa makanan yang menempel pada gigi tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Dokter Linda menambahkan bahwa pengobatan terhadap masalah gigi jangan ditunda dan harus segera diobati. Dokter gigi yang masuk ke dalam barisan TIMA tersebut berinteraksi langsung dengan anak-anak untuk mengajarkan bagaimana cara menyikat gigi dengan benar. Usai penyuluhan, anak-anak berkesempatan untuk melakukan praktik langsung menyikat gigi didampingi oleh para dokter.

Dokter-dokter (baju putih) mendampingi dan menuntun anak-anak mempraktekkan cara menggosok gigi yang benar.

Selain baksos gigi dan penyuluhan, anak-anak juga bisa menuang celengannya yang sudah penuh.

Dokter Laksmi Widyastuti selaku koordinator tim medis menyampaikan bahwa tujuan dari pengobatan dan penyuluhan gigi anak bertujuan agar mereka dapat menjaga kesehatan giginya sehingga kesehatan gigi mereka akan lebih baik lagi.


Artikel Terkait

Jangan Takut Periksa Gigi

Jangan Takut Periksa Gigi

25 Juni 2015 Bagi Rina, gadis cilik berusia 3 tahun 6 bulan ini tampak sangat tenang. Tidak ada ketegangan dan ketakutan yang tampak di wajahnya ketika dokter melakukan proses penambalan pada giginya yang berlubang.
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -