Jatuhnya Pesawat Hercules C-130: Empati pada Keluarga Korban

Jurnalis : Nuraina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)

Relawan Tzu Chi menemani keluarga korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Rumah Sakit Adam Malik, Medan.

Pesawat Hercules C-130 yang membawa ratusan penumpang dan 12 awak pesawat, jatuh dan menimpa rumah penduduk di Jalan Jamin Ginting pada pukul 12.08 WIB, dimana pesawat baru lepas landas 2 menit dari pangkalan TNI Angkatan Udara Suwondo Medan Sumatera Utara.

Mendengar adanya tragedi jatuhnya pesawat, sebanyak 28 orang relawan Tzu Chi Medan dengan membawa sejuta cinta kasih yang mendalam mendatangi Rumah Sakit Adam Malik, tempat semua korban dievakuasikan. Di sana relawan Tzu Chi memberikan dukungan kepada keluarga korban agar bisa tabah menerima semua kehendak Tuhan dan dengan iklas merelakan kepergian anggota keluarganya.

Sebanyak 28 orang relawan Tzu Chi Medan dengan membawa sejuta cinta kasih yang mendalam mendatangi Rumah Sakit Adam Malik.

Menguatkan Keluarga Korban

Bapak Sumarno (75) dengan wajah pasrah menceritakan kepada relawan Tzu Chi Medan bahwa Warsito (42), anak kedelapannya menjadi salah satu korban. Warsito merupakan seorang anggota TNI Angkatan Udara yang akan dipindah tugaskan ke Natuna dan ikut dalam penerbangan Hercules. Sehari sebelumnya Warsito masih sempat mengantar kedua anak beserta isterinya ke rumah orang tuanya di Sei Silau Kisaran. Sumarno dengan tabah dan pasrah mengatakan bahwa dirinya sudah ikhlas akan kehendak Tuhan. “Karena kehendak Allah dan karena memang sudah waktunya pergi maka silahkan pergi dan kalau memang sudah waktunya di panggil maka silahkan saja. Saya iklhas,” tuturnya

Ima Anggriani (19) yang berencana melanjutkan pendidikan ke salah satu universitas di Medan juga menjadi salah satu korban. Ia turut serta dalam penerbangan Hercules karena ingin pulang ke rumah keluarganya di Natuna. Kakak korban yang mendengar informasi tersebut langsung mendatangi rumah sakit. Sedangkan ibunya langsung berangkat dari Natuna ke Medan dengan menggunakan kapal laut.

Relawan memberikan penenangan pada keluarga korban untuk tabah dan perlahan menerima bencana yang menimpa keluarga.

Satu keluarga dari kota Aeknopan, Labuhan batu, Sumatera Utara juga menjadi korban jatuhnya pesawat. Bapak Sahut Jariman dengan 4 orang saudaranya menuju ke Natuna dengan tujuan mengunjungi anak dari salah satu saudaranya yang bertempat tinggal di Natuna. Berita tentang jatuhnya pesawat diterima anak perempuannya yang sedang mengikuti acara doa bersama di gereja. Anak-anaknya sebagian bekerja di Medan dan sebagian lagi kuliah. Mendapat kabar jatuhnya pesawat, mereka mendatangi rumah sakit Adam Malik dan belum bisa menerima bencana ini. Ana, salah satu anaknya menangis hingga pingsan. Relawan dengan cepat membantu kompres dan mengoleskan minyak angin ke dahi dan telapak kakinya sehingga Ana merasa lebih baik.

Selain memberi perhatian kepada keluarga korban, relawan Tzu Chi juga memberikan air minum dan roti kepada keluarga korban dan para staff rumah sakit. Hingga pukul 23.00 WIB telah terevakuasi sebanyak 91 korban dan yang teridentifikasi sebanyak 22 orang. Pukul 01.00 dini hari, semua relawan baru meninggalkan rumah sakit Adam Malik. Semoga semua anggota keluarga korban  jatuhnya pesawat, tabah dan merelakan kepergian anggota keluarganya.

Selain memberi perhatian kepada keluarga korban, relawan Tzu Chi juga memberikan air minum dan roti kepada keluarga korban dan para staff rumah sakit.


Artikel Terkait

Jatuhnya Pesawat Hercules C-130: Empati pada Keluarga Korban

Jatuhnya Pesawat Hercules C-130: Empati pada Keluarga Korban

02 Juli 2015 Relawan Tzu Chi Medan dengan membawa sejuta cinta kasih yang mendalam mendatangi Rumah Sakit Adam Malik, tempat semua korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 dievakuasikan. Di sana relawan Tzu Chi memberikan dukungan kepada keluarga korban agar bisa tabah menerima semua kehendak Tuhan dengan iklas.
Jatuhnya Pesawat Hercules C-130: Menanti Kepulangan Keluarga

Jatuhnya Pesawat Hercules C-130: Menanti Kepulangan Keluarga

02 Juli 2015 Dalam peristiwa ini, doa terus dipanjatkan. Ungkapan bela sungkawa dan usaha untuk saling menguatkan dalam menerima peristiwa dengan tabah dan ikhlas juga diberikan oleh relawan.Relawan juga membagikan 1.000 nasi bungkus kepada keluarga dan seluruh tim yang telah bekerja keras dalam membantu lancarnya proses identivikasi.
Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -